TODDLER

Waspada Gangguan Selective Mutism

selective mutism


Apakah Si Kecil sering merasa khawatir dan cemas jika diajak ke luar rumah? Atau ia terlihat sangat tidak nyaman saat bertemu dengan orang baru? Waspadalah! Kecemasan berlebihan seperti itu, bisa membuat Si Kecil mengalami gangguan selective mutism. Definisi selective mutism adalah gangguan bicara yang timbul ketika anak berada di situasi sosial tertentu. Kasus ini umumnya terjadi saat ia memasuki usia pra-sekolah. Seorang anak baru bisa dikatakan mengidap selective mutism, ketika gejala cemas berlebihan menetap sampai 1 bulan lamanya.

“Anak-anak yang mengalami selective mutism selalu merasa ketakutan, hingga banyak dari mereka yang tidak bisa mengungkapkan satu kata pun. Mereka seperti 'dipaksa' menutup mulutnya dan tak mampu membuat tubuhnya berbicara," ungkap Dr. Elisa Shipon-Blum dari Selective Mutism Anxiety Research & Treatment Center di Jenkintown, seperti yang dilansir dari ABC News. Elisa lalu menambahkan, selective mutism terjadi karena adanya kecemasan yang ekstrim. Misalnya, anak berada dalam suatu grup, kelompok sosial, atau lingkungan yang menurutnya sangat asing dan membuatnya cemas.

Gangguan ini sering disamakan dengan sifat pemalu, meski sesungguhnya sangat berbeda. Pada anak pemalu, ia akan mulai berbicara dan mampu mengungkapkan apa yang diinginkan seiring dengan berjalannya waktu, serta adanya penyesuaian diri. Selective mutism tidak terjadi karena anak belum lancar berbicara. Pengidap gangguan ini pada dasarnya ingin berbicara, tapi ia merasa tak berdaya untuk mengungkapkannya.

Belum diketahui persis apa penyebab dari gangguan ini. Namun, peristiwa yang sifatnya traumatis diduga dapat memicu terjadinya selective mutism. Itu sebabnya, anak-anak dengan gangguan ini bisa bertindak normal saat berada di dalam rumah dan bahkan menjadi sangat cerewet. Namun, mendadak sangat pendiam ketika diajak ke luar rumah, karena merasa tidak nyaman. Harus dipahami bahwa memaksa anak pengidap selective mutism berbicara merupakan usaha yang sia-sia. Segera konsultasikan dengan psikolog anak untuk memahami apa yang membuatnya merasa tidak berdaya. Biasanya, dibutuhkan terapi khusus untuk membantu anak melawan kecemasan yang ia rasakan. (Aulia/DC/freedigitalphotos)