BUMP TO BIRTH

Beda dengan Baby Blues, Moms Wajib Kenali Depresi Pasca Melahirkan



Kebanyakan ibu baru melahirkan mengalami baby blues. Namun, dalam tahap yang lebih serius, Anda bisa mengalami depresi pasca melahirkan. Moms perlu memahami bahwa keduanya merupakan masalah kesehatan mental yang berbeda.

Setelah melahirkan, Moms pasti mengalami perasaan campur aduk, ada rasa bahagia dan lega, tapi juga sekaligus rasa cemas dan takut. Baby blues merupakan kondisi yang umum dialami ibu baru melahirkan dan kondisi ini umumnya ditandai dengan mood swing, perasaan sedih sampai menangis, cemas, serta susah tidur.

Baby blues sendiri bisa muncul di hari ke-3 atau ke-4 setelah persalinan dengan gejala yang dirasakan hilang timbul serta tidak berlangsung lama, hanya sekitar 2-3 hari dan paling lama berlangsung 2 minggu.

Baca juga: Baby Blues Setelah Melahirkan, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

Meskipun begitu, baby blues bisa berlanjut ke tahap yang lebih parah atau serius, Moms. Seorang ibu bisa mengalami depresi pasca melahirkan atau postpartum depression. Berikut ini beberapa gejala depresi pasca melahirkan dan cara mengatasinya yang perlu Anda ketahui, Moms.

Gejala depresi pasca melahirkan

Orang sering mengira baby blues sama dengan depresi pasca melahirkan. Padahal keduanya merupakan dua kondisi yang berbeda. Depresi pasca melahirkan berlangsung lebih lama dan gejalanya lebih intens dibandingkan baby blues.

Gejala depresi pasca melahirkan pun dapat mengganggu kemampuan ibu untuk merawat bayi dan melakukan aktivitas harian. Melansir Mayo Clinic, depresi pasca melahirkan memiliki gejala seperti:

  • Suasana hati tertekan atau mood swing parah
  • Terlalu banyak menangis
  • Kesulitan menjalin bonding dengan bayi
  • Menjauh dari keluarga dan teman
  • Nafsu makan hilang atau makan lebih banyak daripada biasanya
  • Susah tidur atau bahkanterlalu banyak tidur
  • Kelelahan
  • Kurang minat pada sesuatu atau aktivitas yang biasanya dinikmati
  • Sangat sensitif dan mudah marah
  • Takut tidak bisa menjadi ibu yang baik
  • Putus asa
  • Merasa tidak berharga, malu, atau merasa bersalah
  • Susah konsentrasi atau mengambil keputusan
  • Gelisah
  • Mengalami kecemasan berat dan serangan panik
  • Muncul pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bayi
  • Muncul pikiran untuk mengakhiri hidup (suicidal thought).

Cara mengatasi depresi pasca melahirkan

Saat merasakan sejumlah gejala tersebut, apalagi hingga Moms mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas harian, Anda sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan tenaga profesional seperti dokter atau konselor.

Dokter atau konselor akan melakukan skrining untuk diagnosis. Ketika apa yang Anda alami terbukti merupakan gejala depresi pasca melahirkan, Moms tak perlu khawatir, karena kondisi ini bisa dipulihkan.

Mengutip Cleveland Clinic, perawatan atau terapi untuk depresi pasca melahirkan bakal berbeda tergantung tipe dan keparahan gejala. Moms bisa saja diresepkan obat anticemas atau antidepresan, psikoterapi seperti terapi bicara, cognitive behavioral therapy, juga diminta untuk bergabung dengan support group.

Untuk terapi berupa obat, dokter akan menyesuaikan kondisi Anda, sehingga proses pengobatan tidak akan berpengaruh negatif terhadap bayi apalagi di masa menyusui.

Nah, itulah beberapa informasi terkait gejala depresi pasca melahirkan yang perlu Anda waspadai dan cara untuk mengatasinya. Jangan malu untuk segera meminta bantuan kepada orang-orang terdekat bila Anda menyadari gejala-gejala tersebut. (M&B/Elise/RF/Foto: Freepik)