FAMILY & LIFESTYLE

Penabulu Rilis Platform Belanja Thrifting untuk Misi Sosial Pengentasan Kemiskinan



Menjawab tantangan kemiskinan yang masih dihadapi oleh 25,9 juta rakyat Indonesia (BPS, Juni 2024), Yayasan Penabulu memperkenalkan inisiatif baru bernama Penabulu Shop. Dengan visi menggabungkan gaya hidup berkelanjutan dan upaya sosial, Penabulu Shop menjadi thrift shop berkelanjutan pertama di Indonesia yang memiliki misi sosial pengentasan kemiskinan.

Dalam acara soft launching yang digelar di Mula by Galeri Jakarta, Cilandak Town Square (CITOS), Penabulu Shop menekankan pentingnya kontribusi masyarakat dalam mendukung keberlanjutan lingkungan sekaligus memberdayakan ekonomi komunitas.

Konsep ini terinspirasi oleh kesuksesan lebih dari 600 Oxfam Shop di Inggris yang telah membantu mengentaskan kemiskinan dengan memperkuat komunitas lokal dan mempromosikan keadilan sosial.

Budiman Sudjatmiko, Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) RI, yang hadir sebagai Keynote Speaker menyampaikan, “Kami memberikan apresiasi kepada Yayasan Penabulu dengan diluncurkannya Penabulu Shop sebagai platform inovatif belanja barang bekas berkelanjutan pertama yang berfokus pada dampak sosial untuk pengentasan kemiskinan. Hal ini selaras dengan program Badan Percepatan Taskin yang memiliki tujuan menurunkan angka kemiskinan dari 9% menjadi 5% pada 2029.”

Penabulu Shop hadir secara online maupun offline, sehingga dapat menjangkau seluruh masyarakat luas yang ingin turut menjadi bagian dari misi sosial ini. Anda yang memiliki banyak barang-barang layak pakai di rumah, seperti pakaian, sepatu, perhiasan, dan alat-alat elektronik, tapi sudah tidak dipakai lagi, dapat mendonasikan barang-barang tersebut ke Penabulu untuk dijual di platform Penabulu Shop.

Seluruh hasil penjualan akan disalurkan ke program-program pengentasan kemiskinan berdasarkan isu-isu strategis, seperti lingkungan dan perubahan iklim, pemberdayaan desa, kesehatan masyarakat, keadilan transformasi digital, serta kemitraan pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Esti Nuringdyah, Direktur Program Yayasan Penabulu menekankan, "Penabulu Shop memadukan gaya hidup berkelanjutan dengan misi sosial, menciptakan dampak yang bermakna bagi komunitas dan lingkungan."

Budi Santosa, Business Advisor Yayasan Penabulu menyampaikan, “Hari ini, kami membuka pintu untuk kebaikan dan keberlanjutan, mengubah barang-barang kesayangan yang tidak terpakai menjadi awal yang baru dan lebih bernilai. Bersama-sama, kita jadikan setiap donasi barang dan pembelian langkah menuju masa depan yang lebih cerah bagi mereka yang membutuhkan. Selamat datang di Penabulu Shop."

Dengan tren fashion pre-loved yang makin diminati generasi muda, khususnya Gen Z, Penabulu Shop hadir untuk memberikan pilihan gaya hidup yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga berdampak sosial. Menurut data dari McKinsey & Company (Agustus 2024), Gen Z menyukai gaya thrifting dan vintage, sejalan dengan panggilan hati mereka terhadap sirkular ekonomi.

Elvera N. Makki, Pengamat Tren Komunikasi Berkelanjutan menyampaikan, “Tren berbelanja pakaian preloved di negara-negara maju cenderung meningkat di sepanjang 2018-2023, yaitu di Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, dan Spanyol. Survei dari Statista Consumer Insights ini dilakukan terhadap 2000-10.000 responden usia 18-64 tahun, dimana peningkatan tertinggi terjadi di Inggris sebesar 8%. Tak heran, Oxfam Shop di sana pun berhasil baik.”

“Dengan mendukung gaya hidup berkelanjutan, kita bersama-sama menciptakan perubahan nyata untuk masyakarat yang lebih baik, bahkan di Penabulu Shop, komitmen kami adalah untuk membantu pengentasan kemiskinan di Indonesia. Mari teruskan cerita keberlanjutan, karena dengan kekuatan bernarasi, itikad baik ini dapat terus dikembangkan.” tutup Budi Santosa. (M&B/SW/Foto: Dok. Penabulu)