FAMILY & LIFESTYLE

Ibu Pengidap Kanker Tulis Surat untuk Anaknya



Kematian memang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Tidak mudah rasanya jika kita mengetahui bahwa hidup kita tidak akan lama lagi. Terlebih, saat mengetahui bahwa kita akan meninggalkan orang-orang tercinta di sekitar kita, termasuk anak-anak.

Ironisnya, kenyataan tersebut harus dihadapi oleh seorang ibu satu anak asal AS, Heather McManamy. Heather mengidap kanker payudara yang didiagnosis sejak 2014. Putrinya, Brianna, 4, masih terlalu kecil untuk mengerti bahwa ibunya sedang mengalami sakit keras.

“Kanker telah menyebar hingga ke liver dan tulang. Rasanya sakit semua. Saya merasa payah. Ini babak keempat saya menjalani kemoterapi,” ungkap Heather yang sempat diwawancarai ABC News.

Mengetahui jika hidupnya sangat singkat, wanita 35 tahun asal McFarland ini berinisiatif untuk menceritakan hal-hal penting dalam hidupnya melalui sebuah tulisan, yang dipersembahkan untuk anak perempuannya.

Sejak pertama kali didiagnosis, Heather mulai sibuk menulis tahapan-tahapan penting di setiap kehidupannya dalam sebuah kartu ucapan. Heather berharap melalui tulisan-tulisan itu putrinya dapat merasa selalu dekat dengan sang ibu, meskipun ibunya sudah tiada saat ia beranjak dewasa nanti. Ia juga mempersiapkan pesan untuk hari-hari penting dalam hidup putrinya ketika dewasa nanti.

“Saya menceritakan semuanya. Mulai dari hari-hari yang buruk saat kemoterapi, hari penting saat saya menikah dengan ayahnya, hingga pengalaman pertama saat menjadi ibu. Saya juga menceritakan bagaimana rasanya jatuh cinta dan patah hati. Saya juga mempersiapkan ucapan-ucapan selamat untuk hari-hari pentingnya nanti, termasuk saat Bri ulangtahun, wisuda, hingga menikah dan melahirkan. Tak lupa saya juga selipkan candaan dan nasehat untuk menghibur Bri. Semoga melalui surat-surat ini Bri tetap bisa merasa terkoneksi dengan saya setelah ibunya pergi,” ungkap Heather dalam wawancara ABC News.

Selain surat, Heather juga merekam kesehariannya bersama Bri, putrinya melalui video, sehingga Bri dapat melihat betapa sang ibu begitu mencintainya. "Saya tidak peduli apa yang putri saya lakukan dalam kehidupannya nanti. Saya hanya ingin ia menemukan kebahagiaannya. Saya mengingatkan satu hal padanya bahwa hidup ini singkat. Jika ia hidup untuk dirinya sendiri, semuanya akan baik-baik saja. Meskipun saya tidak tahu kapan Tuhan akan benar-benar memanggil, saya merasa beruntung bisa mempersiapkan semua ini untuk putri saya," tutupnya. (Aulia/DT/dok.M&B UK)