Pembahasan mengenai gender kerap berkaitan dengan perjuangan kesetaraan gender. Begitu pun dengan ketidakadilan gender yang harus dihapus. Sebelum ikut memperjuangkannya, Anda sebaiknya memahami terlebih dahulu mengenai kesetaraan gender dan ketidakadilan gender.
Sebelum membahas keduanya lebih jauh, hal pertama yang perlu dipahami adalah definisi mengenai gender. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), gender merujuk pada karakter perempuan, laki-laki, anak perempuan, dan anak laki-laki yang dikonstruksi secara sosial. Hal ini mencakup norma, perilaku, dan peran serta hubungan satu sama lain.
Berikut ini informasi lengkap mengenai apa itu kesetaraan gender dan ketidakadilan gender.
Kesetaraan gender dan ketidakadilan gender
Kesetaraan gender adalah kondisi di mana individu dari semua jenis kelamin memiliki hak, tanggung jawab, dan kesempatan yang sama di semua bidang kehidupan. Ini berarti bahwa tidak ada satu jenis kelamin pun yang dianggap lebih unggul atau lebih rendah daripada yang lain. Kesetaraan gender mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari pendidikan, pekerjaan, hingga kehidupan pribadi.
Sayangnya, pada beberapa kondisi, ketidakadilan gender bisa saja terjadi, misalnya saat seseorang mengalami diskriminasi, mengalami kekerasan akibat gender tertentu, atau memiliki sedikit kesempatan untuk mendapatkan hak yang sama seperti orang lain pada umumnya.
Ketidakadilan gender seperti ini bisa dialami siapa saja, tidak terkecuali keluarga Anda sendiri yang bisa menjadi korbannya. Inilah pentingnya memahami ketidakadilan gender, agar Anda lebih waspada saat hal tersebut terjadi pada Anda maupun orang terdekat Anda.
Dampak ketidakadilan gender
Makna dan dampak ketidakadilan gender dapat dipahami dari beberapa sisi, antara lain:
1. Ketidakadilan ekonomi. Karena ketidakadilan gender, upah pekerja bisa berbeda bahkan nilainya cukup jauh. UN Women mencatat perempuan hanya menghasilkan 77 sen dari tiap dolar yang dihasilkan laki-laki. Ini tentunya bisa berdampak buruk bagi kehidupan anak-anak kita kelak.
2. Representasi politik. Laki-laki lebih mendominasi dunia politik, sementara perempuan terbilang lebih sedikit. Penelitian di tahun 2023 menunjukkan perlu waktu sekitar 130 tahun untuk perempuan mencapai kesetaraan gender di jabatan tertinggi dunia.
3. Pendidikan yang tidak setara. Perempuan tidak mendapat pendidikan setara dengan laki-laki. Alasannya sederhana, hanya karena mereka perempuan. Kurang pendidikan bisa mendatangkan masalah-masalah baru, termasuk upah minim, pekerjaan berisiko, kesehatan rendah, dan kekerasan berbasis gender.
4. Layanan kesehatan lebih buruk. Gender kadang memengaruhi akses terhadap layanan kesehatan berkualitas. Karena minim representasi di bidang kepemimpinan dan bidang kesehatan klinis, apa yang dialami perempuan kadang dianggap sepele sehingga tidak tertangani dengan baik.
5. Peningkatan kekerasan. Anda tentu tahu kalau kekerasan berbasis gender merupakan persoalan global saat ini. WHO mencatat setidaknya satu dari tiga perempuan mengalami kekerasan fisik dan seksual, di mana ini berdampak pada berbagai hal termasuk fisik dan mental.
6. Pembagian peran dalam rumah tangga yang tidak seimbang. Ketidakadilan gender bisa menyebabkan peran seseorang dalam rumah tangga menjadi tidak setara. Umumnya, perempuan memikul tanggung jawab lebih banyak di rumah tangga, mulai dari mengurus rumah, memasak, dan mengurus anak. Adapun laki-laki dianggap hanya memiliki peran untuk bekerja dan memberi nafkah.
Kesetaraan gender dan ketidakadilan gender jelas berbeda. Karena itu, Anda perlu menyadari bahwa apa pun gender yang dimiliki anak, ia memiliki kesempatan yang sama dalam hal pendidikan, politik, hingga kesehatan, tanpa melihat gendernya. (M&B/Ayu/RF/Foto: Pexels)