FAMILY & LIFESTYLE

Begini Ciri Pola Asuh Tiger Parenting dan Dampaknya pada Anak



Setiap orang tua memiliki pola asuh yang berbeda-beda. Salah satu jenis pola asuh adalah tiger parenting. Tiger parenting adalah pola asuh yang sangat ketat dalam mendorong anak-anak untuk berprestasi secara akademis.

Tiger parenting berasal dari ajaran filsuf di abad ke-5, Confucius. Filosofi Confucius mempromosikan struktur keluarga hierarki, etos kerja yang kuat, dan komitmen pada prestasi akademis. Bagi kebanyakan keluarga Asia Timur, pendidikan dipandang sebagai gerbang menuju keberhasilan dalam meningkatkan status sosial ekonomi seseorang.

Tiger parenting menjadi satu pola asuh konvensional di mana segala keputusan terhadap hidup anak berada di tangan orang tua tanpa memikirkan pendapat dan kemauan anak. Moms mau tahu lebih jauh tentang tiger parenting? Simak informasi lengkapnya berikut ini.

Penerapan pola asuh tiger parenting

Secara khusus, orang tua yang menerapkan tiger parenting cenderung mengatur kehidupan anak secara detail untuk memastikan anak memenuhi harapan mereka. Anak pun hampir tidak pernah diberikan ruang untuk berdiskusi atau bernegosiasi dan hanya diharuskan untuk menuruti perkataan orang tua.

Tak hanya itu, orang tua dengan pola asuh tiger parenting juga cenderung membatasi sosialisasi anak dengan teman-temannya. Anak tidak diperbolehkan bergaul karena dianggap bisa mengganggu konsentrasinya dalam belajar. Jadi, anak hanya diharuskan untuk belajar dan mengikuti ekstrakurikuler yang dianggap penting.

Selain itu, orang tua sering menggunakan ancaman dan hukuman fisik saat anak melakukan kesalahan. Mereka cenderung tidak percaya pada kemampuan anak untuk membuat keputusan dan tidak menghormati privasi anak.

Baca juga: Mengenal Gaya Ibu Mengasuh Anak Dilihat dari Zodiaknya

Contoh metode pengasuhan tiger parenting

1. Terlalu kaku

Orang tua dengan pola asuh tiger parenting berfokus pada kerja keras dan cenderung mengabaikan keseimbangan hidup. Anak hanya diharuskan untuk belajar dan tidak diperbolehkan melakukan aktivitas untuk bersenang-senang, seperti datang ke pesta ulang tahun teman atau bermain game.

Mereka juga akan melarang anak untuk melakukan perilaku berisiko, seperti minum minuman beralkohol atau berpacaran, karena dianggap sebagai ancaman terhadap pendidikan anak.

2. Memiliki harapan yang tinggi

Orang tua yang menerapkan pola asuh tiger parenting menaruh harapan yang tinggi akan prestasi anak. Mereka juga berharap anak mengerahkan segala upaya terhadap segala hal yang mereka lakukan.

Saat anak gagal, ia akan ditegur karena dianggap membawa aib bagi keluarga. Untuk memenuhi harapan orang tua yang tinggi ini, anak akan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk sekolah, belajar, les, dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

3. Sering mengancam

Pada pola asuh ini, anak juga tidak dapat membantah perkataan orang tua. Jika anak tidak setuju, ia akan didisiplinkan dengan ancaman emosional atau hukuman fisik. Orang tua juga kerap memukul, membentak, mencaci, dan meremehkan.

4. Tidak memberikan kebebasan pada anak

Orang tua memiliki kendali penuh atas hidup anak mereka. Anak dibesarkan untuk membuat keputusan berdasarkan persetujuan orang tua. Orang tua tidak memiliki keinginan atau usaha untuk memahami kepribadian anak, pikiran, perasaan, dan perspektif anak sebagai seorang individu. Mereka berharap anak memiliki impian dan keinginan yang sama dengan mereka.

5. Kesuksesan didefinisikan sebagai pencapaian

Orang tua dengan tiger parenting menganggap bahwa pencapaian adalah gambaran dari kesuksesan. Mereka mendefinisikan kesuksesan berdasarkan kekuasaan dan status yang bisa mereka bawa ke dalam keluarga. Misalnya, anak berhasil meraih gelar dokter, menjadi juara kelas, memenangkan kompetisi, dan menghasilkan banyak uang. Kecerdasan emosional, kemampuan berpikir kritis dan membangun relasi, serta soft skill lainnya tidak dianggap penting dalam misi menuju kesuksesan.

Pengaruh pola asuh tiger parenting terhadap kesehatan mental anak

Anak yang dibesarkan dengan pola asuh tiger parenting tidak memiliki lingkungan yang penuh kasih sayang. Pola asuh ini akan menyebabkan anak:

  • Kesulitan dalam mengambil keputusan sendiri
  • Kesulitan untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain
  • Takut membuat kesalahan karena tidak ingin mengecewakan orang tua
  • Memiliki rasa tanggung jawab yang rendah
  • Nilai akademis yang lebih rendah
  • Tingkat keterasingan yang lebih tinggi
  • Berisiko lebih tinggi untuk melukai diri sendiri
  • Meningkatkan risiko bunuh diri
  • Memiliki masalah dengan disiplin diri.

Itulah beberapa ciri pola asuh tiger parenting dan dampaknya pada kesehatan mental anak. So, Pastikan Moms dan Dads lebih bijak dalam mengasuh Si Kecil, ya. (M&B/RF/Foto: Freepik)