Moms, beberapa waktu belakangan ini kita dibuat khawatir dengan adanya kasus Mpox (monkeypox) atau dikenal dengan cacar monyet. Wabah infeksi virus Mpox di Republik Demokratik Kongo diketahui telah menyebar ke negara-negara lainnya, termasuk Indonesia.
Per 17 Agustus lalu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mengumumkan penemuan 88 kasus Mpox. Sebelumnya pada tahun 2022, hanya 1 kasus yang ditemukan di Tanah Air. Pada 2023, kasusnya melonjak sebanyak 73 orang.
Meningkatnya kasus Mpox membuat Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan penyakit ini sebagai kegawatdaruratan global. Untuk itu, penting buat Moms dan keluarga mewaspadai penyakit tersebut. Ketahui pula seperti apa gejala, penularan, dan pencegahan Mpox yang dijelaskan oleh dr. Hadianti Adlani, Sp. P.D, Subsp. P.T.I. (K), Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Penyakit Tropik Infeksi RS Pondok Indah – Bintaro Jaya berikut ini.
Mengenal Mpox
Penyakit Mpox adalah penyakit infeksi zoonosis atau penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia yang bersifat self-limiting disease atau dapat sembuh dengan sendirinya. Penyakit ini disebabkan oleh sejenis virus golongan orthopox virus, yaitu virus Human Monkeypox yang dibawa oleh tikus Afrika (sebagai penyebab terbesar penyebaran virus ini) serta hewan pengerat, hewan liar lainnya, atau hewan primata (kera).
Semua orang dari segala usia dan jenis kelamin dapat terkena penyakit ini. Namun, infeksi akan lebih berat dan lebih sering terjadi pada usia anak-anak. Umumnya, jika sudah pernah terkena, pasien akan mempunyai daya tahan atau kekebalan terhadap penyakit ini hingga 85 persen.
Ketahui gejalanya
Gejala klinis dari Mpox pada manusia hampir sama dengan kasus smallpox atau cacar yang pernah dieradikasi pada 1980. Gejala Mpox lebih ringan daripada cacar yang disebabkan oleh smallpox virus, tetapi bisa lebih berat daripada cacar air yang disebabkan karena virus varicella.
Mpox biasanya merupakan penyakit yang bisa sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung selama 14-21 hari. Gejala awal Mpox antara lain:
- Demam tinggi lebih dari 38 derajat Celsius
- Sakit kepala
- Pembengkakan kelenjar getah bening (di leher, ketiak, ataupun selangkangan)
- Nyeri otot atau punggung
- Badan terasa lemas
- Kemudian dalam 1-3 hari setelah gejala awal tersebut bisa muncul ruam atau lesi pada kulit dimulai pada wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya, lalu timbul bintik merah seperti cacar (makulapapula) lepuh berisi cairan bening ataupun lepuh berisi nanah
- Setelah melewati 7 hari pertama, lesi/lepuh berlubang dan bernanah tersebut dapat berkembang di seluruh tubuh, mulai dari wajah hingga kaki.
Yang perlu diperhatikan, gejala Mpox memang jauh lebih ringan daripada cacar, tapi bisa berakibat fatal. Penyakit ini dapat menimbulkan berbagai komplikasi, seperti infeksi bakteri sekunder, gangguan pernapasan, seperti pneumonia, sepsis, dan gangguan pada mata berupa penurunan penglihatan, bahkan kebutaan. Selain itu, Mpox bisa menimbulkan akibat yang fatal hingga kematian, terutama pada anak-anak dengan angka kasus fatal 1-10 persen.
Cara mencegah penularan Mpox
Penularan Mpox antarmanusia terjadi akibat kontak jarak dekat dengan sekresi saluran pernapasan, darah, cairan tubuh, dan lesi kulit atau mukosa yang mengandung virus dari penderita Mpox. Hingga saat ini belum ditemukan antivirus untuk penyakit Mpox, sama dengan penyakit lain yang setara dengan Mpox. Namun, Mpox dapat dicegah dengan vaksinasi cacar smallpox.
Selain itu, penularan Mpox bisa dicegah dengan beberapa cara, antara lain:
1. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (rajin mencuci tangan).
2. Menghindari kontak langsung dengan tikus, primata, atau hewan yang mati mendadak maupun sedang sakit.
3. Menghindari kontak fisik dengan penderita atau material yang terkontaminasi penderita Mpox.
4. Jika kontak dengan penderita Mpox tidak terhindarkan, gunakan alat pelindung diri ketika merawat orang yang terinfeksi Mpox.
5. Masak makanan hingga matang, terutama untuk daging maupun jeroan hewan.
6. Terapkan perilaku seks yang aman dengan tidak bergonta-ganti pasangan, serta tunda, atau setidaknya gunakan kondom, ketika berhubungan intim dengan penderita Mpox.
7. Gunakan masker untuk mencegah penularan Mpox ketika terpaksa berjumpa orang lain.
8. Bersihkan rumah, terutama permukaan benda yang sering disentuh banyak orang, secara rutin.
9. Pelaku perjalanan yang kembali dari wilayah terjangkit segera memeriksakan diri jika mengalami demam tinggi mendadak, pembesaran kelenjar getah bening, dan ruam kulit dalam waktu kurang dari 3 minggu setelah kepulangan.
Meskipun belum ada pengobatan khusus atau vaksinasi yang tersedia untuk infeksi ini pada manusia, pengobatan simptomatik dan suportif berdasarkan gejala yang ditimbulkan dapat diberikan untuk meringankan keluhan yang muncul. Riwayat vaksinasi smallpox dikatakan bisa sangat efektif mencegah penularan dan memberatnya penyakit atau komplikasi pada Mpox. (M&B/Vonda Nabilla/SW/Foto: Freepik, Dok. Rumah Sakit Pondok Indah)