Perceraian adalah mimpi buruk bagi setiap pasangan dan hal yang tidak pernah diharapkan terjadi dalam pernikahan. Namun, ada kalanya ujian dan badai bisa menghampiri rumah tangga sehingga mengakibatkan hubungan merenggang sampai akhirnya pasangan yang telah menikah memilih untuk berpisah.
Tentunya perceraian menjadi hal yang menyakitkan, tak terkecuali bagi anak yang orang tuanya berpisah. Apalagi jika orang tua yang bercerai tidak bisa mempertahankan hubungan baik mereka demi anak, yang pada akhirnya ini bisa berpengaruh kepada pengasuhan Si Kecil. Padahal, pengasuhan bersama yang sehat harus diusahakan demi kesejahteraan anak.
Bukan hal yang tak mungkin terjadi, pengasuhan bersama yang sehat meski orang tua telah bercerai bisa diwujudkan dengan menjalani co-parenting. Apa sih co-parenting itu? Bagaimana kiat sukses melakukannya? Simak penjelasan berikut ini, Moms!
Apa itu co-parenting?
Melansir laman Medical News Today, co-parenting biasanya mengacu kepada kedua orang tua yang berbagi tanggung jawab untuk anak mereka setelah perceraian. Saat menjalani co-parenting, orang tua yang berpisah harus memiliki kesepakatan untuk memutuskan hal-hal apa saja yang harus dilakukan demi kesejahteraan anak, pengaturan tempat tinggal, pendidikan, dan kegiatan.
Apa manfaat co-parenting?
Dengan mempraktikkan co-parenting, orang tua dapat meminimalkan efek perpisahan pada anak, karena berdasarkan sebuah studi, diketahui bahwa anak dapat mengembangkan berbagai gejala psikologis, fisik, dan perilaku saat terkena konflik orang tua.
Misalnya, ketika orang tua bentrok, anak mungkin akan menyalahkan dirinya sendiri dan mengalami perubahan emosi, perilaku umum, atau perilaku di sekolah. Selain itu, orang tua yang bentrok mungkin lebih banyak berkonflik dengan anak mereka, yang bisa memengaruhi hubungan orang tua dan anak. Nah, menjalani co-parenting dapat membantu menghindari munculnya masalah tersebut.
Selain itu, co-parenting juga bermanfaat agar anak mengetahui bahwa kedua orang tuanya memprioritaskannya dan ingin menghabiskan waktu bersamanya. Selain itu, anak akan mendapatkan rasa aman dan nyaman yang sangat ia butuhkan ketika ia memiliki rutinitas atau seperangkat aturan yang konsisten untuk dipatuhi.
Bagaimana caranya menjalani co-parenting?
Menjalani co-parenting yang efektif memberikan banyak manfaat untuk anak. Sebuah studi yang diterbitkan di Interdisciplinary Journal of Applied Family Science menyebutkan bahwa anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua yang kooperatif memiliki lebih sedikit masalah perilaku. Lalu bagaimana mewujudkan co-parenting yang efektif? Ini caranya.
1. Lupakan masa lalu
Apa pun yang pernah terjadi dalam hubungan Anda dan pasangan di masa lalu, ingatlah, itu adalah masa lalu. Jangan saling menjatuhkan atau menghina satu sama lain. Anda bisa melampiaskan rasa frustrasi Anda akan perpisahan kepada teman, keluarga, atau terapis, tetapi jangan pernah melampiaskan kekesalan Anda terhadap mantan pasangan kepada anak.
2. Jalin komunikasi yang baik
Moms dan Dads harus dapat mendiskusikan hal-hal tentang anak Anda secara terbuka, tanpa memedulikan masalah pribadi atau masa lalu. Ketika Anda berdua berkomunikasi secara efektif, menyelesaikan konflik tantunya akan jadi lebih mudah bagi semua pihak.
Ingat, komunikasi adalah kunci dalam menjalani co-parenting. Moms dan Dads harus melakukan segala upaya untuk mendengarkan satu sama lain dan berbicara tentang anak Anda, bahkan jika situasinya membuat stres, Anda berdua harus memastikan bahwa Anda berbicara dengan cara yang tidak menyalahkan, mengeluh, dan menyindir.
3. Berkompromi
Orang tua harus mencoba untuk terbuka terhadap kekhawatiran atau ide satu sama lain mengenai hal-hal tentang anak. Fleksibilitas juga sangat berharga di kedua sisi.
4. Sepakat membuat aturan dan rutinitas untuk anak
Meski sulit membuat keputusan bersama, Moms dan Dads harus mengembangkan seperangkat aturan dan rutinitas bersama untuk dipatuhi anak, tidak peduli di rumah mana mereka berada. Ketika Anda berdua menyetujui aturan ini, anak harus mematuhinya dan tidak berusaha untuk melemahkan salah satu orang tuanya.
5. Saling mendukung
Bekerja sama dan saling mendukung menjadi hal penting saat melakukan co-parenting. Ketika Anda melihat mantan pasangan Anda melakukan sesuatu yang Anda sukai, berikan ia pujian. Pujian yang positif ini menjadi bahan utama untuk menjalani co-parenting yang positif.
Pastikan pula Anda berdua mengikuti aturan yang telah disepakati bersama. Misalnya, jika Anda berdua menyetujui kapan waktunya Si Kecil harus belajar atau berapa lama ia boleh bermain dengan gadget-nya saat anak bersama mantan pasangan, maka patuhi juga aturan yang sama saat anak sedang bersama Anda.
Menerapkan co-parenting memang bukan sesuatu yang mudah, tetapi menjaga komunikasi yang baik dan membuat perencanaan pengasuhan yang jelas dengan mantan pasangan bisa mempermudah Anda berdua dalam memberikan yang terbaik untuk anak meskipun Anda dan pasangan telah berpisah. (M&B/Vonda Nabilla/SW/Foto: Lifestylememory/Freepik)