Enggak betah diam dan ingin selalu produktif mungkin menjadi alasan utama Melisa Gandasari untuk terus berkarya. TV presenter, moderator, digital creator, dan ibu 2 anak ini memang selalu konsisten menyajikan konten-konten media sosial yang relate banget dengan para Moms. Walau dikenal periang dan seru, ibu dari Maxwell (7) dan Mandy (4) ini ternyata menerapkan gaya parenting superdisiplin, lho.
Kehidupan ibu-ibu banyak dramanya? Di tangan kreatif Melisa Gandasari, drama ini justru bisa dijadikan ide konten seru dan menghibur. Ibu 2 anak ini memang jagonya bikin konten seputar beauty, homecook, dan mom's drama. Enggak gampang lho, bikin konten soal mom's drama yang bisa menghibur tanpa menyinggung.
Finalis None Jakarta 2008 ini juga sering berbagi konten seputar traveling bersama anak. Kebanyakan orang tua mungkin bilang jalan-jalan sama anak menantang, ya, tapi tidak bagi Melisa dan suami. Ternyata gaya parenting superdisiplin (bukan galak, lho) yang diterapkan membantu anak-anaknya jadi enggak drama saat traveling. Slogan "try new things" pun jadi mudah diterapkan. Yuk, kenal lebih dekat dengan sosok Melisa Gandasari, Moms!
Apa saja kesibukan saat ini?
Kesibukanku saat ini masih jadi freelance presenter untuk talkshow di beberapa TV, jadi digital creator, dan pastinya kesibukan utamaku menjadi ibu dari 2 anak.
Punya banyak aktivitas, bagaimana cara mengatur waktunya?
Dari sekian banyak aktivitas, tentunya yang paling enggak ada liburnya adalah menjadi ibu. Tapi, beruntungnya aku, profesiku sebagai presenter ini sifatnya freelance (paruh waktu), jadi waktu kerjanya enggak 9 to 5 seperti orang kantoran pada umumnya. Sebagai freelance presenter, aku menunggu panggilan, nanti siaran sekitar 1-2 jam, kemudian bisa pulang lagi. Nah, kalau jadi digital creator itu aku mengerjakannya bisa di sela-sela kesibukan. Kebetulan konten yang aku buat kan seputar ibu-ibu, jadi bikin kontennya bisa sekalian pas lagi sama anak, lagi masak, lagi dandan, atau di sela kegiatan lainnya. Jadi, diatur sedemikan rupa saja kegiatannya biar bisa selesai semua.
Aku memang orangnya enggak betah kalau enggak produktif atau enggak ada kegiatan. Seperti waktu pandemi dulu, itu aku jadi was-was karena kegiatan terbatas, kan. Aku bahkan enggak suka nonton drama Korea karena menurutku itu menyita waktu, tapi enggak produktif. Jadi, aku kalau nonton itu seringnya cuma sebentar, terus bisa tiba-tiba teringat untuk edit video gitu, misalnya, nontonnya aku stop, deh, hahaha.
Menurut aku kedisiplinan dan jadwal yang teratur juga hal yang membantu anak jadi less drama saat traveling.
Konten Melisa di medsos sangat menghibur. Dari mana idenya?
Konten saya ini hampir semuanya seputar motherhood, pokoknya relate sama kehidupan ibu-ibu, deh. Jujur, cari ide konten memang bagian paling susah dari membuat konten karena harus nyambung, kan. Apalagi kalau sudah urusan sama netizen, aku usahakan jangan sampai diserang netizen, hahaha. Aku enggak mau bikin konten yang terlalu biasa, tapi enggak mau juga yang menyinggung perasaan orang. Jadi, benar-benar harus putar otak cari ide.
Biasanya aku ambil ide dari kegiatan sehari-hari aja, sih. Aku selalu luangkan waktu khusus untuk cari-cari lagu yang cocok, karena aku sering bikin konten dengan mencocokkan lagu yang mau dipakai. Kadang juga cari inspirasi dari content creator luar negeri yang kemudian dimodifikasi sedikit agar lebih relate dengan kehidupan kita. Pokoknya prinsip kontenku harus relatable tapi juga menghibur, jangan sampai cuma ngejar viral.
Di bio Instagram @melisa_gandasari ditulis “Beauty, Homecook, Mom’s Drama.” Emang drama apa yang sering terjadi di dunia ibu-ibu?
Kalau menurutku yang paling sering terjadi drama seputar ART (asisten rumah tangga). Selain itu ada drama soal relationship dengan suami, mertua, ipar, dan lainnya. Ini enggak selalu dari drama yang aku alami sendiri, kadang cerita teman atau orang lain juga bisa menginspirasi untuk dijadikan ide konten.
Hal sulit yang aku dapati saat bikin konten soal drama ibu-ibu ini adalah mau lucu tanpa menyinggung. Contohnya konten soal drama dengan mertua, jangan sampai kita bikin konten yang niatnya mau melucu, tapi malah jadi menyinggung, seperti yang pernah aku alami sendiri ketika posting konten soal mertua, ternyata banyak dikomen netizen, “Jangan gitu sama keluarga sendiri, nanti durhaka!” hahaha. Padahal ini cuma konten yang tujuannya bercanda, ya, tapi tanggapan orang berbeda-beda. Dari situ aku belajar untuk lebih hati-hati lagi dalam menghasilkan konten.
Drama lainnya yang sering aku jadikan konten itu biasanya aku sesuaikan dengan momen atau tren saat itu. Sebagai contoh, seperti sekarang momennya sedang musim liburan, nanti dramanya pas back to school karena anak susah dibangunin pagi lagi misalnya. Seperti itu deh kurang lebih drama yang sering aku jadikan konten, benar-benar dari kehidupan sehari-hari, tinggal bagaimana meramunya saja biar padat, singkat, lucu, relate, tapi enggak menggurui.
Pokoknya prinsip kontenku harus relatable dengan kehidupan Moms, tapi juga menghibur, jangan sampai cuma ngejar viral.
Apa saja sih pesan yang ingin Melisa sampaikan lewat konten-kontennya?
Kadang kalau dari kontenku yang pendek-pendek (misal yang 7-10 detik) itu orang cuma dapat sisi hiburan saja mungkin, ya. Untuk yang lebih insightful itu aku biasanya share Instagram Story (IGS), misalnya tips traveling sama anak atau soal gaya parenting aku dalam membesarkan kedua anakku. Nah, dari IGS itu kadang banyak yang kirim DM, kita jadi ngobrol dan saling tukar saran atau tips. Lucunya, yang DM ini banyak juga yang belum jadi ibu. Mereka aktif bertanya soal drama motherhood atau pernikahan. Aku senang sekali bisa dipercaya ngobrol-ngobrol dengan banyak orang, sharing pengalamanku tanpa ada niat menggurui, ya. Niatku cuma ingin saling menguatkan sesama wanita, baik yang sudah jadi ibu atau yang belum.
Setelah sibuk beraktivitas pasti butuh me time, dong? Me time ala Melisa ngapain aja, sih?
Pasti butuh me time, dong. Aku me time tuh enggak usah yang susah-susah, buatku memasak saja sudah jadi me time tersendiri. Bonusnya, me time memasak juga bisa sekalian dijadikan konten, hahaha. Memasak itu kan sendirian, ya. Biasanya aku memasak sambil mendengarkan lagu, sambil bernyanyi, enggak diganggu anak-anak. Seru aja sih menurutku. Semakin suka memasak karena habis itu makanannya kan bisa dinikmati sekeluarga, dan menurutku melihat keluarga lahap menikmati masakanku juga bisa jadi me time.
Sebenarnya apa yang aku jadikan konten itu semuanya bisa jadi hasil dari me time, seperti memasak dan dandan. Seperti yang aku bilang sebelumnya, aku suka kegiatan yang produktif, enggak betah gitu kalau disuruh diam saja. Jadi, me time pun akhirnya bisa jadi konten.
Aku bersyukur banget punya suami yang hands on sama anak, jadi setiap momen liburan kami selalu berkesan karena selalu ada hal baru yang dicoba.
Melisa sering traveling sama keluarga. Adakah momen traveling bersama anak yang paling enggak bisa dilupakan?
Aku bersyukur banget punya suami yang hands on sama anak, jadi setiap momen liburan kami selalu berkesan karena selalu ada hal baru yang dicoba. Suamiku tuh kalau mengajak liburan sering yang unik-unik, misalnya liburan ke gua, camping, naik jip yang adventure, gitu. Makanan pun begitu, selalu diajak mencoba makanan baru yang belum pernah dicoba anak-anak kami. Kalau umumnya keluarga lain saat traveling memberi makan anak yang gampang saja, asal anaknya mau makan, suamiku justru enggak begitu, karena baginya traveling adalah momennya mencoba hal atau makanan baru. Pokoknya harus “try new things!” gitu prinsip dia.
Awalnya aku kasihan juga melihat anak-anak disuruh coba makanan yang keliatannya kurang suka. Tapi setelah anak-anak mulai agak besar, mereka justru memang jadi enggak repot urusan makanan. Kita ajak main di sungai, kotor-kotoran, anak-anak tuh happy aja. Akhirnya traveling kita jadi lebih mudah dan “try new things” ini jadi kebiasaan baru yang selalu dilakukan. Momen seperti ini sih yang selalu mewarnai traveling keluarga kami.
Seperti apa gaya parenting Melisa?
Sebenarnya aku adalah ibu yang disiplin, bahkan bisa dibilang superdisiplin. Selain suami yang hands on, menurut aku kedisiplinan dan jadwal yang teratur juga hal yang membantu. Anak-anak aku hidupnya terjadwal dan teratur, dari tidur, makan, bangun, semuanya on schedule. Aku pernah baca kalau anak-anak dibuatkan jadwal yang rutin, mereka juga jadi less drama karena mereka sudah tahu apa yang akan dilakukan. Nah, ini yang membantu traveling sama anak jadi enggak drama.
Aku bersyukur banget punya suami yang bisa satu suara menerapkan peraturan ini. Walau dia dekat sama anak, fun dad, kalau sudah urusan peraturan dan schedule dia disiplin juga.
Deskripsikan ibu bekerja dalam 3 kata.
Seru, berdaya, percaya diri.
(M&B/TW/Foto: Gustama Pandu/Digital Imaging: Erlangga Namaskoro/Stylist: Gabriela Agmassini/Hairstylist: Winda Juniansa (@windajuniansa.artist)/Wardrobe: Lolliestory (@lolliestory_official)/Location: Le Meridien Jakarta (@lemeridienjakarta))