Anak kecil belum mengerti rasa malu. Mereka bahkan tidak peduli telanjang di depan siapa pun dan paling suka berlarian tanpa menggunakan pakaian. Alasannya sederhana saja, telanjang itu lebih sejuk dan nyaman bagi mereka.
Memasuki usia 3 tahun ke atas, anak-anak biasanya mulai memiliki rasa malu atau sadar seksual (mulai tahu bedanya laki-laki dan perempuan). Sejak saat itu pula, Anda perlu membatasi bahwa telanjang benar-benar boleh dilakukan bila memang perlu dan hanya di hadapan sesama jenis.
Anda bisa menjelaskan perubahan ini dengan mengatakan, “Sekarang kan kamu sudah semakin besar, jadi kamu bisa punya privasi, begitu pula dengan Mama.” Tetap terbuka dengan anak dapat meningkatkan perasaan positif mengenai jenis kelaminnya. Misalnya, anak perempuan mungkin bertanya mengapa buah dada ibunya besar dan apakah dadanya akan sebesar itu nantinya. Atau anak laki-laki bertanya mengapa penis ayahnya lebih besar daripada penisnya. Selama Anda dapat memberi jawaban mendidik dan bukan kebohongan atau candaan, anak bisa memiliki pengertian yang baik tentang anatomi tubuh.
Kembali mengenai rasa malu atau segan, Anda juga perlu menjelaskan kepada Si Kecil bahwa tidak semua rasa malu itu buruk. Pada situasi tertentu, rasa malu perlu ada untuk mengontrol kita dalam situasi sosial. Tetapi rasa malu yang disebabkan karena olok-olok dan candaan tidak perlu dipelihara. Dalam catatan ini pula, Anda perlu ingat (dan mengingatkan anggota keluarga yang lain) untuk tidak menertawai atau meledek anggota tubuh Si Kecil, meski hanya bercanda.
Di lain waktu, Anda juga perlu menjelaskan kepada Si Kecil bahwa setiap keluarga memiliki kebiasaan yang berbeda. Karena itulah, meski telanjang di rumah tidak masalah, ia tetap perlu menutup pintu dan tirai saat melakukannya. Dan bahwa ia harus berpakaian ketika ada tamu, bukanlah berarti malu, melainkan karena ia harus bersikap sopan. (FR/Sagar/DC/Dok. M&B UK)