Melatih anak berpikir, berperilaku, dan bersosialisasi sebenarnya tidak sulit. Anda bisa melakukannya lewat permainan, agar apa yang ingin ditanamkan ke anak bisa diterima dengan baik. Bermain pun memiliki hubungan yang sangat lekat dengan kebutuhan psikologisnya.
“Bermain itu fun, tidak membuat stres. Hal tersebut pula yang membuat anak lebih mudah menerima stimulasi yang diberikan. Bermain bagi anak merupakan kegiatan bebas dan spontan, karena dapat dilakukan berdasarkan keinginan sendiri dan bersifat menyenangkan,” papar Saskhya Aulia Prima, M.Psi., psikolog dari TigaGenerasi, dalam acara Peluncuran Mainan Baru Early Learning Centre (ELC) bertajuk "Mainan Edukasi untuk Kekuatan Emosi dan Karakter Anak" di Grand Indonesia West Mall, Rabu (4/11).
Saskhya menjelaskan bahwa pemilihan mainan yang tepat sangat memengaruhi perkembangan karakter anak. Selain itu, permainan yang diberikan dapat mengasah kemampuan anak dalam bereksplorasi. Karenanya, orangtua harus menyediakan permainan yang bervariasi, agar anak bisa lebih banyak mengenal hal baru. Dalam menyediakan permainan untuk anak, orangtua pun sebaiknya peka terhadap perkembangan yang sedang ditunjukkan.
Perlu diingat bahwa perkembangan seorang anak terbentuk secara optimal pada 5 tahun pertama kehidupannya. Hal itu meliputi perkembangan emosi yang melatih anak untuk mengontrol diri, serta perkembangan saraf motorik untuk menstimulasi motorik kasar dan halusnya. Selain itu, terjadi pula perkembangan pengetahuan, seperti warna, suara, dan angka, serta perkembangan sosial yang membantu anak untuk berhubungan baik dengan orang lain.(Deonisia/DC/Dok. M&B)