Berkiprah di dunia entertainment sejak 2007, Dea memulai kariernya sebagai penyiar dan pembawa berita. Artis yang terkenal dengan julukan ratu FTV ini ternyata juga merupakan seorang kepala sekolah TK, lho. Terjun ke dunia pendidikan dilakukan Dea karena ketertarikan sekaligus kepeduliannya terhadap pendidikan di Indonesia.
Dea Lestari merupakan salah satu selebriti yang kerap menghiasi layar kaca lewat aktingnya dalam puluhan judul FTV. Ternyata, Dea tidak hanya menjalani peran di sinetron-sinetronnya dengan apik. Ia juga memiliki peran dalam pendidikan anak di Indonesia. Dea menjabat sebagai kepala sekolah di TK Permata Hati di daerah Cipinang, Jakarta Timur.
Selain itu, Dea menjalani hari-hari sebagai single mom untuk kedua anaknya. Tidak mudah bagi Dea untuk menjalani kehidupan multiperan seperti ini. Namun, baginya, peran ini membuatnya lebih semangat dalam menjalani kehidupan, dan Dea justru merasa ini adalah proses yang "seru" dalam kehidupannya.
Seperti apa perjalanan kehidupan Dea Lestari sebagai selebriti, kepala sekolah, sekaligus ibu dua orang anak? Cari tahu jawabannya di wawancara eksklusif M&B dengan Dea Lestari yang menjadi Mom of the Month Mei 2024 berikut ini!
Sejak kapan Dea terjun ke dunia entertainment?
Aku mulai masuk ke dunia entertainment saat kuliah semester 4/5. Jadi aku masih ABG banget waktu itu. Awal start di entertainment itu aku jadi penyiar radio dan pembaca berita, terus setelah itu, di 2007, mulai fokus ikut casting-casting sinetron atau FTV.
Saat ini Dea sedang sibuk dalam project apa?
Kalau sekarang cuma syuting beberapa judul FTV aja. Biasanya satu judul itu bisa 3-5 hari proses syuting. Jadi, dalam sebulan aku cuma ambil 3-4 judul aja.
Selain menjadi bintang sinetron, Dea ternyata merupakan seorang kepala sekolah TK. Sejak kapan menjadi kepala sekolah di TK?
Benar banget. Jadi nama TK-nya itu TK Permata Hati, adanya di daerah Cipinang, Jakarta Timur. Aku mendirikannya di bulan Juni 2015. Nah, kenapa aku pilih bulan Juni, karena itu adalah bulan kelahiranku. Jadi TK ini aku dirikan sebagai bentuk hadiah ulang tahun untukku sendiri. Hal ini aku lakukan karena aku ingin memberikan sesuatu untuk diriku yang nantinya aku juga bisa ikut bertumbuh di sana.
Aku mendirikan TK sebagai bentuk hadiah ulang tahun untukku sendiri, karena aku ingin memberikan sesuatu untuk diriku yang nantinya aku juga bisa ikut bertumbuh di sana.
Apa alasan Dea memilih mendirikan TK untuk hadiah ulang tahun diri sendiri?
Jadi, awalnya aku suka banget dengan yang namanya traveling. Aku traveling ke berbagai macam daerah di Indonesia, termasuk daerah-daerah terpencil. Di daerah itu, aku lihat ada sekolah yang dibuat oleh warga. Biasanya aku lihat dan langsung datangi sekolahnya terus aku tawarkan apa yang bisa dibantu untuk sekolah ini. Selain itu, dari dulu aku suka bantu mengajar baca dan tulis untuk anak-anak jalanan. Mulai dari situ, aku berpikir, kayaknya buka sekolah seru, nih!
Kenapa Dea memilih mendirikan TK?
Menurutku, usia anak TK itu adalah golden age, di mana bermain dan belajar itu bisa beriringan. Di usia itu juga karakter dan kebiasaan mereka bisa dibentuk. Makanya aku benar-benar pilih guru untuk mengajar di TK aku ini guru yang berkualitas. Aku kasih gaji mereka yang layak, supaya mereka juga semangat untuk datang ke sekolah dan akhirnya bawa positive vibes ke anak. Nah, di tingkat TK ini, aku berpikir bahwa saatnya mereka diberikan bekal yang nantinya bisa membuat langkah mereka jadi lebih panjang untuk menjalani kehidupan.
Apa tantangan terbesar Dea selama menjadi kepala sekolah di TK Permata Hati?
Tantangan terberatnya adalah mencapai tujuan yang dari awal mau aku buat. Awal aku buat TK ini gratis, tanpa uang SPP, dan tanpa dipungut biaya apa pun, dengan tujuan supaya anak-anak di sini bisa mendapat pendidikan dasar yang baik, karena menurutku langkah kecil itu berarti, ya. Tahun pertama dan kedua aku gratiskan karena pikiran aku masih idealis banget, yang penting anak-anak ini mendapat pendidikan layak tanpa membebani orang tua mereka.
Aku mendirikan TK karena menurutku usia anak TK itu adalah golden age, di mana bermain dan belajar itu bisa beriringan. Di usia itu juga karakter dan kebiasaan mereka bisa dibentuk, sehingga mereka bisa diberikan bekal yang nantinya bisa membuat langkah mereka jadi lebih panjang untuk menjalani kehidupan.
Apa arti pendidikan untuk Dea?
Pendidikan itu adalah pendamping dan bekal untuk menjalani kehidupan. Menurutku, ujung tombak untuk menjalani kehidupan yang layak, ya mulai dari pendidikan yang baik terlebih dulu, karena banyak kita temukan orang-orang yang pintar tapi belum tentu berilmu.
Apa kesulitan Dea menjalani peran sebagai kepala sekolah sekaligus ibu dari dua orang anak?
Dari pengalamanku, lebih sulit menjadi kepala sekolah saat aku belum punya anak. Aku khawatir orang tua murid menganggap aku kompeten enggak sih, dalam menjalankan tugas sebagai kepala sekolah, sedangkan saat itu aku belum menjadi seorang ibu dan tidak tahu apa yang dirasakan seorang ibu. Saat aku punya anak, justru terasa lebih mudah. Karena aku tahu problem apa saja yang dihadapi sama ibu-ibu ini. Ini bikin aku jadi lebih sering berbagi lagi bareng orang tua murid tentang masalah-masalah yang dialami anak di usia tersebut.
Pendidikan adalah pendamping dan bekal untuk menjalani kehidupan. Menurutku, ujung tombak untuk menjalani kehidupan yang layak, ya mulai dari pendidikan yang baik terlebih dulu.
Tanggal 2 Mei kita peringati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Apa harapan Dea untuk pendidikan di Indonesia?
Harapan saya sebagai seorang kepala sekolah dan pendidik, semoga guru bisa lebih dimuliakan di Indonesia. Dengan begitu, tujuan pendidikan yang lain juga akan tercapai, mulai dari gaji guru-guru honorer yang lebih layak dan fasilitas mengajar dan belajar di sekolah juga lebih memadai. Karena kalau kesejahteraan mereka tidak layak, bagaimana mereka bisa men-deliver ilmu secara confident ke siswa?
(M&B/Gianti Puteri/SW/Foto: Gustama Pandu/Digital Imaging: Erlangga Namaskoro/Stylist: Gabriela Agmassini/MUA: Anggidam (@by.anggidam) /Hairdo: Rachie (@irachelicious)/Wardrobe: Forever New Indonesia/Location: InterContinental Jakarta Pondok Indah (@intercontinentaljakarta))