Anak-anak kerap kali mengalami gangguan kesehatan terkait amandel, termasuk di antaranya pembesaran amandel. Selain memang amandel anak akan membesar sebagai bagian dari masa pertumbuhannya, tetapi infeksi virus dan bakteri juga bisa membuat amandel anak Anda meradang dan bengkak seperti tampak membesar.
Amandel sendiri merupakan jaringan berpasangan yang terletak di bagian belakang tenggorokan dan menjadi bagian dari sistem kekebalan tubuh. Fungsinya adalah untuk membantu mengidentifikasi dan melawan infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri.
Gejala amandel anak membesar
Biasanya, amandel membesar yang dialami seorang anak hanya menimbulkan sedikit gejala. Gejala yang paling umum dari amandel yang membesar meliputi mendengkur saat tidur, loud breathing, mudah mengantuk di siang hari, dan kesulitan menelan. Jika anak Anda mengalami pembesaran amandel karena infeksi, gejalanya mungkin juga termasuk demam, sakit tenggorokan, dan batuk.
Menurut American Academy Pediatrics, amandel membesar dapat menyebabkan atau berkontribusi pada kondisi kesehatan lainnya, antara lain:
1. Pernapasan terganggu. Amandel yang membesar dapat mengganggu pernapasan Si Kecil saat tidur.
2. Masalah kesehatan gigi dan mulut. Anak dengan amandel yang membesar juga bisa mengembangkan masalah kesehatan gigi dan mulut, seperti penyakit periodontal, halitosis (bau mulut), dan kerusakan gigi.
3. Masalah tidur. Pembesaran amandel dapat menyebabkan masalah tidur pada anak, termasuk sering terbangun di malam hari. Tidur yang terganggu (ditambah dengan pernapasan terganggu) membuat anak tidak bisa mendapatkan kualitas tidur yang baik dan dapat mengganggu pelepasan hormon pertumbuhan yang bisa memengaruhi pertumbuhan anak selama ia tidur. Gangguan ini juga bisa menyebabkan sleep apnea dan mendengkur. Jika tidak diobati, keduanya dapat berdampak signifikan pada kesehatan anak.
4. Gangguan jantung dan paru. Berdasarkan studi tahun 2014 dalam jurnal Pediatric Cardiology, anak-anak yang mengalami pembesaran amandel juga dapat mengalami komplikasi jantung dan paru-paru. Jantung dan paru-paru berusaha untuk mengompensasi efek dari amandel yang membesar. Dalam jangka panjang, dapat terjadi perubahan struktur dan fungsi jantung dan paru-paru.
Baca juga: 4 Jenis Masalah Amandel yang Sering Menyerang Balita
Mendiagnosis pembesaran amandel pada anak
Amandel yang membesar dapat didiagnosis dengan pemeriksaan fisik. Dokter THT akan memeriksa kondisi amandel secara langsung dengan meminta anak membuka mulutnya lebar-lebar. Tes tambahan yang mungkin juga diperlukan adalah oksimetri nadi, tes fungsi paru, dan pengujian gas darah arteri. Tes-tes ini dilakukan untuk menilai tingkat oksigen dan kemampuan bernapas Si Kecil.
Anak Anda mungkin juga memerlukan pemeriksaan gigi secara menyeluruh. Dalam beberapa kasus, studi tidur (polisomnogram) juga dilakukan untuk menentukan seberapa parah masalah tidur yang mungkin dialami Si Kecil.
Jika anak mengalami pembesaran amandel
Apabila Anda memiliki kekhawatiran tentang pembesaran amandel pada anak, konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan.Pengobatan yang diberikan akan bergantung pada penyebab pembesaran amandel yang dialami anak Anda, yakni:
1. Peradangan dan pembengkakan amandel akibat alergi biasanya cukup diatasi dengan mengonsumsi obat-obatan untuk mengurangi reaksi alergi.
2. Peradangan dan pembengkakan amandel yang disebabkan oleh infeksi virus biasanya membutuhkan obat-obatan penurun demam dan minum banyak cairan, sedangkan yang disebabkan oleh infeksi bakteri umumnya memerlukan antibiotik.
3. Dalam beberapa kasus yang lebih serius, operasi tonsilektomi mungkin diperlukan, terutama jika ukuran amandel anak Anda sangat besar sehingga bisa menghalangi jalan napas dan membuatnya jadi sulit bernapas, pembesaran amandel terinfeksi akibat kuman streptokokus, atau timbul gangguan napas saat tidur yang disebut OSAS (Obstructive Sleep Apnea Syndrome).
Selain menjalani pengobatan yang diberikan oleh penyedia layanan kesehatan, Anda juga perlu memastikan anak minum lebih banyak cairan, memperbanyak istirahat, mengurangi bicara atau tertawa terlalu keras, dan menghindari minuman dingin. Jika Si Kecil mengalami kesulitan menelan makanannya (sakit saat menelan), berikan ia makanan yang lunak dan berkuah seperti bubur dan sup. (M&B/Fariza Rahmadinna/SW/Foto: Gpointstudio/Freepik)