FAMILY & LIFESTYLE

MPASI Sehat untuk Si Kecil



Moms, saat bayi sudah berusia di atas 6 bulan, Anda sudah boleh memberinya makanan pendamping ASI (MPASI). Nah, bagaimanakah MPASI yang sehat untuk Si Kecil? Menurut dr. Rouli Nababan dari KiddieCare Center, Sunter, Jakarta, MPASI yang baik adalah kaya akan kalori, protein, dan mikronutrien (terutama zat besi, zink, kalsium, vitamin A, vitamin C dan asam folat), bersih dan aman. Selain itu, MPASI juga harus bebas pathogen, bebas zat kimia atau toksin, bebas tulang atau biji keras yang dapat membuat bayi tersedak, tidak diberikan dalam keadaan panas, tidak pedas atau asin, mudah ditelan, disukai oleh bayi, mudah didapat dan terjangkau, serta mudah disiapkan.

Dahulu, WHO dan UNICEF lebih menekankan pemberian MPASI yang dibuat sendiri di rumah daripada makanan instan yang diproduksi massal. Namun setelah dilakukan berbagai penelitian klinis, ternyata banyak bayi tidak memperoleh zat nutrisi yang sesuai dengan yang seharusnya. Itulah mengapa, saat membuatkan MPASI rumahan, Moms harus benar-benar memerhatikan kecukupan nutrisi yang dibutuhkan bayi. WHO dan UNICEF juga mengeluarkan Global Strategy for Infant and Young Child Feeding yang menjelaskan bahwa makanan tambahan yang diproses oleh industri makanan (bubur bayi instan) dapat dijadikan pilihan untuk diberikan kepada bayi karena mudah disiapkan, mencukupi kebutuhan nutrisinya, dan aman.

Makanan tersebut sudah diperkaya dengan tambahan suplemen yang menjamin kecukupan mikronutrien bayi. Pembuatan makanan diatur oleh The Codex Alimentarius Commission, yaitu lembaga yang dibuat oleh FAO dan WHO (1963) yang mengatur standar pembuatan makanan dan menjamin keamanan, termasuk cara membuat, promosi, dan transportasi, serta dilindungi oleh pemerintah internasional. The Codex Alimentarius Commission mengatur bahwa makanan bayi yang diproduksi massal tidak boleh menggunakan pengawet dan zat aditif yang berbahaya. Menurut dr. Rouli, hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan MPASI instanadalah tanggal kadaluarsa yang masih jauh, kemasan masih tersegel, warna dan bentuk makanan tidak berubah atau menggumpal.

Perlu diketahui bahwa pemberian MPASI berupa sayur dan buah saja tidak dianjurkan, karena tidak memenuhi syarat MPASI yang baik. MPASI tersebut tidak memenuhi kebutuhan protein dan mikronutrien bayi. Namun yang sering terjadi dalam pembuatan MPASI rumahan adalah pemenuhan zat mikronutrien sebagian besar hanya berasal dari sayuran, buah, dan umbi-umbian. Sementara, bahan makanan yang berasal dari hewan hanya sedikit diberikan. Akibatnya, secara umum pemenuhan zat besi, zink, dan kalsium tidak terpenuhi dari kebutuhan total bayi.

Pada 1998, WHO dan UNICEF bersama peneliti Gibson dan kawan-kawan mengevaluasi pemberian MPASI di negara berkembang. Faktanya, tidak satu pun dari negara-negara tersebut yang mencapai kadar zat besi yang dibutuhkan bayi dan hanya sebagian kecil yang memenuhi kebutuhan kalsium, serta zinknya.(Meiskhe/DC/Dok. M&B)