TODDLER

Anak Muntah Terus-Menerus, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya



Mengutip Health Direct, muntah adalah salah satu alasan yang paling sering digunakan orang tua saat memeriksakan anaknya ke dokter. Faktanya, muntah termasuk gejala gangguan kesehatan yang umum dialami anak-anak.

Karena itu, muntah pada bayi dan balita termasuk hal yang normal. Biasanya, muntah hanya akan berlangsung selama 1-2 hari dan tidak menandakan masalah serius. Meskipun begitu, muntah juga bisa terjadi lebih lama dan menjadi tanda dari kondisi yang lebih serius. Lalu, apa penyebab anak muntah terus-menerus? Bagaimana cara mengatasinya? Yuk, simak penjelasannya berikut ini, Moms!

Penyebab muntah dan gejalanya

Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan anak muntah. Berikut ini adalah beberapa faktor penyebab muntah yang paling umum.

1. Mengutip laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), muntah pada anak umumnya adalah tanda infeksi. Infeksi virus atau bakteri di saluran pencernaan disebut gastroenteritis. Jika muntah disebabkan infeksi, maka Si Kecil biasanya juga akan mengalami gejala lainnya, seperti demam, sakit perut, atau diare, dan akan berhenti dalam waktu 6-24 jam.

2. Alergi makanan juga bisa menyebabkan Si Kecil muntah. Selain muntah, alergi makanan pada anak juga akan menimbulkan gejala lainnya, yakni ruam kulit, diare, serta pembengkakan pada wajah, mata, bibir, lidah, serta langit-langit mulut. Beberapa makanan yang umum menyebabkan alergi adalah kacang-kacangan, ikan, kerang, telur, susu, gandum, dan kedelai.

3. Dikutip dari laman Health Direct, apendisitis atau infeksi saluran usus buntu juga bisa menyebabkan anak muntah. Apendisitis termasuk kondisi medis yang gawat. Selain muntah, anak yang mengalami apendisitis bisa pula mengalami gejala lain, seperti hilangnya nafsu makan, terlihat tak nyaman saat berdiri, dan kesakitan saat bergerak.

4. Menurut IDAI, keracunan makanan juga bisa menyebabkan anak muntah. Muntah yang disebabkan oleh keracunan makanan biasanya terjadi 1-8 jam setelah anak mengonsumsi makanan tertentu.

5. Muntah juga bisa menandakan infeksi saluran kemih (ISK) pada anak. ISK termasuk gangguan kesehatan yang umum dialami anak-anak. Gejala yang paling sering terjadi pada kasus ISK anak yakni muntah, demam, letih, tampak tak nyaman, rasa nyeri saat buang air kecil, lebih jarang buang air kecil, serta urine yang berbau tak sedap.

Apabila anak terus-menerus muntah, kemungkinan besar ia mengalami masalah kesehatan yang lebih serius. Segera periksakan Si Kecil ke dokter jika Moms mendapatinya mengalami beberapa gejala lain, seperti:

  • Perut membengkak
  • Leher tampak tegang
  • Muntah atau buang air besar berdarah
  • Muntah berwarna kehijauan
  • Muntah proyektil atau muntah terlempar cukup jauh dari posisi anak
  • Kepala anak membengkak
  • Muntah tak berhenti
  • Anak tak bisa minum apa pun
  • Anak menunjukkan tanda dehidrasi, termasuk buang air kecil jarang, urine berwarna gelap, serta kulit dan bibir yang kering.

Baca juga: Anak Muntah, Ini Pertolongan Pertama dan Tanda Darurat ke Dokter

Mengatasi anak yang muntah terus-menerus

Tak perlu panik berlebihan jika Anda mendapati Si Kecil muntah terus-menerus, Moms. Berikut ini beberapa langkah pertolongan pertama yang bisa Moms lakukan di rumah saat anak muntah terus-menerus.

1. Pastikan anak beristirahat dengan posisi yang tepat. Atur posisi Si Kecil menjadi duduk tegak atau tidur miring, sehingga ia tidak menghirup muntahan ke saluran pernapasan dan paru-paru.

2. Cegah dehidrasi pada anak dengan memberikan minum dengan porsi bertahap. Pada bayi, berikan oralit atau ASI sebanyak 1 sendok makan setiap 15-20 menit. Sedangkan pada anak yang lebih besar, Moms bisa berikan 1-2 sendok makan oralit, sup kaldu hangat, madu, atau jus segar setiap 15 menit. Jika Si Kecil kembali muntah, maka tunggu sekitar 20-30 menit sebelum Moms memberikannya minuman kembali. Tingkatkan jumlah cairan atau minuman untuk anak jika muntah telah berhenti selama 3-4 jam. Namun, hindari memberikan Si Kecilminuman berkarbonasi atau tinggi gula ya, Moms.

3. Setelah Si Kecil tak muntah selama 6-8 jam, Moms bisa berikan makanan hambar untuknya, seperti roti, nasi, sereal, atau camilan gandum. Jika muntah tak lagi terjadi dalam kurun waktu 24 jam, Moms bisa aplikasikan kembali pola makan normal Si Kecil. Namun, segera hubungi dokter jika muntah terjadi lagi setelah 24 jam. (M&B/Gabriela Agmassini/SW/Foto: Freepik)