Sebuah penelitianterbaru yang dipublikasikandalam Autism Research mengungkapkan bahwa sejak usia enam bulan, tangisanatau teriakan bayi dapat mendeteksi kemungkinan risiko autisme. Tetapi, deteksi tangisan tersebut tidak dapat didengar oleh telinga biasa, harus menggunakan komputer. Penelitian telah dilakukan pada 39 anak sejak mereka berusia enam bulan. Sebanyak 21 anak di antaranya dinyatakan berisiko autisme karena memiliki keluarga dengan kondisi serupa.
Tangisan mereka kemudian diamati dan ditemukan bahwa tangisan bayi yang memiliki risiko tinggi autisme terjadi lebih sering dan bervariasi dibanding yang tidak. Tangisan yang diteliti tersebut disebabkan oleh rasa sakit, seperti terjatuh atau terbentur. Pada saat mereka berusia tiga tahun, tiga anak pun didiagnosis positif memiliki autisme. Peneliti mengatakan, ketiga anak itu saat bayi memang memiliki tangisan dengan frekuensi tertinggi. Teriakan mereka juga terdengar lebih bising dan tegang saat dibaca oleh komputer.(dina/freedigitalphotos)