Saat hamil, naluri keibuan Anda akan muncul. Salah satunya terlihat dari keinginan Anda untuk membereskan rumah agar bersih dan apik. Semua itu tentu sangat baik untuk menyambut kehadiran Si Kecil. Tetapi, begitu Anda menyemprotkan cairan pembersih jendela, Anda mungkin berpikir, “Apakah jika saya menghirup uap cairan pembersih ini, kehamilan saya akan baik-baik saja?”
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa bahan-bahan kimia pembersih yang disemprotkan pada perabotan rumah memberi dampak pada janin. Peter Sly, profesor dokter spesialis anak dari Perth mengatakan, anak-anak yang saat masih di dalam kandungan terpapar banyak zat kimia, memiliki risiko tinggi mengidap alergi dan fungsi paru-parunya pun lebih lemah.
Dalam sebuah studi kasus yang melibatkan lebih dari 14.000 ibu di Inggris, peneliti merumuskan indeks paparan zat kimia alat pembersih rumah tangga. Ibu yang memiliki skor indeks paparan zat kimia tinggi akan memiliki bayi yang lebih sering sakit sepanjang masa kanak-kanak. Ketika Si Anak berusia 8 tahun, fungsi paru-parunya akan lebih rendah dari ukuran normal.
Sayangnya, penelitian tersebut belum menemukan bagaimana atau mengapa janin bisa terkena dampak zat kimia. Dugaan sementara, janin tercemar dari darah ibu atau dari udara yang tercemar yang terhirup melalui napas ibu, sehingga berpengaruh pada paru-parunya. Meski demikian, Anda tidak perlu membuang semua bahan pembersih, sebab produk-produk pembersih ini sebenarnya berguna untuk menjaga kebersihan rumah dari kuman, virus, dan serangga. Anda hanya perlu menggunakannya secara bijaksana.
M&B punya tips untuk mengatasi dilemma Anda ini. Cek artikel Tips Aman Gunakan Bahan Kimia di Rumah. (FR/Aulia/DC/Dok. M&B)