Tidak bisa dibayangkan pastinya betapa sedih hati Anda dan pasangan ketika harus kehilangan buah hati tercinta, apakah itu akibat keguguran atau bayi tidak bisa tertolong setelah dilahirkan. Salah satu dampak trauma kehilangan anak adalah timbulnya kekhawatiran untuk hamil dan punya anak kembali. Meskipun sudah berselang lama waktunya, pengalaman traumatis ini umumnya tidak akan begitu mudah dilupakan, apalagi jika meninggalkan luka yang mendalam secara psikologis.
Kendati dampak negatif kehilangan anak juga dirasakan suami, efek yang dirasakan oleh istri jauh lebih besar. Sebagai seorang ibu yang telah menjalani kandungan selama beberapa bulan, kehilangan buah hati menyebabkan munculnya berbagai emosi negatif, dan bahkan bisa membuat Anda berubah kepribadian, misalnya dulu periang kini menjadi kerap murung dan merasa cemas.
Pemulihan wajib didukung suami. Sayangnya, para suami biasanya kurang menyadari bahwa istri butuh waktu lama untuk pulih. Akibatnya, mereka bisa merasa tertekan dan dan frustrasi sehingga berdampak pada memburuknya hubungan suami-istri. Jadi, mintalah suami untuk bersabar dan memahami kondisi Anda yang tengah melewati masa-masa sulit ini.
Coba untuk berhubungan intim lagi tanpa dibebani rasa takut. Anda bisa menggunakan alat kontrasepsi jika masih belum siap punya anak. Mulailah menyelaraskan emosi dengan mengajak suami berdiskusi membahas masa depan Anda berdua.
Ada banyak juga cara lainnya yang bisa Anda lakukan untuk mengalihkan perhatian dari rasa sedih. Mulailah dari hal-hal sederhana seperti meluangkan waktu untuk diri sendiri, bertemu dengan sahabat untuk berbincang dan makan siang, menekuni hobi lama, atau mengikuti aktivitas baru. Sibukkan diri Anda dengan hal-hal positif. Dekatkan diri dengan Tuhan, pikirkan cara yang bisa membuat Anda merasa nyaman dan bisa berpikir logis. Jika perlu, lakukan berdua dengan suami, sehingga Anda bisa lebih bahagia menjalani kehidupan bersama pasangan ke depannya.
Berikut tips untuk atasi trauma yang Anda alami:
1. Sadari bahwa Anda perlu melakukan penerimaan. Menerima dan memahami emosi, alih-alih memaksa untuk melupakan pangalaman traumatis akan memberi arti baru untuk hidup Anda dan membuat Anda bisa menjalani hidup dengan lebih tenang.
2. Rajut kembali hubungan yang berkualitas dengan pasangan. Bekerjasamalah mengatasi rasa trauma . Bicarakan perasaan Anda dan bahas permasalahan dengan baik.
3. Jika perlu, berkonsultasilah dengan psikolog untuk membantu mengatasi rasa trauma Anda.
4. Lakukan kegiatan-kegiatan baru untuk lebih bisa mengaktualisasi diri Anda, seperti olahraga, bekerja, membuka usaha, ikut seminar, dan sebagainya. (M&B/SR/SW/Dok. Freepik)