Ada saja tingkah “ajaib” yang dilakukan anak ya, Moms, mulai dari tingkah yang membuat Anda tertawa sampai yang bikin Anda heran. Salah satu tingkah yang membuat orang tua bingung adalah ketika anak hiperaktif. Jika tak sering update ilmu parenting, anak hiperaktif sering disebut juga anak ADHD (attention deficit hyperactivity disorder). Padahal, anak hiperaktif belum tentu ADHD, lho!
Label anak hiperaktif juga sering kali digunakan dari hasil diagnosis sendiri, bukan hasil diagnosis dokter. Mungkin anak sedang lebih aktif dibandingkan biasanya, tapi orang tua menyebutnya hiperaktif.
Hiperaktif tidak selalu ADHD, terlebih bila hanya terjadi sesekali atau dalam waktu singkat saja. Lalu, apa saja penyebab anak hiperaktif? Melansir Verywell Family, yuk, ketahui beberapa hal yang bisa memicu anak hiperaktif atau lebih aktif dari biasanya.
1. Stres
Jangan kira hanya orang dewasa yang bisa stres lho, Moms, karena segala perubahan kecil dalam hidup anak juga bisa membuatnya stres. Perubahan itu bisa jadi kelahiran sang adik, pindah rumah, pindah sekolah, atau bahkan orang tua yang sering bertengkar. Ya, masalah orang tua (finansial, hubungan, pekerjaan) bisa ikut bikin anak stres. Inilah yang kemudian memicu Si Kecil jadi hiperaktif.
2. Gangguan emosi
Masalah regulasi emosi pada anak bisa membuatnya terlihat seperti memiliki gangguan sikap. Contohnya anak dengan gangguan kecemasan (anxiety disorder) yang membuatnya jadi susah duduk diam. Anak dengan trauma hebat karena suatu momen yang menakutkan juga bisa kesulitan berkonsentrasi. Masalah ini kerap tak terdeteksi orang tua, sehingga ketika ini jadi penyebab Si Kecil lebih aktif, orang tua pun melabelinya sebagai anak hiperaktif.
3. Kondisi medis
Ternyata masalah kesehatan fisik juga ada yang bisa menyebabkan anak hiperaktif. Contohnya adalah masalah tiroid yang bisa menyebabkan anak hiperaktif dan mengalami gangguan kecemasan. Anak yang sangat aktif juga bisa disebabkan oleh kondisi medis karena faktor keturunan, lho.
4. Kurang olahraga
Anak memang seharusnya aktif dan energetik. Nah, kalau ia kurang olahraga, maka tubuhnya akan memerintah otak untuk membuang energi besar yang menumpuk dengan cara bergerak lebih aktif. Inilah yang membuat anak terkesan hiperaktif, padahal ia bukan anak ADHD.
Untuk itu, penting banget mengajak anak beraktivitas fisik setiap hari, entah sekadar berlari bebas di taman, bermain sepeda, atau bermain di playground. Semua aktivitas tersebut penting untuk menghabiskan energi besar di tubuhnya.
5. Kurang tidur
Kalau orang dewasa jadi kurang konsentrasi dan ceroboh kalau kurang tidur, anak justru jadi lebih aktif atau hiperaktif. Ini juga bisa terjadi ketika durasi tidur anak sudah tercukupi, tapi tidurnya tidak berkualitas (tidak nyenyak, sering bangun, mimpi buruk, dan lain-lain). Selain itu, anak yang tidak tidur siang juga bisa jadi hiperaktif dibandingkan biasanya lho, Moms.
Ketika anak tidak cukup tidur, tubuhnya akan merespons dengan menghasilkan lebih banyak hormon kortisol dan adrenalin, dua hormon yang berkontribusi menjaga tubuh tetap aktif. Hasilnya, tubuh anak jadi lebih berenergi untuk melakukan beragam aktivitas.
Jika Si Kecil sering mengalami gangguan tidur, Moms sebaiknya membawanya ke dokter agar diberikan solusi terbaik. Jangan sepelekan masalah tidur, karena cukup istirahat bukan cuma membuat anak tidak hiperaktif, tetapi juga bisa mengoptimalkan tumbuh kembangnya.
Baca juga: Ini Ciri-ciri Anak Anda Hiperaktif dan Perlu Bantuan
Cara mengenali hiperaktif karena ADHD
ADHD adalah kondisi neurobiologis yang menyebabkan beberapa gejala, seperti impulsif, susah fokus, dan tubuh yang lebih aktif. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar 9 persen anak di dunia mengalami ADHD. Ada beberapa tanda hiperaktivitas karena ADHD. Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Health Disorder (DSM), tanda tersebut adalah:
- Susah duduk diam (selalu menggerakkan tangan atau kaki)
- Sering lari atau memanjat sesuatu di waktu yang tidak pantas
- Jarang ikut serta dalam aktivitas bermain
- Banyak berbicara secara konstan, yang tentu bisa menyebabkan masalah di sekolah
- Sering mengganggu anak atau orang lain
- Sulit berganti atau mengantre sesuai urutan.
Jika tanda-tanda di atas sering muncul pada anak Anda, tak ada salahnya untuk langsung berkonsultasi dengan dokter tumbuh kembang anak ya, Moms. (M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Foto: Freepik)