Jangan pernah anggap sepele genangan air di sekitar rumah ya, Moms. Soalnya, genangan air dapat menjadi awal penyebaran Aedes aegypti, nyamuk pembawa virus dengue penyebab demam berdarah atau DBD. Sebagai informasi, nyamuk ini berkembang biak di air bersih dan jernih, bukan air kotor. Saat akan bertelur, nyamuk Aedes akan mencari genangan air bersih seperti di bak mandi, ember, kaleng bekas, ban bekas, kolam air dan tempat-tempat genangan air lainnya untuk meletakkan telurnya. Sehari kemudian, telur itu menetas menjadi jentik, lalu berubah jadi nyamuk dewasa pembawa virus dengue.
“Nah, untuk mencegah hal tersebut, Anda wajib menghentikan perkembangbiakan nyamuk Aedes sejak bertelur dengan cara tidak membiarkan ada genangan air di rumah dan lingkungan sekitar Anda,” ujar Tika Bisono, psikolog yang juga duta demam berdarah nasional dalam acara kampanye Gerakan Balikkan Ember oleh Baygon di Grand Hyatt pada awal Maret lalu.
Tika menyatakan, pemberantasan itu dapat dilakukan dengan mempraktekkan 3 M yakni menguras atau membersihkan tempat penampungan air seperti bak mandi dan ember, menutup rapat penampungan air seperti drum dan toren air, dan mendaur ulang atau memanfaatkan kembali barang bekas yang dapat menjadi tempat nyamuk untuk berkembangbiak harus dilakukan secara rutin.
Jadikan pencegahan DBD sebagai gaya hidup
Persoalan tentang DBD sebenarnya bukan hal baru di Indonesia. Setiap tahun dilaporkan ada banyak kasus DBD yang ditemukan hampir di seluruh wilayah di Indonesia, bahkan tidak sedikit orang meninggal karena DBD. Salah satu penyebab tingginya kasus DBD, selain karena pengaruh iklim tropis, juga kesadaran masyarakat untuk mencegah penyebaran nyamuk Aedes aegypti yang masih kurang.
Untuk itu, Tika kembali mengingatkan agar upaya pencegahan harus dijadikan sebagai gaya hidup oleh setiap individu. “Supaya lebih efektif memang harus dijadikan sebagai gaya hidup dan jangan pernah berhenti melakukan pencegahan. Selain itu, tularkan kebiasaan itu kepada orang lain seperti anggota keluarga lebih dulu. Jadilah duta untuk orang-orang sekitar,” kata Tika. Jika anggota keluarga kompak melakukan pencegahan, niscaya risiko penyakit DBD yang ditularkan orang-orang di dalam rumah juga akan berkurang.
Gerakan Balikkan Ember
Menjadikan pencegahan DBD sebagai gaya hidup ternyata telah diterapkan oleh Dian Sastrowardoyo sejak dulu. Contohnya, dengan membalikkan semua ember yang telah digunakan di dalam kamar mandi anak-anaknya. Bahkan, benda apapun yang berbentuk cekung dan berpotensi menjadi tempat genangan air yang ada di rumah ikut dibalikkannya.
Kebiasaan itu pun ditularkan aktris 'Ada Apa Dengan Cinta' itu kepada kedua anaknya dan asisten rumah tangganya, lho Moms. “Saya kadang meminta bantuan anak-anak untuk membalikkan ember yang sudah digunakan. Saya mengingatkan semua asisten rumah tangga supaya setelah memakai ember untuk mencuci, harus diletakkan dalam keadaan terbalik,” tutur duta Baygon itu.
Setelah berhasil mengedukasi anak-anak dan orang-orang di rumah, Dian juga ingin mengajak semua ibu untuk melakukan hal sama seperti yang dilakukannya, yaitu membalikkan ember atau benda tempat air bisa menggenang. Nah, supaya aksi itu lebih terlihat, ia mengajak para ibu untuk mengunggah foto mereka menginjak ember dalam posisi terbalik ke sosial media (Instagram, Twitter, Facebook) dengan menyertakan tagar #BalikkanEmber.
Ia ingin supaya dengan aksi itu ada perubahan pola perilaku yang mencolok dalam keluarga dan masyarakat dan setidaknya bisa mengurangi kasus DBD setiap tahunnya. Ingin mendukung Dian? Yuk, unggah foto Anda sekarang ya! (Meiskhe/HH/dok.SCJohnson)