Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine menyebutkan angka kematian bayi-bayi yang lahir prematur di Amerika menurun. Meski begitu, pemimpin studi, Dr. Ravi Mangal Patel, menjelaskan risiko kematian masih tinggi bagi mereka.
“Studi tetap harus dilanjutkan agar kami bisa mengidentifikasi dan mengimplementasikan strategi-strategi untuk mengurangi potensi komplikasi serius pada bayi prematur, yang nantinya dapat mengakibatkan kematian,” ujarnya. Menurutnya, penyebab kematian pun sangat tergantung pada waktu kelahiran dan berapa lama mereka mampu bertahan setelah dilahirkan.
Dilansir dari Babycenter, Dr.Edward McCabe, pemimpin medis dari March of Dimes, memaparkan walaupun bayi prematur yang bertahan hidup meningkat, kehamilan tetap disarankan mencapai usia 38-42 minggu. “Semakin sesuai dengan waktu kelahiran, semakin baik pula kondisi Sang Bayi. Bila bayi atau ibu tidak dalam bahaya, inkubator terbaik adalah di dalam perut ibunya,” tutup Dr. Edward. (Sagar/DT/Dok. M&B)