Umumnya, pasangan yang telah menikah pasti mendambakan kehadiran buah hati. Namun, beda keluarga tentu beda pula pendapat dan keputusannya. Ada juga pasangan yang menganggap anak sebagai sebuah tanggung jawab yang besar, sehingga mereka merasa itu terlalu berat untuk diemban seumur hidup. Mungkin itulah salah satu alasan ada pasangan yang memilih childfree.
Belakangan ini istilah childfree memang sedang ramai dibahas ya, Moms. Istilah ini sebenarnya sudah lama beredar, tapi di awal 2023 ini kembali merebak sejak seorang influencer menyebut childfree sebagai jurus awet muda. Sebenarnya, apa sih yang dimaksud childfree? Apa alasannya para pasangan memilih childfree? Biar enggak bingung lagi, yuk ketahui penjelasannya berikut ini.
Apa itu childfree?
Childfree berbeda dengan childless, di mana pasangan belum atau tidak bisa punya anak, tetapi masih menginginkan kehadiran buah hati. Pada kasus childless, pasangan mungkin sedang berjuang melawan infertilitas atau penyakit dan kondisi lain yang mengurangi kesempatan mereka untuk bisa punya anak.
Bagaimana dengan childfree? Mengutip FertilitySmarts, childfree adalah istilah yang merujuk pada orang dewasa yang membuat keputusan untuk sengaja tidak mau punya anak, baik anak kandung, adopsi, anak dari surrogate mother, atau apa pun.
Keputusan untuk tidak memiliki anak ini tentu bukanlah sensasi belaka atau sekadar ikut-ikutan tren. Pada hakikatnya, childfree adalah keputusan untuk tidak punya anak karena banyaknya faktor yang menjadi pertimbangan, mungkin untuk mengejar karier, fokus mengurus penyakit, atau ketidaksiapan mental menjadi orang tua yang baik.
Sejarah childfree
Melansir BBC, istilah childfree sebenarnya sudah ada sejak awal 1900-an, tapi luas dikenal pada 1970-an yang dipopulerkan oleh kaum feminis. Menurut para pejuang hak wanita tersebut, hamil dan memiliki anak adalah murni hak seorang wanita, tidak bisa dipaksakan.
Menurut Elizabeth Hintz, lektor komunikasi di University of Connecticut, AS, awalnya childfree adalah gabungan dari semua orang yang tidak punya anak (baik sengaja maupun masih menanti). Namun, menurutnya ini tidak merefleksikan perbedaan besar dan perasaan dari kelompok childfree dan childless.
Kini childfree sedang kembali marak bergaung. Di Amerika Serikat, sebuah studi pada 2021 oleh Pew Research Center menunjukkan fakta bahwa 44% dari responden yang belum jadi orang tua (non-parents) berusia 18-49 mengaku tidak merasa ingin punya anak.
Angka ini meningkat jauh dari 2018 di mana hanya 37% responden yang menjawab demikian. Lebih dari setengahnya memberikan alasan utama mereka dengan “tidak mau punya anak” dan bukan alasan medis atau tidak mau membesarkan anak tanpa memiliki alasan.
Sedangkan studi YouGov di Inggris dan Wales pada 2020 menyebutkan lebih dari setengah orang Inggris usia 35-44 tahun yang belum punya anak karena memang mereka tidak mau punya anak.
“Para wanita yang saya tahu sangat memperhitungkan dampak kehamilan dan melahirkan dan juga kemampuan mereka untuk ikut serta seperti yang mereka inginkan, baik secara fisik maupun mental,” ujar Margaret O’Connor, konselor dan psikoterapis di Irlandia, sekaligus host podcast Are Kids For Me?.
Alasan banyak yang memilih childfree
Banyak kaum millenial dan Gen-Z memilih untuk childfree karena beragam hal, tapi menurut Hintz ada beberapa alasan yang paling umum. “Ada orang yang sejak awal sudah tahu mereka tidak mau punya anak. Ada orang yang di kemudian hari baru memutuskan tidak mau punya anak dan mereka mengeklaim itu sebagai identitas mereka. Dan ada juga orang yang sudah di ujung tanduk dalam memastikan mau punya anak atau tidak, mereka masih maju mundur dalam mengambil keputusan childfree,” jelas Hintz pada BBC.
Uniknya, ada juga yang ogah punya anak karena alasan lingkungan lho, Moms. Masih menurut studi Pew Research pada 2021, ada 9% non-parents yang menjadikan “kondisi dunia” sebagai alasan childfree, sedangkan 5% memilih childfree karena concern soal lingkungan.
Nah, bagaimana pendapat Anda sendiri soal childfree, Moms? (M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Foto: Master1305/Freepik)