Sering dikatakan bahwa hidup akan berubah begitu punya anak. Tapi saat menjalani tidak menyangka perubahan akan seekstrim ini. Salah satu yang seringkali disesalkan adalah perubahan intensitas hubungan dengan teman-teman, khususnya mereka yang belum memiliki anak. Jadwal dan prioritas yang berbeda membuat sekedar bertemu untuk ngopi-ngopi saja sangat sulit. Tapi bukan berarti saya tidak menyayangi dan merindukan mereka. Justru sebaliknya, dengan segala perubahan dalam hidup yang terjadi, saya merasa benar-benar membutuhkan dan sangat menghargai mereka.
Di tengah segala hiruk pikuk antara bekerja dan mengurus anak balita, saya butuh mereka untuk memberitahu saya di mana tempat dan acara seru, apa saja berita baru yang patut diperbincangkan, apa model baju dan rambut yang terkini, untuk me-time dan girltalk, dan terutama untuk mengingatkan saya seperti apa rasanya menjadi manusia dewasa yang bisa melakukan apapun tanpa interupsi dari Si Kecil.
Sayangnya, saya merasa bahwa selama ini saya tidak cukup menunjukkan penghargaan untuk pertemanan dan dukungan yang mereka terus berikan pada saya. Saya ingin gunakan kesempatan ini untuk minta maaf, dan berterimakasih untuk pertemanan menyenangkan yang tetap kita (usahakan untuk) jalani. Sekaligus deh, saya juga cantumkan beberapa poin permohonan maaf dan maklum, atas peristiwa yang mungkin (ok, pasti) pernah terjadi, dan sangat mungkin (ok, sangat pasti) akan terjadi lagi esok-esok hari.
1. Mohon maklum dengan keadaan rumah yang tidak pernah benar-benar rapi saat kamu berkunjung. Mungkin kamu akan tersandung mainan atau tidak sengaja menduduki baju kotor anak saya di sofa. Maaf saya seperti tidak sadar, karena bagi saya semua kesemrawutan ini sudah menjadi bagian dari interior rumah.
2. Maafkan juga kalau kamu main-main ke rumah, pasti akan ada interval di mana saya harus silam sejenak untuk mengurus Si Kecil yang minta makan atau minum atau ngompol atau ngantuk dan sebagainya. Terimakasih mau bersabar menunggu untuk kembali melanjutkan cerita gosip seru yang tadi tertunda.
3. Maafkan kalau saya membalas sms, bbm, wa suka lama. Terkadang begitu sudah mau membalas, tiba-tiba ada saja yang tumpah, pecah, bocor, atau menangis, dan banyak kasus darurat lainnya.
4. Segala aspek kehidupan saya sudah dikuasai anak, termasuk mobil. Walaupun dari luar bentuknya mobil keluarga yang luas dan besar, namun ajaibnya di dalam bisa penuh dengan segala carseat, mainan, peralatan anak dan juga remah-remah makanan serta sampah-sampah kotoran dari kegiatan mereka. Maka dari itu, mohon maaf kalau kita tidak bisa menerima permintaan nebeng dari semua orang, karena memang tidak muat. Dan buat yang bisa naik, please mind the mess.
5. Maafkan buat semua followers atau friends di sosial media untuk update tanpa henti foto dan kegiatan anak. I can’t help myself, it’s almost scary! Saya bahkan sampai buat Instagram khusus anak saya, @lihatlilou, supaya foto-foto di gallery smartphone tidak mubazir. Follow ya (Shameless, I know).
6. Maafkan saya jarang sekali mengiyakan ajakan pergi keluar, apalagi pergi malam. Karena besoknya sudah harus dari pagi buta menyiapkan segala sesuatu, saya terpaksa super selektif untuk memilih kegiatan hiburan.
7. Oleh karena itu juga, kalaupun bisa keluar, maafkan kalau saya sudah menguap jam 10 malam. Bukan berarti saya tidak menikmati waktu, tapi memang tubuh sudah terprogram sedemikian rupa, bagian dari evolusi biologis menjadi orangtua.
8. Maaf, pergi dadakan bisa dikatakan tidak mungkin dilakukan. Kecuali kalau yang dimaksud dadakan adalah setidaknya 2x24 jam dari sekarang.
9. Dan maafkan kalau lagi ngumpul bahan pembicaraan saya tetap berkisar soal anak, dari kelucuan kebandelan sampai jadwal kamar mandinya pun saya ceritakan. Mungkin saya tidak sadar saat bercerita dengan segala detail sebenarnya kamu sedang terjijik-jijik. Saya akan berusaha untuk lebih peka dalam hal ini.
10. Walaupun begitu, saya mohon, PLEASE, jangan pernah bosan ajak saya pergi-pergi. Walaupun saya lebih sering menolak, mohon terus saja beritahu tiap ada jadwal JJS – Jalan Jalan Seru. Karena, begitu kesempatan itu tiba (frekuensi mungkin jarang ibarat gerhana bulan, tapi waktu itu pasti akan tiba) dengan semangat membara saya akan dengan senang hati bersiap-siap berdandan dan menikmati serunya waktu senggang saya bersama kalian teman-teman tersayang! Tapi pulangnya tidak bisa terlalu malam yah, besok harus antar anak Field Trip sekolah.