Moms, sudah nonton film Dua Hati Biru? Film yang merupakan sekuel dari film Dua Garis Biru ini bercerita tentang kisah kehidupan rumah tangga dua anak muda, Bima dan Dara, setelah mereka punya anak. Dara sendiri dikisahkan hamil dan melahirkan anak di usia yang masih sangat muda, saat masih duduk di bangku SMA.
Padahal, seperti kita ketahui, ada banyak risiko hamil di usia muda yang bisa terjadi dan membahayakan kesehatan lho, Moms. Di film tersebut juga diceritakan bahwa kehamilan Dara berujung pada proses pengangkatan rahim.
Berdasarkan data WHO, ada 21 juta kehamilan yang terjadi pada remaja berusia 15-19 tahun di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Sekitar 50 persen di antaranya merupakan kehamilan yang tidak diinginkan dan menghadirkan 12 juta kelahiran.
Risiko hamil di usia muda
1. Tekanan darah tinggi
Perempuan yang hamil di usia sangat muda lebih berisiko mengalami tekanan darah tinggi dibandingkan perempuan yang hamil di atas usia 20 tahun. Ini dikarenakan sel telur pada perempuan remaja belum kuat dan matang untuk mengalami kehamilan, sehingga menyebabkan tekanan darah meningkat.
Hamil saat remaja juga berisiko mengalami preeklampsia, kondisi medis berbahaya yang terjadi akibat hipertensi dan kelebihan protein di dalam urine. Preeklampsia bisa menyebabkan bengkak pada wajah dan tangan serta kerusakan pada organ tubuh bumil. Penyakit preeklampsia yang dialami hingga waktu persalinan tiba dapat membahayakan nyawa bumil dan janin yang dikandungnya.
2. Kelahiran prematur
Hamil di usia muda juga meningkatkan risiko bayi lahir prematur. Kelahiran prematur akan berdampak pada kehidupan bayi ke depannya, bukan hanya jangka pendek melainkan juga jangka panjang, karena kebanyakan bayi yang lahir prematur memiliki kondisi tubuh yang cenderung lebih lemah dan mudah mengalami sakit.
Dalam beberapa kasus, gejala kelahiran prematur bisa dihentikan. Sementara dalam banyak kasus lainnya, persalinan dini perlu dilakukan untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayi. Makin dini bayi lahir, makin besar risikonya mengalami masalahan pernapasan, pencernaan, penglihatan, kognitif, dan masalah lainnya.
3. Berat badan lahir rendah
Hamil saat remaja juga bisa meningkatkan risiko bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).Bayi yang lahir dengan berat badan rendah akan memiliki banyak masalah kesehatan yang mengancam, seperti respiratory distress syndrome (RDS), apnea of prematurity, dan anemia. Tidak hanya itu, bayi dengan berat badan rendah saat lahir pun dinyatakan punya kemungkinan besar terkena diabetes, penyakit ginjal, dan kelainan jantung saat remaja.
4. Depresi
Melahirkan dan menjadi ibu di usia muda juga bisa memengaruhi kondisi mental seorang perempuan dan rentan menimbulkan depresi, seperti depresi postpartum. Mengutip Official Journal of The American Academy of Pediatrics, perempuan yang hamil di usia 15-19 tahun berisiko 2 kali lebih besar mengalami depresi postpartum dibandingkan perempuan yang hamil di usia lebih dari 25 tahun.. Saat mengalami depresi, ibu tidak akan bisa mengurus bayinya dengan baik, sehingga berisiko menyebabkan gangguan kesehatan pada Si Kecil.
5. Keguguran
Bahaya hamil di usia muda berikutnya adalah meningkatnya risiko keguguran. Hal ini terjadi karena kondisi rahim pada perempuan usia remaja belum siap dengan kehamilan. Ini tentunya akan menyebabkan tumbuh kembang janin jadi terhambat. Efeknya, bumil pun bisa mengalami perdarahan dan jika sangat parah, kondisi tersebut akan berdampak pada keguguran.
Itulah berbagai risiko yang bisa terjadi saat hamil di usia muda. Para ahli menyatakan bahwa usia 25-35 tahun merupakan usia terbaik untuk hamil. Di usia tersebut, fisik dan emosional seorang perempuan lebih stabil. Nah, kira-kira apa yang terjadi pada Bima dan Dara setelah mereka punya anak di usia muda? Yuk, langsung saksikan saja film Dua Hati Biru yang sudah tayang di bioskop kesayangan Anda ya, Moms. (M&B/RF/Foto: Pexels)