Tak bisa dihindari, rasa sakit akan muncul saat proses persalinan, terutama persalinan normal. Namun, rasa sakit yang muncul ini dapat dikurangi dengan epidural.
Anestesi epidural merupakan metode pereda nyeri paling populer selama persalinan. Banyak perempuan meminta epidural dibandingkan dengan metode lainnya dalam meredakan nyeri persalinan. American Pregnancy Association menyebutkan, lebih dari 50 persen perempuan yang melakukan persalinan di rumah sakit menggunakan anestesi epidural. Anestesi ini digunakan untuk mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan selama persalinan berlangsung.
Anestesi epidural, dijelaskan dr. Cepi Teguh Pramayadi, Sp.OG adalah teknik untuk menghilangkan rasa sakit dengan memasukkan obat anestesi melalui sumsum tulang belakang, di daerah epidural (salah satu bagian dari susunan saraf pusat di bagian tulang belakang).
Teknik ini akan membebaskan ibu dari rasa sakit sekitar 12 jam ke depan. Sifat anestesi epidural ini memblok daerah yang disuntik sampai ke bagian tungkai bawah sehingga pasien tidak merasakan kontraksi atau mulas. Ini menjadi salah satu keuntungan dari tindakan epidural. “Di saat pasien mengalami kontraksi, mereka tidak akan merasakan adanya nyeri sama sekali. Sehingga saat pembukaan lengkap dan pasien harus mengejan, pasien akan dituntun untuk mengejan sesuai dengan datangnya kontraksi yang dinilai oleh dokter,” jelas dr. Cepi
Keuntungan dan kerugian dari tindakan epidural ini memang harus dicermati. Itu sebabnya, ada sejumlah persyaratan atau kondisi yang membuat seorang ibu hamil dapat menjalani epidural tersebut.
Baca informasi lebih lengkap tentang keuntungan dan kerugian epidural di majalah Mother&Baby edisi Januari 2015! (DYS/Aulia/dok.M&B)