Selama Si Kecil belum lancar berbicara, Moms harus ekstra perhatian dengan segala perubahan pada kesehatan bayi Anda. Perubahan-perubahan tersebut bisa Moms jadikan indikator kesehatan, seperti perubahan suhu tubuh, selera makan, hingga perubahan pada BAB atau feses bayi.
Salah satu perubahan feses yang mungkin terjadi dan membuat Moms khawatir adalah feses bayi berlendir. Apa saja penyebab feses berlendir? Apakah berbahaya? Bagaimana mengatasinya? Untuk menjawabnya, simak penjelasan di bawah ini, Moms!
Baca juga: Kenali Arti dari Warna dan Tekstur Feses Bayi
Apakah berbahaya?
Berita baiknya, Healthline menuliskan bahwa feses atau BAB berlendir pada bayi tidak selalu mengkhawatirkan. Usus di saluran pencernaan memang menghasilkan lendir alami untuk mempermudah proses pengeluaran feses, maka normal dan tidak berbahaya jika feses bayi sedikit berlendir. Namun, jika kasus BAB bayi berlendir ini terjadi terus-menerus, lendir yang keluar cukup banyak, dan muncul keluhan kesehatan lainnya, maka tentu saja Moms harus ekstra waspada.
Bagaimana jika lendir yang keluar cukup banyak, namun hanya berulang di beberapa hari kemudian? Menurut Medical News Today, kondisi seperti ini tetap harus diwaspadai Moms, karena bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan pada Si Kecil.
Penyebab BAB bayi berlendir
Walau normal jika sesekali BAB bayi sedikit berlendir, intensitas dan banyaknya lendir yang keluar tetap harus diperhatikan. Melansir Healthline dan Medical News Today, BAB berlendir pada bayi bisa dipicu oleh beberapa gangguan kesehatan, seperti:
1. Flu perut atau muntaber
Dalam istilah medis, gangguan ini disebut dengan gastroenteritis, suatu masalah peradangan pada dinding saluran pencernaan (khususnya lambung dan usus) karena infeksi virus atau bakteri. Penularan gastroenteritis sangat mudah dan gejalanya sangat khas, yaitu diare dan muntah. Masalah kesehatan ini menyebabkan feses bayi lebih berlendir dibanding biasanya dan kondisi ini bisa terjadi selama beberapa hari. Pada kasus yang lebih berat, feses bayi mungkin berwarna kehijauan, keluar darah, dan lendir yang keluar lebih banyak.
2. Alergi makanan
Seperti yang Moms ketahui, alergi makanan tentu bisa menyebabkan inflamasi atau peradangan. Kondisi ini bisa meningkatkan keluarnya lendir saat bayi BAB. Moms mungkin akan lebih panik melihat banyaknya lendir yang keluar, terlebih ini lebih sering terjadi pada beberapa bulan pertama kehidupan Si Kecil.
Jika Moms bertanya kenapa bayi baru lahir (yang hanya minum ASI) sudah bisa alergi makanan? Tentu bisa, karena bisa jadi alergen tersebut terpapar melalui makanan yang Anda konsumsi, mengontaminasi ASI, dan masuk ke tubuh bayi. Gejala lain yang mungkin muncul dari alergi makanan adalah bayi jadi lebih rewel, muntal, dan BAB disertai darah.
3. Tumbuh gigi
Siapa bilang tanda bayi tumbuh gigi hanya rewel? BAB berlendir juga bisa menjadi tanda Si Kecil mulai tumbuh gigi lho, Moms. Ini terjadi karena saat tumbuh gigi, maka liur yang dihasilkan mulut bayi juga lebih banyak dan akhirnya tertelan. Kondisi liur berlebih seperti pada bayi tumbuh gigi ini juga ternyata bisa mengiritasi saluran pencernaan Si Kecil, yang kemudian menyebabkan BAB bayi menjadi berlendir.
4. Kista fibroid
Ini adalah penyakit keturunan yang menyebabkan lendir-lendir di dalam tubuh menjadi lebih banyak, kental, dan lengket. Lendir yang dihasilkan umumnya memiliki bau yang lebih menyengat juga, Moms. Ini masalah yang cukup serius karena dapat memengaruhi berat badan Si Kecil.
Kista fibroid juga bisa menyebabkan kelebihan lendir di organ-organ yang masih berkembang, khususnya paru, pankres, liver, dan saluran cerna. Untuk mengatasinya, biasanya dokter akan memberikan perawatan berupa terapi enzim spesifik.
5. Menyusu terlalu cepat
Tekstur feses bayi yang berubah menjadi lebih berlendir juga bisa disebabkan oleh terlalu cepatnya mengganti payudara yang dipakai untuk menyusui lho, Moms. Bayi yang diberi ASI memang memiliki feses yang lebih berlendir, namun feses bayi yang mendapatkan lebih banyak foremilk dibanding hindmilk bisa lebih berlendir lagi.
Foremilk adalah susu yang lebih encer dan manis yang didapat di awal pemberian ASI, sedangkan hindmilk adalah susu yang didapat di akhir pemberian ASI. Untuk itu, cobalah memberikan ASI lebih lama pada satu payudara, baru kemudian pindah payudara jika sudah cukup lama menyusui Si Kecil.
6. Intususepsi
Ini adalah kondisi di mana usus bayi saling bergesekan. Tentu saja ini masalah serius dan darurat, karena bisa menyebabkan darah tidak mengalir ke area usus dan feses tidak bisa keluar. Akibatnya, bayi akan mengeluarkan lendir yang telah dikeluarkan dari bawah area yang sudah buntu. Kondisi ini membuat feses terlihat seperti jeli berwarna merah gelap.
7. Steatorrhea
Feses terdiri dari bakteri, lemak, serat, lendir, protein, garam, dan berbagai limbah tubuh lainnya. Nah, ketika tubuh bayi mengeluarkan lebih banyak lemak berlendir dalam feses, maka kondisi ini disebut dengan steatorrhea. Ini merupakan indikasi dari masalah hati, pankres, dan masalah penyerapan (seperti celiac disease dan kista fibroid). Semoga semua kondisi ini tidak terjadi pada Si Kecil ya, Moms. (M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Foto: Jul14ka/Freepik)