FAMILY & LIFESTYLE

10 Penyebab Vagina Sakit Setelah Berhubungan Seks



Bercinta seharusnya memberi efek bahagia, bukan menyakitkan! Setelah berhubungan seks, seharusnya tubuh Anda juga merasa nyaman dan tenang, bukan sakit. Nah, jika vagina Anda pernah merasa sakit setelah berhubungan seks, maka sebaiknya jangan disepelekan ya, Moms.

Hal ini sering tidak dianggap serius, karena Moms masih merasakan kenikmatan saat bercinta. Padahal, vagina yang sakit setelah berhubungan seks bisa jadi tanda adanya masalah serius, lho. Apa saja penyebabnya? Read on, Moms!

1. Kurang lubrikan

Ketika hasrat seksual muncul, secara alami tubuh akan mengeluarkan cairan lubrikan alami untuk mempermudah proses penetrasi. Cairan lubrikan itu tidak langsung banyak, tapi keluar sedikit demi sedikit (itulah kenapa proses foreplay sangat penting, agar Moms semakin terangsang sampai lubrikan cukup banyak untuk membantu penetrasi).

Nah, pasangan mungkin sering berhubungan seks terburu-buru, sehingga bisa jadi lubrikan yang keluar pun belum banyak. Akibatnya, penetrasi bisa terasa kurang lancar. Sekilas mungkin ini bukan masalah besar, karena dampaknya tidak terlalu terasa saat berhubungan seks. Namun, ini bisa jadi penyebab vagina sakit setelah berhubungan seks lho, Moms.

2. Penetrasi sakit

Sakit atau sedikit dipaksakan saat penetrasi bisa menyebabkan vagina terasa sakit setelah berhubungan seks. Seks yang durasinya terlalu lama atau terlalu sering juga mungkin bisa menjadi penyebab vagina terasa nyeri. Dua penyebab ini bisa menimbulkan robekan kecil di dinding vagina dan vulva yang akibatnya akan memberi rasa nyeri, perih, mirip terbakar di sekitar area sensitif ini.

3. Penggunaan sex toys atau jari

Ketika momen bercinta melibatkan sex toys atau jari, maka bisa jadi lubrikan yang diperlukan lebih banyak. Dalam kasus ini, mungkin diperlukan juga lubrikan buatan (pilih yang berbahan dasar air) agar risiko nyeri karena friksi pun berkurang. Pastikan juga sex toys yang digunakan berbahan dasar baik dan tidak ada bagian yang mungkin menyakiti vagina dan vulva ya, Moms.

4. Reaksi alergi

Vagina sakit setelah berhubungan seks juga mungkin saja disebabkan oleh reaksi alergi kondom, lubrikan kemasan, sex toys, atau lainnya. Walau angka alergi lateks kondom termasuk jarang, tetap saja risiko itu ada. Area intim Anda akan terasa gatal dan ada sensasi terbakar. Jika ini terjadi, segera cuci bersih vagina dengan air mengalir, ya. Jika sakit berlanjut, segera ke dokter.

5. Infeksi menular seksual (IMS)

Vagina sakit merupakan gejala paling umum dari IMS seperti chlamydia, gonorrhea, atau herpes genitalia. Jika vagina sakit sering terjadi (atau bahkan selalu terjadi setiap habis berhubungan intim), maka jangan ragu atau malu untuk ke dokter ya, Moms. Dokter akan mengarahkan untuk cek laboratorium secara lengkap. Jika terbukti ada infeksi, maka baik Anda dan suami akan sama-sama diobati agar IMS tidak berulang.

6. Infeksi saluran kemih (ISK)

Ini adalah infeksi yang sering terjadi dan sangat mungkin menjadi penyebab vagina terasa sakit setelah berhubungan seks. Ciri lain dari ISK adalah Moms merasa nyeri saat buang air kecil. Sakitnya juga bisa menjalar ke area panggul dan perut.

7. Vaginitis

Ini adalah perubahan keseimbangan bakteri di vagina yang bisa mengakibatkan inflamasi. Selain sakit setelah berhubungan seks, vaginitis juga sering ditandai dengan gatal, keluar cairan berbau, dan penyebaran nyeri sampai ke area bibir vagina dan sekitarnya.

8. Endometriosis

Ini adalah tumbuhnya sel seperti endometrium di luar dinding rahim, seperti ovarium, abdomen, dan usus. Nyeri vagina setelah berhubungan seks yang disebakan oleh endometriosis bisa terasa sampai ujung vagina (area paling atas vagina) dan panggul.

9. Konsumsi pil KB

Segala jenis alat kontrasepsi (seperti pil KB dan suntik) yang menekan level hormon bisa menyebabkan sel-sel vagina lebih tipis dan lebih kering. Jika foreplay tidak dilakukan atau dilakukan kurang maksimal, maka nyeri yang dirasakan karena friksi setelah berhubungan seks bisa semakin menyiksa.

10. Radang panggul

Ini sering juga disebut pelvic inflammatory disease (PID). Gangguan tersebut disebabkan oleh infeksi bakteri yang bisa menyebar sampai ke rahim, tuba falopi, leher rahim, dan ovarium. Jika ini terjadi, Moms mungkin merasa vagina sakit setelah berhubungan seks, nyeri saat buang air kecil, nyeri saat berhubungan seks, dan mungkin terjadi pendarahan juga keluar keputihan.

Jangan disepelekan, segera ke dokter jika ini terus terjadi ya, Moms! (M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Foto: Freepik)