FAMILY & LIFESTYLE

Hati-hati, Ini 3 Penyakit yang Paling Sering Diderita Akibat Pencemaran Udara



Udara merupakan salah satu elemen yang sangat penting untuk menunjang kehidupan kita di dunia. Jadi, bisa dibayangkan, kualitas udara yang buruk sudah pasti akan berdampak terhadap kualitas kehidupan kita.

Kualitas udara yang memburuk disebabkan oleh udara yang tercemar. Pencemaran udara sendiri adalah penurunan kualitas udara karena adanya unsur-unsur berbahaya ke dalam udara atau atmosfer bumi. Penyebab pencemaran udara adalah aktivitas manusia, misalnya dari polusi asap kendaraan bermotor, limbah pabrik dan industri, serta kegiatan pertambangan. Dan manusia sendirilah yang paling banyak terkena dampak buruk dari pencemaran udara.

Mirisnya, seiring dengan memburuknya perubahan iklim dan pemanasan global, saat ini pencemaran udara bukan lagi hal asing dalam kehidupan kita sehari-hari. Menurut WHO, 99% populasi dunia hidup dengan kualitas udara yang tak sesuai standar pada tahun 2019. Tragisnya, polusi dan kualitas udara yang buruk dapat meningkatkan risiko kita menderita penyakit tertentu.

Data WHO menyebutkan bahwa sekitar 4 juta orang meninggal akibat terpapar polusi luar ruangan di tahun 2019. Menurut National Institute of Environmental Health Sciences (NIEHS), berikut ini beberapa penyakit yang bisa disebabkan oleh polusi udara.

Kanker

Polusi udara bisa menyebabkan berbagai macam penyakit kanker, seperti kanker payudara, leukemia, dan kanker paru-paru. Sebuah studi pada 2020 menemukan bahwa tinggal di dekat jalan raya dapat meningkatkan risiko kanker payudara pada perempuan.

Paparan terhadap benzene, yakni bahan kimia industrial dan komponen bahan bakar, dapat menyebabkan leukemia dan berkaitan dengan non-Hodgkin’s Lymphoma. Selain itu, pencemaran udara juga tak bisa dilepaskan dari insiden kanker paru-paru.

Penyakit kardiovaskular

Ada banyak penyakit kardiovaskular yang bisa disebabkan oleh pencemaran udara, seperti stroke, hipertensi, hingga penyakit jantung iskemik (kurangnya pasokan darah pada jantung). Debu halus dapat merusak fungsi pembuluh darah dan mempercepat pengapuran pada arteri.

Para peneliti dari NIEHS menemukan adanya kaitan antara nitrogen oksida dengan perempuan pascamenopause dan meningkatnya stroke. Polusi udara juga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Selain itu, polusi udara dapat meningkatkan risiko gangguan hipertensi pada ibu hamil. Pada tahun 2019, 17% orang meninggal akibat stroke dan 15% akibat penyakit jantung iskemik yang berkaitan dengan pencemaran udara.

Penyakit saluran pernapasan

Setiap hirupan udara yang penuh polusi akan sangat berpengaruh pada perkembangan paru-paru dan berkaitan dengan berkembangnya emfisema, asma, COPD (chronic bostuructive pulmonary disease), dan bronkitis kronik.

Pada tahun 2020, ditemukan kaitan erat antara pencemaran udara dengan infeksi saluran pernapasan. Menurut data UN Environment Program, pada tahun 2019 ada sekitar 21% orang meninggal akibat COPD, 15% kanker saluran pernapasan, serta 13% infeksi saluran pernapasan bawah yang berkaitan dengan polusi udara.

Yang perlu diingat, polusi udara memengaruhi kesehatan semua orang, meski ada sebagian orang yang mendapatkan bahaya lebih tinggi. Menurut NIEHS, hampir 9 dari 10 orang yang tinggal di area urban di seluruh dunia terdampak buruk akibat pencemaran udara. Selalu jaga kesehatan kita dan terus waspada dengan pencemaran udara di sekitar kita ya, Moms! (M&B/Gabriela Agmassini/SW/Foto: Diana.grytsku/Freepik)