BUMP TO BIRTH

Busui Wajib Tahu! Yuk, Kenali 5 Tanda Bayi Kurang ASI



No debate! ASI memang satu-satunya sumber nutrisi yang diperlukan bayi usia 0-6 bulan. Setiap ibu pasti berusaha memberikan ASI untuk buah hatinya. Namun, ada kalanya produksi ASI menurun atau mungkin tidak langsung keluar saat baru melahirkan. Hal ini membuat Anda khawatir apakah ASI yang diberikan sudah cukup atau mungkin bayinya kurang ASI?

Bagi Moms yang memberikan ASI atau susu dengan botol, mengukur kecukupan ASI mungkin lebih mudah karena bisa dilihat dari takaran mililiter di botol. Namun bagi Moms yang menyusui langsung (direct breastfeeding), memastikan bayi tidak kurang ASI mungkin lebih sulit. Agar busui tidak selalu khawatir dengan kecukupan ASI, yuk kenali tanda bayi kurang ASI!

Baca juga: Ini Ciri-ciri ASI yang Bagus dan Berkualitas, Pastikan Bayi Mendapatkannya Setiap Hari

1. Jarang buang air kecil

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), salah satu tanda normal bayi mendapatkan cukup ASI adalah buang air kecil 1-2 kali per hari dalam 12-24 jam pertama kehidupan. Frekuensi buang air kecil ini akan meningkat dalam beberapa hari menjadi 6-8 kali per hari setelah Si Kecil berusia 5 hari.

Nah, jika frekuensi buang air kecil bayi Anda kurang dari tanda normal di atas, maka bisa jadi bayi Anda kurang ASI. Menurut IDAI, salah satu tanda bahaya yang harus diwaspadai adalah jika bayi buang air kecil kurang dari 6 kali dalam sehari setelah hari ke-5.

2. Warna urine pekat

Walau masih ASI eksklusif, warna urine bayi juga bisa berubah-ubah lho, Moms. Menurut IDAI, bayi cukup ASI ditandai dengan urine yang sangat pekat dalam beberapa hari pertama. Dalam urine bayi mungkin terlihat endapan seperti bata merah yang merupakan kristal asam urat (brick dust). Jangan panik dulu jika urine newborn Anda seperti ini ya, Moms.

Nah, jika urine bayi pada popok masih berwarna merah bata setelah hari ke-5, maka Moms perlu waspada karena ini bisa jadi tanda bahaya bayi kurang ASI. Warna urine bayi yang kurang ASI juga mungkin akan berwarna kuning tua seperti jus apel. Jangan sepelekan warna urine bayi Anda!

3. Berat badan turun atau sulit naik

Dalam beberapa hari pertama kehidupan, sangat normal jika berat badan bayi yang disusui langsung turun. Penurunan berat badan ini bisa sekitar 10 persen dari berat lahirnya. Namun ini bukan merupakan tanda bayi kurang ASI, Moms.

Mengutip tulisan Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K) di IDAI, “Ketika lahir, berat badan bayi mengandung banyak cairan tubuh yang akan hilang dalam beberapa hari. Sebagian besar bayi kehilangan 1/10 dari berat badannya selama lima hari pertama dan berat badan akan naik kembali dalam lima hari berikutnya. Pada hari kesepuluh, berat badan biasanya akan kembali ke berat lahir.”

Jika penurunan berat badan terus terjadi atau tidak sesuai dengan kurva pertumbuhan dari IDAI, maka Moms perlu berkonsultasi lagi dengan dokter karena ini bisa jadi tanda bayi kurang ASI. IDAI menegaskan bahwa bayi perlu mendapat evaluasi yang baik jika berat badan belum kembali ke berat lahir pada hari ke 7-10.

4. Bayi rewel

Cara termudah untuk menilai bayi cukup atau kurang ASI adalah dengan melihat sikapnya. Umumnya, bayi kurang ASI akan rewel, tidak ceria, atau bahkan kurang aktif dibandingkan hari-hari biasanya. Bayi yang cukup ASI akan terlihat tenang dan nyaman. Setelah disusui, Si Kecil akan terlihat kenyang, tidak rewel, dan bahkan bisa langsung tertidur pulas.

5. Kulit kering

Sama seperti orang dewasa yang mengalami dehidrasi, tanda bayi yang kurang ASI juga bisa terlihat dari kulitnya. Umumnya, kulit bayi kurang ASI terlihat kering, tidak halus, dan mungkin mudah mengalami iritasi. Tak hanya kulit, area sekitar mulut dan mata bayi juga bisa terlihat lebih kering dibandingkan biasanya. Ini mungkin karena tubuhnya kekurangan cairan, sehingga sulit mengeluarkan cairan tubuh.

Tips sukses ASI ekslusif

Agar bayi tidak kurang ASI dan sukses mendapatkan ASI ekslusif, IDAI menyarankan ibu menyusui untuk melakukan langkah-langkah mudah berikut ini:

  • Menyusu on demand atau sesuka bayi. Moms juga bisa membangunkan bayi yang tertidur setiap 2 jam sekali untuk menyusu.
  • Menyusu sesering mungkin atau setidaknya 8 hingga 12 kali per hari.
  • Sebelum usia 6 bulan, jangan berikan makanan atau minuman lain selain ASI ya, Moms. Kecuali ada kondisi medis tertentu yang membuat Moms dilarang atau tidak bisa memberikan ASI.
  • Hindari pemberian empeng agar bayi tidak mengalami bingung puting.
  • Sejak bayi belum lahir, pelajari teknik menyusui dengan benar. Ajak Dads untuk belajar ilmu laktasi juga ya, Moms.
  • Jika penurunan berat badan bayi terlalu banyak dan masih sulit menyusu, coba perah ASI dan berikan sesering mungkin. Selalu semangat mengASIhi, Moms!

(M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Foto: Jcomp/Freepik)