Saat sedang mengalami muntah-muntah, dehidrasi merupakan dampak jangka pendek yang paling mengkhawatirkan. Sering muntah bisa menyebabkan tubuh kehilangan cairan yang signifikan, yang dapat berisiko menyebabkan dehidrasi. Untuk itu, pencegahan dehidrasi saat muntah penting dilakukan.
Kenapa dehidrasi berbahaya, terutama jika terjadi pada anak? Karena dehidrasi membuat tubuh anak kehilangan lebih banyak cairan daripada yang masuk, sehingga bisa mengganggu keseimbangan elektrolit dan memengaruhi fungsi tubuhnya. Simak 6 cara pencegahan dehidrasi saat sedang muntah-muntah berikut ini, Moms.
Baca juga: Muntah pada Anak: Gejala, Penyebab, Pengobatan
Apa itu dehidrasi?
Mengutip Kementerian Kesehatan RI, dehidrasi adalah kondisi di mana seseorang kehilangan lebih banyak cairan dalam tubuh daripada yang diterima. Dehidrasi tidak hanya dapat dirasakan oleh orang dewasa, tapi juga oleh bayi, anak-anak, hingga orang tua. Cairan yang hilang bisa berupa air dan elektrolit penting, seperti natrium, kalium, dan klorida.
Kemenkes RI juga mengingatkan kalau tubuh sangat bergantung pada asupan cairan agar dapat berfungsi secara optimal. Tak hanya untuk menghilangkan rasa haus, cairan dalam tubuh juga berfungsi sebagai pengatur suhu, pembentuk sel, pelarut, media transportasi, media eliminasi toksin, pelumas, dan bantalan.
Cara pencegahan dehidrasi saat anak muntah-muntah
Sering muntah membuat tubuh mengeluarkan banyak cairan. Inilah yang membuat dehidrasi rentan terjadi. Untuk mencegahnya, lakukan beberapa cara pencegahan dehidrasi berikut ini.
1. Minum sedikit tapi sering
Saat anak mengalami muntah, tubuhnya perlu menggantikan cairan yang hilang. Cobalah minta anak untuk minum air atau cairan rehidrasi secara perlahan dan sedikit demi sedikit, misalnya satu sendok teh air setiap beberapa menit. Hindari minum dalam jumlah besar sekaligus, karena hal ini justru bisa memicu muntah kembali.
2. Minum larutan elektrolit
Larutan rehidrasi oral (oralit) atau minuman yang mengandung elektrolit sangat dianjurkan untuk pencegahan dehidrasi saat muntah. Elektrolit seperti natrium dan kalium membantu tubuh menyerap cairan dengan lebih efektif dan mengembalikan keseimbangan cairan tubuh yang terganggu.
3. Hindari kafein
Minuman yang mengandung kafein dapat memperburuk dehidrasi, karena memiliki sifat diuretik yang bisa meningkatkan frekuensi buang air kecil.
4. Konsumsi makanan ringan setelah muntah berhenti
Setelah muntah berhenti atau setidaknya intensitas muntah berkurang, coba ajak anak untuk mengonsumsi makanan ringan yang mudah dicerna, seperti nasi putih, roti kering, atau pisang. Hindari makanan berlemak, pedas, atau berat yang dapat memperburuk kondisi lambung. Makanlah dalam porsi kecil, tapi sering.
5. Jaga suhu tubuh
Jika muntah disertai demam, usahakan menjaga tubuh tetap dingin. Dehidrasi bisa makin parah jika tubuh terpapar suhu tinggi. Ketika tubuh kepanasan, sistem tubuh akan memberikan sinyal dengan mengeluarkan keringat lebih banyak untuk menurunkan suhu tubuh. Jika anak banyak berkeringat saat sedang muntah-muntah, tentu risiko dehidrasi akan meningkat, Moms.
6. Jangan lupa istirahat
Istirahat yang cukup sangat penting untuk pemulihan tubuh dari lelahnya muntah-muntah, karena kelelahan dapat memperburuk risiko dehidrasi. Jadi, pastikan anak cukup tidur dan tidak banyak bergerak.
Itulah 6 cara pencegahan dehidrasi saat muntah-muntah. Yang perlu diperhatikan, jika muntah berlangsung lebih dari 24 jam atau disertai dengan gejala dehidrasi berat, seperti mulut kering, urine berwarna gelap, pusing, lemas, dan jarang berkemih, segera cari pertolongan medis.(M&B/Ayu/SW/Foto: Freepik)