Orangtua yang terlalu mengontrol secara psikologis dapat membuat anak menjadi tidak bahagia dan bergantung pada orang lain ketika ia tumbuh dewasa. Hal ini dikemukakan oleh para ahli dari University College London setelah melakukan studi kepada ribuan anak-anak di Inggris. Dan dampak negatif yang berkepanjangan tersebut mirip dengan pengalaman seseorang yang sedang berkabung.
Studi yang dipublikasikan di The Journal of Positive Psychology ini dilakukan dengan melakukan penelitian kepada 5.362 orang yang lahir pada 1946 dan 2.000 di antaranya diminta mengikuti sebuah survei saat mereka berusia 60 tahun.
Dilansir melalui Daily Mail, dari hasil penelitian Dr. Mai Stafford dari MRC Unit for Lifelong Health & Ageing di UCL menyebutkan, “Anak-anak dengan orangtua yang selalu hangat dan merespons perilaku mereka, memiliki tingkat kepuasan hidup yang lebih tinggi dan kesehatan mental yang lebih baik. Sebaliknya, anak-anak yang selalu dikontrol, termasuk tidak diperbolehkan menentukan keputusan, tidak memiliki privasi, serta membuat mereka setiap saat bergantung pada orangtuanya, secara signifikan diasosiasikan dengan tingkat kepuasan hidup maupun kesehatan mental yang lebih rendah.”
Jadi, bila anak memiliki ikatan emosional yang kuat dengan orangtuanya, ia pun akan tumbuh dengan memiliki kasih sayang yang besar dalam dirinya. “Orangtua harus memberikan pondasi yang kuat untuk anak mengeksplorasi dunia. Sementara itu kehangatan dan respons dari orangtua membantu perkembangan sosial dan emosional anak,” ujar Dr. Mai. Kasih sayang seorang ayah juga disebut berdampak pada kehidupan seorang anak, namun kontrol psikologis dari ibu lah yang berdampak secara signifikan. (Sagar/OCH/Dok. M&B)