FAMILY & LIFESTYLE

Mom of the Month: Tika Ramlan



Nama Tika Ramlan alias Tika "T2" mungkin sudah tak asing lagi di industri musik Indonesia. Bersama Prastiwi Dwiarti alias Tiwi, rekan duetnya, mereka berhasil mewarnai blantika musik dengan konsep grup duo di awal tahun 2000-an. Sempat vakum menyanyi bersama T2, Tika malah mencoba peruntungan baru di dunia fashion dengan mendirikan brand bernama CHAYRA yang fokus menghadirkan pakaian muslim.

Bagaimana awalnya istri dari Triaji Raharso ini memulai bisnisnya di bidang fashion? Seperti apa cerita mengasuh ketiga buah hatinya, Uno Raharso (14), Atallah Mada (9), dan Chayra Sabiya (7) yang mulai beranjak remaja? Bagaimana pula persiapannya comeback bersama T2? Sebagai sosok Mom of the Month Oktober 2024 kali ini, Tika berbagi ceritanya secara eksklusif untuk Mother & Beyond.

Bagaimana cerita comeback bersama T2?

Ya, sekarang aku mulai aktif lagi bersama T2 setelah beberapa waktu belakangan kita sibuk dengan project masing-masing. Di tahun ini, kita bener-bener serius comeback dan sedang menyiapkan single.

Aku dan Tiwi sudah rekaman, meski sebenarnya tidak ada lagu baru. Pertimbangannya karena kita melihat bahwa lagu-lagu T2 yang dulu itu sedang hits lagi akhir-akhir ini, seperti "OK", "Ku Punya Pacar", sampai "Lelaki Cadangan". Tapi, anak-anak generasi sekarang hanya tahu lagunya saja, tidak tahu bahwa kita, T2, yang menyanyikannya. Jadi kita sepakat ingin comeback dengan aransemen lagu yang baru supaya anak-anak Gen Z dan Alpha kenal T2.

Kalau bisa menilai diri sendiri, Tika itu sosok ibu yang seperti apa?

Mungkin aku ibu yang aktif, terlalu aktif malah kayaknya, hahaha. Karena kalau enggak ada aktivitas, aku suka bingung dan bisa sampe stres. Jadi, setiap hari inginnya bisa selalu produktif, jangan sampe diam aja.

Sebagai ibu, aku juga cukup tegas dengan anak-anak, tapi membebaskan mereka juga. Maksudnya, aku tetap memberikan mereka pilihan atas sesuatu yang mereka suka tapi juga menuntut mereka untuk bertanggung jawab atas pilihannya. Di sisi lain, aku juga sosok ibu yang terkadang melow, apalagi kalau sudah ngomongin anak. Mereka kan sudah mulai besar, jadi makin takut kalau nanti berpisah dengan Uno, Ata, dan Chayra.

Bagaimana melihat anak-anak yang sudah makin tumbuh besar kini?

Aku sebenarnya agak kaget, ya. Kemarin rasanya mereka masih kecil, sekarang tiba-tiba sudah mau remaja, yang katanya masa anak-anak paling menyebalkan, karena mereka mulai berani membantah, berargumen, kalau mereka punya pendapat harus didengarkan, bahkan kadang ngotot dengan pendapatnya sendiri.

Berbeda dengan zaman kita remaja dulu. Kalau zaman dulu, orang tua bilang tidak, kita otomatis takut. Tapi, kalau mereka harus beradu pendapat dulu, kritis banget mereka. Jadi, sekarang sebagai orang tua kita harus pintar-pintar berkomunikasi dengan mereka. Enggak bisa terlalu keras, tapi enggak boleh terlalu longgar juga.

Satu rumah banyak yang berzodiak Aries, yang dikenal energik dan kompetitif, seperti apa kesehariannya?

Rusuh, sih. Sebenarnya di rumah itu ada Aries dan Scorpio, jadi kebayang, ya, bagaimana perpaduan karakter ini dalam satu rumah. Karena memang kita ekspresif banget, jadi enggak jarang debat juga, tapi perdebatan yang sehat, ya. Jadi, apa-apa memang langsung diomongin, begitu pun kalau mengkritik atau memberi saran biasanya langsung straight to the point.

Sebagai orang tua, Tika lebih concern pada nilai akademik anak atau nonakademiknya?

Kalau aku inginnya imbang. Kebetulan dua anak laki-lakiku cukup gila olahraga. Uno suka main basket, sedangkan Ata tergila-gila dengan bola. Tapi, aku selalu bilang sama mereka, “boleh saja main bola, tapi pemain bola juga harus pintar,” kataku, karena kalau enggak pintar susah ke depannya. Mau jadi apa pun mereka kelak, otaknya tetap harus pintar.

Sementara anak bungsuku yang perempuan agak berbeda, kalau belajar dia lebih serius. Hafalan surah Al-Qur'an-nya juga membuat aku dan suami kagum. Tapi, selain pintar belajar, Chayra juga suka menyanyi dan tertarik dengan alat musik, jadi diusahakan tetap balance untuk akademik dan non akademiknya.

Dalam rumah tangga, pasangan harus equal. Suami dan istri punya hak yang sama untuk mengatur rumah tangga. Meski kita tetap harus menghormati suami. Begitu pun dengan hak mengutarakan pendapat.

Dikenal sebagai sosok yang ceria, apakah Tika pernah mengalami mental breakdown selama menjadi ibu?

Pernah, terutama saat sedang banyak kerjaan. Kebetulan kan aku megang brand CHAYRA sendiri, jadi kadang stres juga, belum lagi kalau bersamaan dengan ada masalah lain atau masalah di rumah. Kadang ini membuatku merasa tidak punya support system.

Untuk mengatasinya, aku lebih memilih untuk menyendiri. Kadang aku minta izin sama suamiku untuk pergi atau liburan sendiri dulu, atau hanya mau sama temanku aja. Kesannya seperti memberi boundaries dengan pasangan, tapi secara sehat.

Untungnya suamiku memahami dan mengizinkan, karena sebenarnya yang aku rasakan, keluargaku itu sangat ketergantungan denganku. Mungkin hal ini dikarenakan dari awal aku mau mengurus semuanya sendiri. Mungkin ini juga keburukan Aries, selalu merasa semua bisa dilakukan sendiri, tapi ujungnya kewalahan juga. Padahal kan bisa minta tolong.

Meski sudah menikah, Tika tetap mencari uang sendiri, baik dari job menyanyi maupun berbisnis, kenapa demikian?

Ya, sebaiknya memang perempuan harus bisa cari uang sendiri, berkaca dari teman-teman maupun saudaraku yang tadinya mereka memang mau full menjadi ibu rumah tangga, tapi tiba-tiba suaminya sakit dan enggak bisa kerja, kena pengurangan karyawan, atau ditinggal karena meninggal.

Nah, aku melihatnya perempuan tuh harus bisa menjadi istri dan ayah, karena kalau ada suatu hal buruk terjadi, kita sudah bisa berdiri sendiri. Jangan pas baru kejadian, kita sibuk cari kerja. Enggak harus kerja di kantor sih, tapi mungkin punya usaha juga bisa. Makanya, kembali lagi, jadi perempuan juga tetap harus pintar, bisa usaha dan menabung.


Bagaimana awalnya membangun brand fashion CHAYRA?

CHAYRA itu berdiri di kisaran 2018 akhir dan 2019 awal, tepatnya di awal aku pakai hijab. Aku menyadari ketika sudah berhijab, aku sudah tidak sefleksibel dulu berkarier di dunia entertainment, ada batasan-batasannya. Karena kesibukan di dunia nyanyi waktu itu sudah berkurang, aku terpikir untuk mencoba hal lain, yaitu membuat brand fashion. Awalnya aku hanya membuat hijab, tapi karena ada respons positif dari penjualannya, akhirnya kita coba buat baju dan atasan.

Dari usaha kecil-kecilan ini, aku dipertemukan dengan temanku yang sudah lebih berpengalaman dan ingin mengajariku untuk menggeluti seluk-beluk berbisnis di bidang fashion. Jadi, selama berbulan-bulan aku belajar tentang produksi, memilih kain, mendesain, dan bagaimana mencari distributor dan reseller.

Lalu aku diminta untuk membuat satu desain baju. Setelah launching, ternyata responsnya positif, karena kebetulan waktu itu aku buat model baju untuk hijab syar’i, yang mana waktu itu pasarnya juga masih kecil sekali. Dari situ akhirnya nyaman dengan CHAYRA, aku pun bisa punya karyawan dan tempat produksi yang besar. Intinya kalau memang kita serius menjalaninya, kita pasti bisa membuat usaha ini menjadi besar.

Meski usaha yang kita jalani diawali bermodal coba-coba, kalau memang kita serius menjalaninya, kita pasti bisa membuat usaha ini menjadi besar.

Sudah 15 tahun bersama, seperti apa kunci keharmonisan rumah tangga Tika dengan suami?

Kalau dibilang harmonis sih, sebenarnya enggak harmonis-harmonis banget, karena kan yang namanya pasangan suami istri itu pasti ada bedanya, misalnya beda pemikiran. Kami juga enggak jarang berantem, tapi itu semua kan tergantung dengan bagaimana kita menyelesaikannya.

Seiring bertambahnya usia, emosi juga sudah tidak meluap-luap. Kami mencoba untuk saling mengerti satu sama lain, saling kompromi dan mengalah. Karena kalau enggak begitu, kan akan berbenturan terus. Selain itu, dalam berumah tangga kita harus saling percaya. Aku tidak pernah memeriksa ponsel suamiku. Jadi, ya, dasarnya percaya aja. Toh yang namanya laki-laki, kalau dia mau ngapa-ngapain dan niatnya sudah jelek pasti ada aja jalannya.

Dalam rumah tangga, pasangan juga harus equal. Menurutku, suami dan istri punya hak yang sama, tidak berarti harus suami terus yang mengatur. Tapi, tetap ingat bahwa suami itu imam rumah tangga, jadi kita tetap harus menghormatinya. Selain itu, masing-masing dari kita juga punya hak yang sama untuk mengutarakan pendapat, karena kalau salah satu dari kita ada yang tidak nyaman atau merasa terintimidasi, bisa jadi bom waktu nantinya. Pokoknya komunikasi kuncinya, harus sering-sering ngobrol dan quality time berdua.

Apa harapan Tika untuk anak-anak?

Aku berharap Uno, Ata, dan Chayra bisa rukun terus sampai mereka besar, seperti yang selalu aku nasihati, mereka harus bisa saling jaga satu sama lain, karena aku dan ayahnya kan tidak akan hidup selamanya. Jadi, kalau mereka enggak saling jaga, mereka mau sama siapa nantinya.

Aku juga selalu bilang bahwa Uno harus bisa jaga adik-adiknya dan adik-adiknya pun harus menghormati kakaknya. Selain itu aku berharap mereka bertiga bisa sukses, karena dengan begitu mereka bisa dihargai orang.

(M&B/Vonda Nabilla/SW/Photographer: Gustama Pandu/Digital Imaging: Raghamanyu Herlambang/MUA: Atika Sakura (@tsakeru)/Stylist: Gabriela Agmassini/Wardrobe Tika Ramlan: Shop at Velvet (@shopatvelvet)/Wardrobe Chayra: Soleram (@inisoleram)/Location: Hotel Tentrem Jakarta (@hoteltentrem.jakarta))