TODDLER

Waspadai Cedera Tulang Si Kecil

waspada cedera tulang


Di usia balitanya, Si Kecil memang sangat aktif bergerak dan senang melakukan kegiatan fisik yang cenderung berbahaya, seperti melompat dari tempat tidur, menaiki sofa, naik-turun tangga, memanjat, dan sebagainya. Jadi, tak heran jika ia rentan terhadap cedera tulang, seperti retak ataupun patah tulang.

Umumnya, kasus patah tulang pada balita terjadi pada anggota tubuh bagian atas, seperti bahu, lengan atas, dan pergelangan tangan. Untuk mendeteksi apakah anak Anda mengalami patah tulang atau tidak, perhatikanlah tanda-tanda berikut ini bila ia terjatuh.

1. Apakah ada bunyi patahan tulang ketika ia terjatuh.

2. Apakah timbul bengkak, lebam, atau jaringan lunak pada bagian yang terluka.

3. Apakah ada rasa sakit saat bagian tubuh tersebut digerakkan atau ditekan.

4. Apakah terjadi perubahan bentuk pada bagian yang terluka. Pada kasus patah tulang yang parah, patahan tulang bisa menonjol pada kulit.

Bila bagian yang terluka terjadi di kepala, leher, atau bagian tulang belakang, sebaiknya jangan pindahkan tubuh Si Kecil. Segera panggil ambulans dan perawat yang kompeten untuk memindahkannya.

Pada kasus yang tidak terlalu serius, Anda bisa melakukan tindakan awal sebelum membawanya ke rumah sakit. Lepaskan pakaian dari bagian yang terluka, kompres dingin bagian yang terluka, lalu tahan bagian tersebut agar minim gerakan. Bersegeralah untuk membawanya ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Sementara pada kebanyakan kasus retak dan patah tulang, hanya dibutuhkan pemasangan gypsum sampai luka sembuh. Namun, tidak menutup kemungkinan bila dibutuhkan tindakan operasi. Lama proses penyembuhan cedera tulang itu sendiri bervariasi, tergantung dari tingkat keparahannya. Yang pasti, saat mengalami cedera tersebut, anak diusahakan untuk tidak banyak bergerak agar proses penyembuhannya lebih cepat. (Aulia/doc.M&B)