Aromaterapi seringkali menjadi pengobatan alternatif yang menggunakan minyak aromatik untuk meningkatkan kesehatan. Menurut University of Maryland Medical Center (UMMC), aromaterapi sangat berguna untuk menghilangkan rasa sakit, meningkatkan mood, dan sarana relaksasi. Dibandingkan dengan teknik penyembuhan lain, aromaterapi memiliki sedikit risiko atau kelemahan. Namun, di balik manfaat yang diberikan, aromaterapi ternyata memiliki beberapa kelemahan. Ibu hamil dan penderita kondisi medis yang serius, perlu berkonsultasi dengan ahli kesehatan dalam penggunaan aromaterapi.
Aromaterapi memang dikatakan dapat menenangkan ibu hamil. Namun ternyata, tidak semua jenis minyak esensial dapat digunakan para ibu hamil. Misalnya, aromaterapi lavender tidak bisa dipakai oleh wanita hamil dengan tekanan darah rendah, karena berfungsi menurunkan tekanan darah. Minyak esensial tertentu juga dikatakan dapat meningkatkan risiko persalinan prematur atau cacat lahir.
Pada beberapa orang, minyak esensial yang digunakan dalam aromaterapi juga dapat menyebabkan reaksi alergi, seperti bersin, mengi atau sesak napas, iritasi kulit, ruam, gatal-gatal, dan serangan asma. UMMC menyarankan para penderita asma akut atau alergi untuk menghindari penggunaan minyak esensial.
Beberapa minyak aromaterapi juga mengandung senyawa yang mirip dengan estrogen. Secara teori, minyak ini dapat merangsang pertumbuhan jaringan payudara, meningkatkan pertumbuhan beberapa jenis kanker, sampai mengurangi pasokan ASI. Karena itu, ada baiknya Anda konsultasikan dengan dokter dan terapis Anda terlebih dahulu sebelum menggunakannya. (Aulia/OCH/freedigitalphotos)