oleh dr. Dina Muktiarti, spA(K), UK Alergi Imunologi IDAI Jaya
Angka kejadian penyakit alergi meningkat di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Diagnosis yang tepat dperlukan agar tata laksana yang diberikan sesuai. Diagnosis yang berlebihan akan mengarah ke tindakan penghindaran alergen (zat yang mencetuskan penyakit alergi), terutama alergen makanan, yang berlebihan. Ini dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, karena seringkali banyak protein penting yang dipantang dan membuat pilihan makanan anak terbatas. Menurut dr. Dina Muktiarti, spA(K), dari UK Alergi Imunologi IDAI Jaya mengatakan, apabila penyakit alergi tidak terdeteksi, pertumbuhan anak dapat terganggu akibat seringnya penyakit alergi (misalnya asma, dll) dan dapat juga menurunkan kualitas hidup anak dan keluarga.
Alergi makanan adalah salah satu jenis alergi yang banyak dikaitkan dengan gangguan pertumbuhan. dr. Dina Muktiarti, spA(K) juga memberitahukan, bahwa terdapat 8 hal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan pada anak dengan alergi makanan adalah:
a. Diagnosis terlambat
b. Usia yang sangat muda saat timbul gejala pertama kali.
c. Alergi makanan multiple, terutama pada anak dengan alergi 3 jenis makanan atau lebih.
d. Asupan makanan yang tidak memadai.
e. Gejala yang selalu aktif.
f. Eliminasi banyak jenis makanan dari diet.
g. Eliminasi makanan dengan nilai nutrisi tinggi dari diet.
h. Pantang makanan ekstrim yang dilakukan sendiri.
Berikut dampak alergi terhadap tumbuh kembang anak:
a. 10% anak dengan alergi susu sapi memiliki status gizi yang kurang
b. 20% anak memiliki tinggi badan kurang di awal diagnosis
c. Bayi dengan dermatitis atopik/eksim berisiko memiliki berat dan tinggi badan rendah dibandingkan bayi yang sehat.
d. Anak dengan asma juga berisiko mempunyai gangguan pertumbuhan. Faktor risikonya, adalah usia saat diagnosis, lama dan berat/ringannya asma, gangguan fungsi paru-paru, pemberian steroid oral dengan dosis besar.
e. Kurangnya tidur berkualitas karena gatal, sesak nafas dan hidung tersumbat.
f. Banyaknya jumlah hari tidak masuk sekolah akibat sakit.
Dapat disimpulkan bahwa anak dengan penyakit alergi mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan tumbuh kembang. Penanganan yang komprehensif, termasuk evaluasi tumbuh kembang anak, sangat penting dilakukan agar anak dengan penyakit alergi dapat tumbuh dan berkembang sesuai potensinya. 319/10/2016. (Seva/TW/Dok. Shutterstock)
Nutrilon Royal Soya Copyrights