Dari sekian banyak kasus anak yang memiliki ADHD (attention deficit hyperactivity disorder), anak laki-laki lebih banyak yang menjadi penyandang ADHD dibanding anak perempuan. Mereka biasanya bersikap sangat aktif, impulsif, dan kurang bisa memperhatikan lingkungan sekitar. Sikap seperti itu sering dianggap menggangu bagi beberapa orang, termasuk di sekolah.
Namun ternyata, ADHD juga bisa dimiliki anak perempuan dengan alasan dan tanda yang berbeda. Jika anak laki-laki perlu menemukan cara agar dirinya tenang, anak perempuan cenderung menunjukkan sikapnya dalam membantu teman-teman, khususnya saat di kelas. Hal ini membuat para guru memiliki pemikiran berbeda pada anak perempuan dan anak laki-laki yang memiliki ADHD.
Alasan lainnya, meski tidak disengaja namun orang tua memiliki harapan lebih pada anak perempuan. Mereka mengharapkan anak perempuan untuk lebih rapi dan teratur, bisa mendapatkan nilai bagus dengan tetap bersikap santai. Hal ini membuat mereka berusaha menghindari masalah dan lebih bekerja keras untuk mencapai harapan orang tua mereka.
Karenanya, ada beberapa tanda yang bisa Anda perhatikan untuk mengetahui apakah anak perempuan Anda sebenarnya memiliki ADHD. Berikut di antaranya:
1. Ketika mengerjakan PR, mereka akan membutuhkan waktu lebih banyak dari seharusnya, bahkan selesai pada tengah malam. Hal ini bisa terganggu karena anak tersebut lebih sibuk browsing internet atau membaca buku untuk mencari jawaban atas PR-nya.
2. Meski sudah belajar dan mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian, namun hasilnya belum memuaskan. Mereka cenderung tidak efisien dengan apa yang sudah dilakukan.
3. Anak perempuan dengan ADHD memiliki pemahaman membaca yang lemah. Mereka bisa mendapatkan fakta-fakta dari sebuah teks, tetapi tidak bisa membuat gagasan yang berkaitan dengan bacaannya. Anak tersebut juga tidak memperhatikan detail atau rincian dari instruksi sebuah tugas atau tes.
4. Anak tersebut tidak pintar dalam berteman atau bergaul dengan orang lain. Hal ini disebabkan ketidakmampuan mereka dalam membaca situasi sosial atau mengikuti sebuah percakapan. Teman-temannya pun akan menolak atau mengisolasi, bahkan mengolok-olok anak perempuan tersebut.
5. Salah satu tanda klasik yang dimiliki anak perempuan dengan ADHD adalah mereka memiliki teman seumuran atau orang dewasa yang memaklumi setiap perilakunya. Salah satunya mereka melupakan hal-hal yang dibutuhkan, seperti pulpen atau sepatu baletnya.
6. Tanda lainnya, anak tersebut sering melakukan kesalahan atau keliru dalam menempatkan benda-benda yang dipakai secara teratur. Seperti meletakkan gagang telepon atau menyimpan kunci.
7. Bagi anak perempuan yang memiliki ADHD, mereka akan lebih sering berbicara tanpa henti.
8. Bukan dengan perilaku yang aktif dengan memanjat seperti anak laki-laki, anak perempuan dengan ADHD akan lebih sering membantu teman dan lebih cerewet di kelas. Mereka lebih menunjukkan perilaku yang menyatu dengan lingkungan sosialnya.
9. Dengan memiliki sikap yang menyenangkan, anak tersebut memiliki teman yang banyak. Namun, ia akan tampak cemas atau gelisah ketika mengatur aktivitasnya. Pada situasi tersebut, teman-temannya akan membantu anak ADHD dalam membuat keputusan, menemukan barang-barangnya dan membuat segala hal menjadi lebih teratur.
10. Pada beberapa situasi, anak ADHD memiliki gagasan yang hebat dan ingin segera melakukannya. Namun, ia tidak menyelesaikan hal lain yang sudah dia lakukan sebelumnya.
11. Ketika dibutuhkan, anak tersebut akan lebih sering terlambat atau menunjukkan ketidaksiapannya.
12. Perilaku hiperaktif yang ditunjukkan anak perempuan dengan ADHD adalah saat mereka memiliki kegiatan ekstrakulikuler yang banyak, seperti berenang, sepak bola, atau klub sekolah lainnya.
13. Anak perempuan yang memiliki ADHD tidak memahami konsekuensi dari perilakunya.
14. Salah satu tanya yang cukup terlihat pada anak perempuan dengan ADHD adalah ketika mereka mengalami perubahan suasana hati. Ada saat ketika mereka bersemangat dalam melakukan kegiatan. Mereka juga bisa memiliki perasaan kacau hanya karena sebuah komentar santai yang dianggapnya sebagai sindiran.
Jika anak perempuan Anda sering menunjukkan perilaku seperti di atas, mungkin perlu dikonsultasikan pada dokter psikolog anak. Hal ini untuk mengantisipasi ADHD pada diri sang anak dan bisa diatasi sedini mungkin. (Vonia Lucky/TW/Dok. Freepik)