Ada kabar gembira nih, Moms. Kekhawatiran Anda mengenai Si Kecil terkena rubella atau campak Jerman akan berkurang. Pasalnya, Kementerian Kesehatan sudah menambahkan vaksin Measles Rubella (MR) dalam daftar imunisasi wajib nasional untuk anak-anak. Si Kecil yang berusia bayi dan balita, serta anak yang belum bersekolah bisa mendapatkan vaksin ini di Posyandu, Puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya. Sementara yang sudah bersekolah, baik SD dan SMP, akan diberikan di sekolah. Untuk tahun ini, program baru dijalankan di Pulau Jawa. Sementara untuk masyarakat di luar Pulau Jawa, bisa mendapatkannya tahun depan.
Program baru Kemenkes ini dinilai sudah cukup tepat, karena ditemukan 400 kasus warga terkena Rubella pada 2011. Jika tidak ada upaya pencegahan, kemungkinan penderitanya akan semakin bertambah. Dilansir dari halaman Idai.or.id, rubella temasuk penyakit akut, yang menular akibat infeksi virus. Jika mengenai anak, penyakit ini berdampak ringan, berbeda pada ibu hamil. JIka mengenai ibu hamil maka menimbulkan akibat berbahaya, yakni kelainan kongenital pada anak yang disebut Sindrom Kongenital Rubella (SRK).
Rubella pada Anak
Pada anak, umunya penyakit ini berdampak ringan dengan gejala seperti ruam, demam ringan (di bawah 39 derajat Celcius), mual dan konjungtivitis yang ringan. Ruam biasanya diawali dari wajah dan leher sebelum menyebar ke badan dan berlangsung selama 1-3 hari. Selain itu, gejala yang tampak adalah pembesaran kelenjar limfa di belakang kedua telinga dan leher. Setelah anak terinfeksi, virus menyebar ke seluruh tubuh sekitar 5-7 hari. Gejala biasanya baru akan muncul 2 sampai 3 minggu setelah terinfeksi. Periode paling menular adalah pada hari ke 1-5 setelah mulcul gejala ruam.
Manfaat Vaksin MR
Imunisasi MR ini dilakukan agar anak-anak Indonesia, terutama usia 9 bulan sampai 15 tahun mendapatkan kekebalan tubuh terhadap rubella. Selain itu, vaksin bisa mencegah terjadinya rubella dan kecil kemungkinan untuk menularkannya pada orang lain, terutama ibu. Jika ibu hamil bebas rubella maka berkurang juga jumlah anak yang mengalami Sindrom Kongenital Rubella (SKR). (Meiskhe/HH/dok.Freepik)