FAMILY & LIFESTYLE

Saya Ingin Kamu Merdeka, Nak.



Dear Daughter,

Kemarin baru saja kita bersama-sama merayakan Hari Kemerdekaan negara kita yang ke-69. Kamu mengenakan kebaya encim dan menyanyikan lagu Bendera Merah Putih di atas panggung bersama teman-teman sekolahmu. Sembari menyaksikan kamu menyerukan “Merdeka!” dengan lantang sesuai instruksi, saya mengucapkan sebuah doa dalam hati di hari jadi negeri ini. Sebuah harapan bahwa kata merdeka yang kamu serukan bukan hanya slogan, namun benar-benar bisa kamu nikmati nanti saat kamu dewasa dan harus berjuang menaklukan hidup.

Karena sekarang saya punya kamu, saya akan selalu berharap dan berusaha agar apapun yang telah berhasil saya nikmati dan capai, kamu bisa mendapatkan yang lebih baik lagi. Karena itulah insting orangtua. Kondisi negara ini jauh lebih baik bagi saya dibanding di masa orangtua saya, nenek kakekmu. Dan tentunya saya berdoa agar keadaan negara akan terus membaik dan kemajuan terus terjadi untuk kehidupanmu di masa dewasa kelak. Semoga kamu nanti benar-benar bisa merdeka, dari hal-hal yang saat ini masih menjadi pemikiran dan kekuatiran banyak orang, termasuk saya.

Saya mencoba mencatat dalam pikiran, apa yang saya inginkan bagi kamu, anak perempuanku, saat kamu menjadi wanita muda nantinya. Dari hal-hal yang fundamental menyangkut hak asasimu, sampai hal trivial yang tergantung dari keputusan pribadimu. Berdasarkan pengalaman saya sendiri selama hidup di bumi Indonesia ini.

Dan inilah yang saya inginkan untuk kamu. Saya ingin kamu bisa bebas merdeka dari hal-hal ini:
1. Segala bentuk diskriminasi. Baik diskriminasi gender, ras, ataupun keyakinan.
2. Sebaliknya, saya juga ingin kamu bebas dari pemahaman keliru bahwa ras atau keyakinanmu membuatmu lebih baik dari orang lain. Bukan keyakinanmu atau warna kulitmu yang membuatmu lebih baik. Tapi perbuatanmu.
3. Lingkungan dimana perbuatan sangat buruk ditolerir dilazimkan dan bahkan dilembagakan. Dari nyontek sampai korupsi. Karena saya tidak mau kamu harus melawan arus hanya untuk melakukan yang sepatutnya.
4. Rasa takut dan tidak aman menjadi perempuan di lokasi sepi saat malam hari di Jakarta. (Just in case, makanya saya daftarin kamu les karate).
5. Rasa apatis akan segala sesuatu tentang negeri ini. Dari sejarah, budaya, dan bahkan politiknya. Jadilah warga negara yang baik.
6. Hutang kartu kredit. Not worth it, ever. Dan berhubung lagi di topik ini, saya mau kamu bebas dari rasa was-was karena tidak punya tabungan saat dibutuhkan. Menabunglah, berinvestasilah sedini mungkin, secara rutin.

7. Asap rokok di tempat-tempat umum. Karena kamu kan tidak merokok (Awas ya!).
8. Tatoo nama pacar. Just....don't.
9. Perasaan dan tekanan bahwa cantik itu berarti harus terlihat seperti model-model di majalah, lalu merasa kurang jika tidak. You are beautiful just the way you are. Lagian itu photoshop, deh!
10. Perasaan dan tekanan bahwa untuk keren, harus suka minum alkohol atau pakai drugs atau seks bebas. Penyakit menular seksual, hamil muda luar nikah, dan over dosis itu enggak keren.
11. Keyakinan bahwa uang adalah segalanya, sehingga mengalahkan nurani dan passion.
12. Gaya hidup tidak sehat. Dan penyakit-penyakit yang didapat akibat kurang berpikir panjang.
13. Teman-teman tidak tulus. Kamu akan tahu bedanya, kok, nanti.
14. Penyesalan karena tidak traveling melihat Indonesia yang indah (dan dunia!) saat ada kesempatan.
15. Rasa malas. Jangan malas membaca, bertanya, membantu, dan berkarya.
16. Pria-pria brengsek yang tidak menghargaimu sebagaimana mestinya. Jangan buang waktumu bersama mereka.
17. Masalah kulit akibat tidak pakai sunscreen.

18. Rasa malu akibat mengupload hal tak semestinya di social media. Think before you upload, because you are what you share.

19. Rasa takut menjadi diri sendiri. Dan rasa takut gagal.
20. Dan terakhir, saya ingin kamu bebas merdeka dari rasa khawatir bahwa kamu sendirian menghadapi dunia. Karena kamu selalu bisa datang ke saya untuk masalah apapun, kapanpun. Selalu.

So go on. Be an independent woman, and use your freedom to be whatever you want to be.

Dengan sayang,
Mamamu