Hampir seluruh calon ibu merasa cemas saat mendekati waktu persalinan. Imajinasi dan cerita orang lain tentang sakitnya kontraksi saat melakukan persalinan normal pun semakin menambah ketakutan. Karenanya, tidak sedikit yang akhirnya memilih jalur persalinan caesar. Dr. Budi Santoso, SpOG, FMAS dari RS Eka Hospital juga mengakui hal tersebut. Menurutnya, selain ketakutan akan rasa sakit, sebagian ibu hamil biasanya memiliki traumatis saat persalinan sebelumnya, kurang percaya diri dengan kapasitas panggul karena bayinya besar, serta kurangnya dukungan dari keluarga.
Padahal, Dr. Budi mengatakan masalah yang timbul setelah persalinan caesar jauh lebih banyak dari persalinan normal. “Memang di awal setelah persalinan caesar, rasanya tidak terlalu sakit, tapi setelah itu rasa sakitnya luar biasa. Kalau persalinan normal, pasca-operasi rasa sakitnya justru hilang,” ujarnya. Departemen Kesehatan Indonesia sendiri pun sudah membatasi satu rumah sakit melakukan prosedur persalinan caesar tidak boleh lebih dari 20 persen dari jumlah seluruh kelahiran saat itu.
Dalam sesi talkshow “Melahirkan Normal, Siapa Takut?” oleh Eka Hospital hari Kamis (25/09) di Mother&Baby Fair 2014, Dr. Budi menjelaskan beberapa masalah yang timbul pasca-caesar, yaitu :
1. Kehilangan kesempatan merawat dan melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) kepada Si Kecil pada momen pertama
2. Berisiko terjadi pembekuan darah hingga mengancam jiwa Sang Ibu
3. Mengalami infeksi dan perlengketan di bagian dalam dinding perut
4. Terjadi komplikasi, misalnya cidera pada kandung kemih atau perlu dilakukan pengangkatan rahim
Dampak operasi caesar pun tidak hanya mengenai Sang Ibu, namun juga pada bayi. “Pada anak yang dilahirkan caesar, daya tahan tubuh mereka tidak terbentuk sejak awal kelahiran, sehingga lebih mudah sakit dibandingkan dengan anak yang lahir normal,” tutup Dr. Budi. (Sagar/DT/Dok. M&B)