BABY

Gangguan Pendengaran pada Bayi

gangguan pendengaran


Setiap tahun, tercatat sekitar 0,1 % penduduk Indonesia mengalami gangguan pendengaran sejak lahir. Sayangnya, gangguan ini seringkali baru terdeteksi ketika anak berusia 1 tahun ke atas.

Risiko gangguan pendengaran pada bayi baru lahir meningkat jika saat mengandung, ibu mengonsumsi antibiotik atau pernah menjalani kemoterapi. Selain itu, gangguan pendengaran juga mungkin terjadi pada bayi yang pernah mengidap meningitis, bayi yang memiliki riwayat jaundice, atau bayi yang memakai ventilator lebih dari 5 hari.

Gangguan pendengaran tidak dapat disamakan dengan tuli. Anak yang tuli tidak dapat mendengar sama sekali, bahkan bila dibantu dengan alat bantu dengar sekalipun. Sedangkan anak yang terganggu pendengarannya, masih mungkin mendengar jika memakai alat bantu. Berikut beberapa jenis gangguan pendengaran yang mungkin terjadi pada bayi.

1.Conductive Hearing Loss
Gangguan pendengaran ini disebabkan adanya cacat pada bagian luar atau bagian tengah telinga. Gangguan ini juga bisa timbul saat bayi sakit flu, alergi, atau infeksi telinga. Untungnya, gangguan ini hanya bersifat sementara.

2.Sensorineural Hearing Loss
Gangguan pendengaran ini disebabkan kerusakan pada telinga bagian dalam atau saluran saraf yang membentang dari telinga bagian tengah ke otak. Anak yang menderita gangguan pendengaran ini masih bisa mendengar sayup-sayup. Itu sebabnya, pemahaman anak terhadap bahasa jadi terhambat. Kerusakan saraf yang menyebabkan sensorineural hearing loss ini bisa terjadi pada saat bayi masih di dalam rahim, pada proses persalinan, atau setelah dilahirkan. Gangguan pendengaran ini juga bisa terjadi pada anak yang terserang virus rubella atau meningitis.

3.Central Hearing Loss
Gangguan pendengaran ini terjadi saat anak dapat mendengar suara, tapi tidak dapat menangkap apa yang dikatakan oleh orang yang berbicara dengannya. Gangguan ini terjadi akibat kecelakaan atau adanya tumor yang menyebabkan perubahan pada pusat saraf pendengaran di otak. Gangguan pendengaran ini bisa juga disebabkan karena faktor genetik.

4.Combined Hearing Loss
Gangguan pendengaran ini merupakan perpaduan dari gangguan sensorineural dan conductive hearing loss. (Aulia/OCH/doc.M&B)