Tips Melakukan Sleep Training Bayi yang Efektif dan Aman

Tidur adalah kebutuhan penting, tidak hanya bagi bayi, tapi juga bagi orang tua. Namun, banyak orang tua baru mengalami tantangan besar saat harus memastikan bayi mereka memiliki rutinitas tidur yang baik. Jika Anda merasa kelelahan karena begadang, sleep training bayi bisa menjadi solusi terbaik.

Sleep training adalah proses melatih bayi untuk bisa tidur sendiri tanpa bantuan orang tua atau pengasuh, seperti digendong, disusui, atau diayun hingga tidur. Tujuannya agar bayi bisa tidur lebih cepat, lebih pulas, dan tidak sering terbangun di malam hari. Bahkan, beberapa bayi bisa belajar menenangkan diri sendiri saat terbangun.

Idealnya, sleep training bisa dimulai saat bayi berusia 4-6 bulan. Di usia ini, bayi sudah cukup umur untuk tidur lebih lama tanpa perlu menyusu di malam hari.

Manfaat sleep training bayi

Selain membuat tidur bayi lebih berkualitas, sleep training juga memberikan banyak manfaat lain, lho, yakni:

• Bayi lebih mandiri. Belajar tidur sendiri membantu bayi mengembangkan kemampuan menenangkan diri.
• Tidur lebih nyenyak. Bayi bisa tidur 9-12 jam di malam hari.
• Mengurangi stres pada orang tua. Tidur malam yang cukup membantu orang tua mengurangi kelelahan, meningkatkan suasana hati, dan memperbaiki kesejahteraan secara keseluruhan.

Jenis-jenis sleep training

Ada berbagai metode sleep training yang bisa Moms pilih, yaitu:

1. Cry it out: Membiarkan bayi menangis hingga tertidur sendiri. Metode ini mengharuskan Moms untuk tetap membiarkan bayi menangis sampai tertidur sendiri. Pastikan dulu semua kebutuhan bayi sudah terpenuhi dan ia merasa aman dan nyaman, sehingga bayi tidak perlu berlama-lama menangis hingga akhirnya terlelap.

2. Metode ferber (check and console): Menidurkan bayi di tempat tidurnya, lalu keluar kamar. Periksa bayi secara berkala dengan interval waktu yang ditentukan.

3. The chair: Duduk di kursi di samping tempat tidur bayi sampai ia tertidur. Secara bertahap, pindahkan kursi menjauhi tempat tidur setiap malam.

4. Fading: Mengatur waktu tidur bayi secara bertahap, misalnya, jika bayi terbiasa tidur jam 8.30 malam, majukan waktu tidurnya 15 menit lebih awal setiap hari hingga mencapai jam 8 malam.

5. Gentle sleep training: Jika bayi menangis saat hendak tidur, Moms bisa menenangkannya, tapi jangan terlalu lama, ya. Setelah bayi tenang, segera kembalikan ke tempat tidur.

6. Pick up, put down: Menggendong bayi saat rewel, lalu meletakkannya kembali ke tempat tidur saat mulai terlelap.

Baca juga: Cara Efektif Melakukan Sleep Training untuk Anak 2 Tahun

Tips melakukan sleep training

Agar sleep training berjalan lancar, ini beberapa tips yang bisa Moms terapkan.

1. Tetapkan jadwal rutin.Ciptakan rutinitas waktu tidur yang konsisten, seperti memandikan bayi, mengganti pakaian tidur, dan membacakan buku cerita. Rutinitas yang tetap membantu bayi mengenali bahwa sudah waktunya tidur.

2. Ciptakan lingkungan tidur yang nyaman.Pastikan tempat tidur bayi aman dan nyaman. Gunakan pencahayaan redup, suhu ruangan yang sejuk, dan hindari kebisingan yang dapat mengganggu.

3. Kenali waktu mengantuk bayi.Amati tanda-tanda mengantuk bayi, seperti menggosok mata, menguap, atau menjadi rewel. Membuat bayi tidur saat ia mengantuk tapi belum terlalu lelah akan mempermudah prosesnya.

4. Jangan menyerah di tengah jalan.Sleep training membutuhkan waktu dan konsistensi. Mungkin akan ada malam-malam yang sulit, tapi tetaplah teguh dengan metode yang Anda pilih.

5. Fleksibel dan beradaptasi.Setiap bayi unik, jadi penting untuk mendengarkan kebutuhan bayi Anda dan menyesuaikan pendekatan bila diperlukan, Moms.

Itulah penjelasan mengenai sleep training bayi. Tertarik mencoba salah satu metodenya pada Si Kecil, Moms? Apa pun pilihan Anda, pastikan semuanya dilakukan dengan cinta dan konsultasi dengan ahli jika diperlukan. (M&B/Hana/WR/Foto: Freepik)