Sebagai balita yang selalu aktif bergerak dan senang bereksplorasi, Anda pasti sering menjumpai Si Kecil terluka karena jatuh atau tertular batuk dan pilek dari temannya. Situasi seperti ini tidak bisa Anda prediksikan. Oleh karena itu, sebaiknya, sediakanlah kotak obat khusus balita di rumah sehingga Anda lebih siap untuk melakukan pertolongan pertama. Berikut beberapa obat dan produk kesehatan yang harus Anda miliki di rumah:
1. Saat Si Kecil Demam
Anda khawatir Si Kecil terserang demam tinggi? Sebuah termometer digital akan membantu mengukur suhu tubuh Si Kecil, sehingga Anda tahu waktu yang tepat untuk memberi obat penurun panas. The American Academy of Pediatrics (AAP) menyebutkan bahwa suhu tubuh anak yang normal berkisar antara 36°C – 38°C. Jika suhu tubuh Si Kecil lebih dari angka tersebut, maka ia terserang demam, dan Anda boleh memberikan obat penurun panas sesuai dosis padanya.
Ada berbagai jenis obat penurun panas untuk anak, seperti parasetamol dan ibuprofen. Dr. Ni Ketut Prami Rukmini, Sp.A, dari Kemang Medical Care yang akrab dipanggil Dr. Ami, menjelaskan bahwa obat penurun panas anak yang paling aman saat ini adalah golongan parasetamol. Obat jenis ini banyak ragam dan jenisnya di pasaran. Ibuprofen juga merupakan golongan lain dari obat penurun panas anak yang banyak di pasaran. Lalu, apa perbedaan parasetamol dan ibuprofen? Dr. Ami menjelaskan bahwa sebagai penurun panas dan pereda nyeri, parasetamol (yang mempunyai nama kimia asetaminofen) relatif lebih aman untuk anak. Dosis yang tepat harus diperhatikan karena obat ini dimetabolisme di hati, sehingga pemakaian dengan dosis yang berlebihan dapat berakibat buruk bagi anak. Sebaliknya, ibuprofen, memiliki respons penurun panas dan pereda nyeri yang lebih kuat dan bereaksi lebih lama, tetapi berisiko menimbulkan gangguan pada fungsi trombosit. Dosis parasetamol rata-rata adalah 10 mg per kg berat badan tiap kali pemberian, dan dapat diberikan tiap 4-8 jam. AAP tidak merekomendasikan pemberian parasetamol lebih dari 5 kali sehari.
2. Nakalnya Si Serangga
Untuk meredakan gatal akibat gigitan serangga, seperti nyamuk, Dr. Ami tidak menyarankan untuk menggunakan salep yang memiliki kandungan kortikosteroid, karena pemberian jangka panjang dapat menyebabkan kulit menjadi tipis (sel kulit atrofi). “Saat Si Kecil digigit serangga, lebih baik diajak untuk mencuci kaki atau tangannya yang tergigit sehingga berkurang rasa gatalnya,” ujar Dr. Ami.
Beberapa ibu juga menggunakan perawatan minyak tradisional, seperti minyak tawon, mnyak telon, dan minyak kayu putih untuk meredakan gatal akibat gigitan serangga. Untuk menghindari Si Kecil digigit oleh serangga, Anda bisa menyiapkan lotion anti-nyamuk, hanya jika Si Kecil tidak memiliki kulit yang sensitif dan tak mudah alergi. Jangan lupa untuk memerhatikan aturan pemakaian pada tiap produk.
3. Merawat Luka dan Bengkak
Sebagai persiapan bila Si Kecil cedera karena terjatuh atau terbentur, selalu sediakan peralatan medis sederhana di rumah Anda. Sediakan plester dengan segala ukuran, mulai dari yang kecil hingga besar. Alkohol murni juga wajib ada di kotak obat Anda. Alkohol berguna sebagai anti bakteri yang dapat membersihkan kuman pada luka. Anda juga sebaiknya menyediakan kapas atau cotton bud yang disimpan dengan baik dalam wadah tertutup, sebagai media untuk mengoleskan obat antiseptik pada luka Si Kecil.
Dr. Ami menyarankan agar Anda memerhatikan luka Si Kecil dengan baik. Jika ia mengalami luka teriris atau terjatuh dengan diameter lebih dari 1 cm dan cukup dalam, segera bawa Si Kecil ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan yang memadai. Lalu bagaimana untuk menangani benjol atau memar? Dr. Ami menyarankan untuk mengompres benjol atau memar dengan menggunakan air dingin atau es pada 24 jam pertama, kemudian dilanjutkan dengan air panas 24 jam selanjutnya. Waspadalah dengan benjol atau memar yang lebih dari 5 cm dan diikuti dengan gejala seperti Si Kecil muntah-muntah, pusing, atau kesadaran menghilang. Segera larikan ia ke rumah sakit karena bisa-bisa ia mengalami benturan yang cukup keras dan dapat berakibat buruk bagi kesehatannya. Untuk merawat benjol dan memar tanpa luka terbuka, banyak juga ibu yang menggunakan obat antitrauma oles, seperti trombophop. (OCH/ Dok. Free Digital Photos)