BABY

Defisiensi Zat Besi pada Bayi ASI Eksklusif



Apakah benar bayi ASI eksklusif memerlukan tambahan suplemen zat besi? Jika iya, kapan waktu yang tepat untuk memberikan suplemen zat besi ini? Berapa banyak? Dan mengapa? Pertanyaan-pertanyaan ini banyak dilontarkan oleh para ibu menyusui, dan ternyata memang tidak mudah untuk menjawabnya.

Zat besi diperlukan tubuh untuk membentuk hemoglobin, yaitu pigmen dalam darah yang bertugas mengangkut oksigen. Apabila Si Kecil tidak mendapatkan zat besi yang cukup, maka jumlah sel darah merahnya akan berkurang dan jaringan-jaringan tubuh akan menerima lebih sedikit oksigen dari yang dibutuhkan. Salah satu akibat dari kekurangan zat besi adalah anemia. Penelitian pada anak usia 6-18 bulan menunjukkan anemia zat besi pada masa bayi menjadi salah satu penyebab gangguan fungsi otak permanen. Jadi, kekurangan zat besi pada periode ini harus menjadi perhatian serius, karena dapat memengaruhi kecerdasan dan perkembangan anak.

Benarkan Anemia?
Beberapa tahun terakhir, terjadi kontroversi di dunia laktasi mengenai defisiensi zat besi pada bayi ASI eksklusif. Pada tahun 2001, WHO menyampaikan kekhawatirannya akan risiko kekurangan zat besi pada bayi ASI eksklusif. Glader, seorang ahli kesehatan anak, juga menyebutkan dalam artikel Anemias of Inadequate Production, yang diterbitkan dalam jurnal Textbook of Pediatrics 2004, agar bayi yang mendapatkan ASI eksklusif mendapatkan suplemen zat besi untuk menghindari kemungkinan defisensi zat besi.

Sayangnya, riset mengenai kadar zat besi pada bayi ASI eksklusif masih relatif belum mencukupi, sehingga kebijakan perlunya pemberian suplemen zat besi bagi bayi ASI eksklusif masih bersifat kontroversi di dunia laktasi, baik di Indonesia, maupun internasional. Di Indonesia sendiri, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melalui Satgas Anemia Defisiensi Besi (Adebe) merekomendasikan pemberian suplemen besi untuk anak usia 0-2 tahun. Usia ini dinilai sebagai masa emas dalam proses perkembangan fisik dan kecerdasan anak.

Kapankah Tidak Cukup?
Usia kritis untuk anak mendapatkan tambahan zat besi selain dari ASI adalah 6-9 bulan. Di usia ini, kadar zat besi ASI tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan anak, karena mereka mulai melakukan banyak aktivitas, seperti merangkak dan berguling. Oleh karena itu, pemberian MPASI saat bayi berusia enam bulan sangat diperlukan.

Selain rentang usia ini, ada beberapa kondisi bayi yang memang memerlukan suplemen zat besi tambahan, seperti bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan bayi lahir tidak cukup bulan (prematur). Pada trimester akhir kehamilan, tubuh ibu memberikan banyak asupan zat besi pada sang janin yang jumlahnya cukup hingga usia anak enam bulan. Jadi, pada bayi prematur yang lahir lebih cepat, asupan zat besi tidak cukup banyak, sehingga diperlukan suplemen zat besi. (rosa/dok.M&B)