FAMILY & LIFESTYLE

Perjuangan Cynthia Lamusu & Suami Memiliki Momongan



Menjadi orangtua dari Atharva Bimasena Saputra (Bima) dan Ataya Tatjana Aisyah Putri adalah anugerah terindah bagi Cynthia Lamusu, 39 dan Surya Saputra, 41. Penantian selama 8 tahun akhirnya terbayar.

Kegagalan program inseminasi buatan tidak lantas membuat Cynthia dan Surya mundur. Mereka tetap semangat untuk melanjutkan ke program kehamilan selanjutnya, yaitu bayi tabung. Ternyata upaya terakhir ini berbuah manis. Mereka pun sangat bersyukur dengan kehadiran Bima dan Tatjana dan selalu mengupayakan terbaik untuk memaksimalkan tumbuh kembang Si Kembar. Yuk simak perjuangan mereka merawat kedua buah hatinya!

Bagaimana cerita kehamilan Anda?
Cynthia (C): Kami mengusahakan kehamilan ini 3 tahun terakhir, sejak menikah 8 tahun lalu. Dalam 3 tahun tersebut, kami sudah melakukan 2 kali inseminasi tetapi gagal. Akhirnya saya dan Mas Surya memutuskan untuk melakukan bayi tabung pada awal 2016. Alhamdulillah, upaya kami kali ini berhasil. Dari 7 telur yang diambil, ada 2 yang bagus. Kedua telur ini akhirnya berhasil berkembang dengan sempurna, sehingga kami punya anak kembar. Memang selama mengikuti bayi tabung, saya lebih hati-hati dibandingkan saat melakukan inseminasi. Saat inseminasi dahulu, saya masih menyambi bekerja. Namun kali ini, saya memilih untuk bed rest dan berserah dalam menerima apa pun hasilnya.

Apakah proses persalinan berjalan lancar?
C: Saya mengalami preeklapmsia, sehingga kedua anak ini harus dilahirkan prematur. Saya bisa mengatakan bahwa kami kecolongan. Sindrom ini terdeteksi ketika saya melakukan cek darah pada saat usia kehamilan 33 minggu. Ternyata hasil pemeriksaan menunjukkan, tekanan darah saya tinggi. Selain itu saya juga menunjukkan gejala lainnya, seperti bengkak pada kaki dan tingginya kadar protein pada urine. Akhirnya dokter memutuskan untuk melakukan operasi Caesar keesokan harinya. Kedua buah hati kami pun harus mendapatkan perawatan NICU setelah lahir.

Apakah ikut menemani saat proses persalinan?
Surya (S): Saya meminta izin dokter untuk ikut menemani Cynthia selama persalinan dan dokter pun mengizinkan. Permintaan ini saya ajukan, karena kami sudah berjuang bersama sejak awal. Jadi saya ingin berada di sampingnya saat ia melalui proses ini. Selama operasi berlangsung, saya mengajaknya bicara dan memasang musik agar ia rileks. Tidak lama setelah dilakukan operasi Caesar, Tatjana berhasil keluar diikuti dengan Bima. Kemudian mereka dikeringkan dan dimasukkan ke dalam inkubator. Tidak lupa saya mengkumandangkan adzan kepada buah hati kami. Sedih rasanya melihat mereka harus dipasangkan selang di ruang NICU. Namun saya sengaja tidak langsung memberitahu Cynthia. Saya tidak ingin ia sedih.

Bagaimana kondisi Anda pasca melahirkan?
C: Saya membutuhkan pemulihan pasca operasi, sehingga saya beristirahat pada hari pertama. Namun pada hari kedua, saya gusar karena belum juga melihat anak-anak. Saya pun meyakinkan bahwa saya mampu menemui anak-anak dan bersikeras melakukannya. Setelah melihat mereka berada di inkubator dengan selang yang terpasang di tubuhnya, saya pun langsung menangis. Ternyata mereka sedang berjuang di NICU! Kami pun tidak bisa terlalu senang pada saat itu, mengingat mereka masih berada dalam inkubator. Kebahagiaan baru lengkap setelah Bima akhirnya bisa 'menyusul' Tatjana yang sudah diperbolehkan pulang lebih dahulu. Saat itu tepat pada 22 Desember 2016 dan keluarga kami pun lengkap berkumpul di rumah. Sungguh hadiah yang sangat indah untuk hari ibu!

Apakah Anda menyangka akan memiliki anak kembar laki-laki dan perempuan?
S: Sebelumnya kami memang sepakat untuk memasukkan 2 telur terpilih demi meningkatkan keberhasilan pembuahan. Tidak ada maksud agar menjadi anak kembar! Namun 2 minggu setelah embrio transfer, dokter menyatakan kedua embrio ini berkembang. Salah satunya berjenis kelamin laki-laki, yaitu Bima. Sedangkan yang satunya lagi perempuan, yaitu Tatjana. Tidak seperti Bima yang sudah terdeteksi sejak awal, jenis kelamin Tatjana baru diketahui pada bulan ke-5. Ini sesuai dengan harapan saya! Saya memang ingin memiliki anak laki-laki, agar bisa berolahraga bersama. Tetapi di sisi lain, saya juga menginginkan anak perempuan. Jadi memang pas sekali! Rasanya seperti mendapat hadiah, karena langsung diberikan anak laki-laki dan perempuan setelah menanti 8 tahun.

Apakah tidak ingin menyamakan Bima dan Tatjana seperti bayi kembar pada umumnya?
C: Saya memang tidak mau terlalu menyamakan mereka, baik dari segi pemilihan nama maupun baju. Mungkin karena beda jenis kelamin, jadi tidak terlalu saya samakan dalam berpakaian. Pemilihan nama juga sudah berbeda. Tatjana diambil dari nama Rusia, sedangkan Bima dari tokoh pewayangan.


S: Saya memilih nama Bima, karena suka dengan sosoknya yang solid dan tegas. Ia pun terlahir dengan ukuran badan yang kecil, sama seperti Si Kakak. Tetapi karena meminum susu, ia pun bisa menjadi besar. Harapannya kelak Si Kakak tumbuh sehat, kuat dan menjadi sosok yang tegas dan kokoh seperti karakter Bima. Sedangkan nama Tatjana saya berikan karena terkesan cantik, seksi dan baik. Saya memang sudah suka nama ini sejak dahulu.

Apakah benar Anda memberikan ASI dari pendonor?
C: Ya, kami memilih Tya Ariestya dan Nia sebagai pendonor untuk berjaga-jaga. Tetapi beruntung pada hari ketiga ASI saya sudah keluar. Namun setelah Si Kembar sudah diperbolehkan pulang, kami menggunakan ASI dari pendonor yang lain. Sebab ternyata lebih baik yang beda usia bayinya maksimal 2 bulan. Saat ini, hanya Bima yang masih diberikan ASI dari pendonor.


S: Sedangkan Tatjana diberikan ASI dan susu formula secara bergantian. Sebenarnya ingin full ASI! Tetapi Tatjana minumnya banyak sekali, sedangkan Bima juga sedang mengejar pertumbuhan. Agar kebutuhannya tetap terpenuhi, maka kami menggunakan cara ini.

Bagaimana perawatan Si Kembar?
S: Kami diberitahu agar memberikan perlakuan yang sama sejak awal. Tetapi kalau mereka berdua menangis, Bima yang kami gendong lebih dahulu. Sebab Bima lebih lama berada di NICU, sehingga waktu bertemu dengan kami lebih sedikit dibandingkan Tatjana. Kami melakukannya semata-mata agar ia tidak merasa ditinggalkan.


C: Dokter pun telah mengingatkan untuk ekstra perhatian kepada bayi prematur. Jadi kami sangat memerhatikan sekali, terutama dalam hal kebersihan. Pada 4 bulan pertama, kami tidak pernah membawa Si Kembar keluar dari kamar. Bahkan ke ruang tamu sekalipun! Kami juga sudah memasang air purifier untuk menjaga kualitas udara.

Apa makna kehadiran Bima dan Tatiana untuk Anda?
S: Awal baru, perubahan pola pikir dan prioritas. Mereka menjadi semangat saya untuk semakin giat bekerja. Saya juga sangat bersyukur, karena memiliki istri yang sabar dan tangguh terutama dalam mengurus Si Kecil.


C: Berkah luar biasa! Tidak terpikir akan diberikan buah hati juga. Allah sangat baik kepada kami berdua. Saya akan mendidik mereka dengan sepenuh hati, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi jiwa-jiwa yang terbaik. (Claudia Carla/Seva/TW/Dok. M&B)