BUMP TO BIRTH

10 Makanan yang Sebaiknya Tidak Anda Konsumsi Selama Kehamilan



Selama masa kehamilan, sangatlah penting untuk memperhatikan asupan makanan yang bergizi agar janin dalam kandungan selalu sehat dan bisa berkembang baik hingga persalinan.

Ada banyak makanan bergizi dan aman yang perlu Anda konsumsi selama kehamilan. Namun, beberapa makanan berikut ini justru berbahaya bila dikonsumsi ibu hamil. Apa saja? Agar tetap aman, hindari konsumsi makanan-makanan ini saat hamil ya, Moms!

Baca juga: 9 Makanan yang Sering Bikin Ibu Hamil Ngidam

1. Telur mentah

Telur mentah bisa terkontaminasi bakteri Salmonella. Gejala infeksi Salmonella termasuk demam, mual, muntah, diare, dan kram perut. Dalam kasus kecil, infeksi Salmonella dapat menyebabkan kram rahim yang bisa menyebabkan kelahiran prematur dan stillbirth.

Agar tetap aman, pastikan selalu memasak telur hingga matang atau menggunakan telur yang sudah dipasteurisasi guna menghindari terkontaminasi bakteri Salmonella ya, Moms..

2. Ikan bermerkuri tinggi

Merkuri merupakan zat yang sangat beracun, terlebih saat dikonsumsi dalam jumlah tinggi. Merkuri yang dikonsumsi selama kehamilan bisa menyebabkan keterlambatan perkembangan dan kerusakan otak janin. Zat ini juga bisa menjadi racun bagi sistem saraf, sistem kekebalan, dan ginjal Anda.

Beberapa ikan bermerkuri tinggi yang harus Anda hindari selama kehamilan, antara lain: ikan hiu, swordfish, ikan king makerel, ikan tuna (terutama tuna mata besar), ikan marlin, dan tilefish.

Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak semua ikan mengandung merkuri tinggi–hanya beberapa jenis tertentu seperti yang disebutkan sebelumnya. Menurut Food and Drug Administration, Anda boleh mengonsumsi ikan rendah merkuri, 1-3 kali dalam seminggu, selama kehamilan.

Beberapa ikan bermerkuri rendah, antara lain: teri, kod, salmon, nila, trout, dan haddock. Salmon dan teri bahkan mengandung asam lemak omega-3 tinggi yang penting untuk perkembangan janin Anda.

3. Ikan setengah matang atau mentah

Mengonsumsi ikan setengah matang atau mentah, misalnya yang terdapat pada hidangan sushi, dapat menyebabkan beberapa infeksi yang bisa memengaruhi Anda dan bayi dalam kandungan, seperti dehidrasi, tubuh terasa lemas dan lemah, dan konsekuensi serius, bahkan fatal.

Beberapa jenis virus, bakteri, atau parasit yang bisa Anda temukan di ikan mentah, antara lain Norovirus, Vibrio, Salmonella, dan Listeria. Dikutip dari laman Healthline, menurut Center for Disease Control and Prevention, wanita hamil 10 kali lebih mungkin terinfeksi Listeria dibandingkan dengan wanita tidak hamil dan orang secara umum.

Bakteri Listeria dapat ditularkan ke janin di dalam kandungan melalui plasenta. Ini bisa menyebabkan kelahiran prematur, keguguran, stillbirth, dan masalah kesehatan serius lainnya. Sangat disarankan untuk menghindari konsumsi ikan setengah matang atau mentah selama kehamilan. Namun, jangan khawatir, Anda bisa kembali menikmatinya setelah bayi lahir.

4. Daging setengah matang atau mentah

Tak hanya pada ikan setengah matang atau mentah saja, mengonsumsi daging setengah matang atau mentah juga bisa meningkatkan risiko infeksi dari beberapa bakteri atau parasit, termasuk Toksoplasma, Eescherichia coli, Listeria, dan Salmonella.

Beberapa jenis bakteri atau parasit ini bisa mengancam kesehatan dan keselamatan bayi Anda, bisa menyebabkan stillbirth dan penyakit neurologis yang parah, termasuk cacat intelektual, kebutaan, dan epilepsi.

5. Daging organ atau jeroan

Pada dasarnya, daging organ atau biasa disebut jeroan merupakan sumber berbagai nutrisi. Ini termasuk zat besi, vitamin A, vitamin B12, zinc, selenium, dan tembaga, yang semuanya baik untuk Anda dan janin.

Namun, mengonsumsi terlalu banyak vitamin A preformed (vitamin A berbasis hewani) tidak dianjurkan selama kehamilan, karena terlalu banyak mengonsumsi vitamin A preformed, terlebih pada trimester pertama kehamilan, bisa menyebabkan malformasi kongenital dan keguguran. Jika Anda ingin sekali atau mengidam makan jeroan, batasi hanya beberapa ons saja dalam seminggu.

6. Makanan yang tidak dicuci

Permukaan sayur dan buah yang tidak dicuci dengan bersih bisa terkontaminasi dengan berbagai bakteri dan parasit. Ini termasuk Toksoplasma, Escherichia coli, Salmonella, dan Listeria. Bayi yang terinfeksi Toksoplasma bisa mengalami kerusakan mata atau otak yang serius saat lahir.

Oleh karena itu, untuk menghindari risiko terinfeksi selama kehamilan, Anda sangat dianjurkan untuk mencuci makanan dengan bersih atau mengupas kulitnya sebelum dimakan.

7. Keju, susu, dan jus buah yang tidak dipasteurisasi

Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Canadian Family Physician, susu mentah dan keju yang tidak dipasteurisasi bisa terkontaminasi berbagai bakteri berbahaya, termasuk Listeria, Salmonella, Escherichia coli, dan Campylobacter. Ini juga berlaku untuk jus buah yang tidak dipasteurisasi, yang rentan terkontaminasi berbagai bakteri. Infeksi ini semuanya bisa memiliki konsekuensi yang mengancam kesehatan dan keselamatan janin di dalam kandungan.

8. Junk food

Seperti yang Anda ketahui, makanan cepat saji (junk food) umumnya mengandung kalori, gula, lemak tambahan yang tinggi, serta rendah nutrisi. Ini bisa menyebabkan penambahan berat badan berlebih yang dikaitkan dengan banyak komplikasi dan masalah kesehatan serius lainnya, termasuk peningkatan risiko diabetes gestasional serta komplikasi kehamilan atau kelahiran.

9. Kafein

Bumil disarankan untuk membatasi asupan kafein hingga kurang dari 200 miligram per hari, menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG). Kafein bisa diserap dengan cepat dan mudah masuk ke dalam plasenta, yang bisa memengaruhi pertumbuhan janin dan meningkatkan risiko berat badan lahir rendah saat melahirkan.

Perlu diketahui, berat badan lahir rendah (kurang dari 2,5 kg) dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian bayi dan risiko penyakit kronis lebih tinggi saat dewasa.

10. Alkohol

Selama kehamilan, Anda sangat disarankan untuk menghindari minum alkohol. Bukan tanpa alasan, minum alkohol saat hamil bisa meningkatkan risiko keguguran dan stillbirth. Bahkan, ini juga bisa berdampak negatif pada perkembangan otak bayi Anda dan menyebabkan sindrom alkohol janin (fetal alcohol syndrome), yang bisa menimbulkan kelainan bentuk wajah, cacat jantung, dan cacat intelektual. (Fariza Rahmadinna/SW/Foto: Senivpetro/Freepik)