Pada umumnya, Si Kecil yang mengalami alergi berdampak pada sisi kesehatannya, seperti kulit kemerahan, sesak napas, hingga susah buang air besar. Namun ternyata tidak hanya itu, alergi juga dapat berdampak pada sisi psikologisnya. Menurut psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani, ada beberapa tantangan yang dihadapi anak yang memiliki alergi, baik jangka pendek, menengah hingga jangka panjang.
“Si Kecil merasa dibatasi oleh orangtua, ini yang dapat menyebabkan pertengkaran antara anak dan orangtua,” ujar Anna Surti Ariani. Selain itu, dampak jangka pendek lainnya adalah anak akan sering mengalami kekhawatiran dalam pergaulan. Karena, biasanya di sekolah sering bertukar bekal dengan teman-temannya. Sementara Si Kecil memiliki batasan tertentu perihal makanan yang dikonsumsinya.
Ada juga dampak jangka menengah yang membuat Si Kecil menjadi terus waspada dan menghindari pergaulan karena merasa tidak bisa bebas bertukar bekal dan merasa berbeda dalam hal makanan yang akan dimakannya.
"Anak dengan alergi cenderung kaku. Ia menghindari pergaulan karena merasa dianggap aneh. Kemudian, kepribadiannya akan terpengaruh," kata Anna. Jika hal tersebut terus berlanjut, akan berdampak pada jangka panjang. Si Kecil menjadi rentan depresi karena pergaulannya hanya itu-itu saja.
Untuk menangani hal tersebut, orang tua perlu mengenali sifat anak untuk mengerti pendekatan yang tepat dalam menangani alergi. Jangan lupa untuk menginformasikan kepada sekolah, guru dan teman bahwa Si Kecil memiliki alergi makanan tertentu yang harus dihindari. Dengan demikian, pihak sekolah dan temannya mengerti mengapa Si Kecil menolak makanan yang ternyata dapat menimbulkan alergi. Jangan lupa untuk selalu memberikan semangat kepada Si Kecil bahwa alergi bukanlah suatu kekurangan. (Seva/HH/Dok.Freepik)