BABY

3 Hal yang Optimalkan Pertumbuhan Bayi



Setiap anak memang lahir dengan keunikannya masing-masing. Namun dalam mengasah potensi Si Kecil, orangtua harus memerhatikan 2 faktor, yaitu biologis dan pengasuhan. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, 2010, dan 2013, anak Indonesia masih menghadapi situasi yang berisiko. Dari data tersebut diketahui sejumlah fakta bahwa 37 persen anak lahir dari ibu yang anemia saat hamil, 10 persen anak mengalami berat lahir rendah, dan hanya 30 persen anak yang mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan.

Beberapa data pun menunjukkan bahwa Indonesia masih mengalami situasi ganda atau double burden, di mana anak yang mengalami kurang gizi masih cukup tinggi, sekitar 13 persen. Selain itu, anak yang bertubuh pendek ada 37 persen dan di sisi lain, anak dengan kelebihan gizi atau obesitas juga merangkak naik di angka 12 persen.

Menurut Dr. dr. Ahmad Suryawan, Sp.A (K), Ketua Divisi Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RSUD Dr. Soetomo, FK Unair Surabaya, orangtua perlu menyiapkan bekal atau semacam 'pertahanan' untuk menghadapi tantangan ini. Ia juga menegaskan, jika Si Kecil termasuk anak yang lahir berisiko, tumbuh-kembangnya bisa terhambat.

Namun, Anda bisa memperbaikinya dengan memerhatikan 3 hal, yaitu pertumbuhan otak, sistem kekebalan tubuh, dan ketahanan fisik yang kuat. Artinya, anak-anak yang lahir berisiko dan tumbuh-kembangnya terhambat, bisa menyusul anak-anak yang lahir normal, jika orangtua mengejarnya dengan memaksimalkan 3 hal tersebut.

“Ibarat sebuah 'perisai', ini merupakan perlindungan yang tersusun dari 3 sisi, yaitu perkembangan sirkuit otak yang sehat dan kuat, kekebalan tubuh yang mampu melindungi Si Kecil dari paparan negatif, serta ketahanan fisik yang tumbuh maksimal. Tiga hal tersebut akan saling menguatkan, sehingga mereka pun dapat tumbuh dan berkembang optimal,” tutur Dr. Ahmad, dalam seminar media Morinaga, Kamis siang (19/11).

Menurutnya, kekuatan 'perisai' ini ditentukan oleh bahan dasar penyusunnya, yaitu nutrisi yang tepat dan seimbang. Lembaga kesehatan dunia, WHO, saat ini menyarankan agar kebutuhan nutrisi tersebut dipenuhi selama 1000 hari pertama kehidupan atau sejak janin berada dalam kandungan. “Jika kebutuhan nutrisi Si Kecil terpenuhi, ia pun dapat mempertahankan kualitas tumbuh-kembangnya dalam jangka panjang secara optimal,” lanjut Dr. Ahmad. (Aulia/DC/Dok. M&B)