Bentuk alergi pada anak-anak bisa dalam berbagai bentuk, seperti alergi telur, laktosa atau debu. Namun Ivy Angerman, seorang anak berusia 18 bulan dari Minnesota memiliki alergi yang sangat langka. Ia hanya bisa bertahan sekitar 15 detik dengan air sebelum kulitnya berubah menjadi melepuh dan dia pecah menjadi ruam.
Awalnya, Brittany dan Dan sebagai orang tua Ivy merasa prihatin saat kulit anak perempuan mereka menjadi merah saat mandi. Mereka mengasumsikan bahwa buah hati mereka mengalami alergi terhadap sabun atau sampo.
Kemudian, mereka membawa Ivy ke dokter dan baru diketahui bahwa anak tersebut mengalami alergi pada air biasa. Alergi yang cukup langka ini bernama urtikaria aquagenik, dengan 50 kasus yang tercatat di seluruh dunia.
Mulai saat itu, anak perempuan ini hanya dibersihkan dengan sanitiser tangan dan tisu basah anti bakteri. Waktu mandinya pun hanya satu minggu sekali, itu pun menjadi saat yang sangat menyakitkan bagi Ivy juga kedua orang tuanya. “Saya secara efektif membersihak putri saya dengan pemutih,” kata Nyonya Angerman kepada Metro.
Kondisi ini membuat Ivy bahkan tidak bisa menangis, karena saat air matanya jatuh dapat menyebabkan wajahnya melepuh seketika. Saat dia berkeringat, maka akan muncul ruam di seluruh tubuhnya. Hal tersebut membuat Ivy juga harus berhati-hati untuk tidak keluar saat hujan.
Pemberiaan antihistamin cukup membantu mengatasi alergi yang dialami anak tersebut. Namun, ibu dan ayahnya hanya akan memberikan saat alergi sedang kambuh saja. Hal ini untuk mengantisipasi agar tubuh Ivy tidak kebal terhadap obat tersebut.
Brittany dan Dan hanya bisa berharap agar anak mereka tetap bisa minum air putih biasa. Menurut informasi yang mereka dapatkan, para penderita alergi tersebut hanya bisa mengonsumsi soda rendah gula atau cairan lainnya agar tetap terhidrasi. Alergi urtikaria aquagenic ini sendiri masih sangat terjadi dan membuat pencarian informasi menjadi sangat sulit.
Dengan keadaan Ivy yang seperti ini tentu membuat kedua orang tuanya khawatir dengan masa depan anak tersebut. Sang ibu merasa takut jika anaknya akan terintimidasi atau dikucilkan jika sudah masuk sekolah nanti. Karenanya, mereka mengusahakan penyembuhan Ivy secepatnya dan meminta bantuan melalui GoFundMe sehingga kondirinya pun bisa menjadi lebih baik saat sudah besar nanti. (Vonia Lucky/TW/Dok. GoFundMe)