Sebagian besar ibu baru menyatakan mengalami kesulitan untuk melibatkan pasangannya dalam mengurus Si Kecil. Padahal, kondisi tersebut biasanya terjadi karena tidak adanya komunikasi yang baik di antara Anda dan suami. Perlu diketahui, bahwa sama seperti Anda, pasangan juga ingin selalu memberikan yang terbaik bagi anaknya. Hanya saja, ia tidak tahu apa yang harus dilakukan dan seringkali menjadi canggung dengan banyaknya 'aturan' yang Anda buat setelah kehadiran Si Kecil. Untuk mengatasinya, lakukan beberapa hal berikut ini:
Ungkapkan keinginan Anda
Anda pasti pernah mengalami stres saat dituntut untuk bisa menyelesaikan semua pekerjaan kantor dan rumah tangga, serta membagi waktu untuk pasangan. Namun Anda mampu melewatinya dengan baik, karena semua hal yang Anda rasakan bisa dibicarakan bersama pasangan. Lalu mengapa setelah Si Kecil lahir, Anda harus merasa lebih stres? Padahal kunci untuk mengatasinya tetap sama, yakni komunikasi. Luangkanlah waktu untuk berbicara dari hati ke hati dengan pasangan mengenai perubahan apa saja yang mungkin terjadi setelah kehadiran Si Kecil. Ungkapkan pula keinginan dan harapan Anda kepadanya.
Ciptakan waktu berkualitas
Beberapa bulan setelah Si Kecil lahir, Anda mungkin merasa tidak memiliki waktu untuk melakukan hal lain, kecuali mengurusnya. Meskipun begitu, berusahalah untuk tetap menjaga komunikasi dengan pasangan setiap harinya. Anda dapat meluangkan waktu untuk mengobrol di pagi hari sebelum pasangan pergi bekerja dan Si Kecil masih tidur. Sesekali, Anda juga bisa menitipkan anak kepada orang yang dipercaya, seperti orangtua atau mertua, untuk menghabiskan waktu berdua dengan pasangan. Hal ini dibutuhkan untuk terus menjaga kemesraan Anda dan pasangan.
Beri kesempatan
Beberapa ayah baru umumnya langsung melibatkan diri untuk mengurus bayinya segera setelah ia dilahirkan. Mereka pun terlihat nyaman saat menggendong dan menenangkan bayinya, serta mengajaknya bermain. Tindakan ini biasanya lebih banyak dilakukan oleh pria yang pasangannya melahirkan secara caesar. Secara natural, ia akan mengambil alih tugas untuk mengurus bayi, sementara Anda melakukan proses penyembuhan. Namun, sesekali ia juga akan meminta panduan Anda dalam merawat Si Kecil. Cukup beritahu pasangan mengenai apa yang sebaiknya dilakukan dan biarkan ia menyelesaikannya sendiri. Tunjukkan kalau Anda memang membutuhkannya dan tidak perlu berusaha menjadi supermom.
Percaya pasangan
Sebagai seorang ayah baru, pasangan Anda mungkin akan menjadi sangat sensitif jika mendapatkan kritik mengenai bagaimana cara ia mengurus bayi. Mereka pun jadi mudah menyerah dan tidak percaya diri saat ingin melakukan sesuatu kepada bayinya. Contohnya, saat Anda mengkritik cara pasangan menggendong bayi. Ia yang tadinya sudah cukup mahir menggendong bayi, bisa jadi ragu dan tidak berani untuk melakukannya lagi.
Oleh karena itu, berusahalah untuk tidak mengkritik pasangan Anda terus-menerus. Biarkan ia mengembangkan parenting skill-nya dengan caranya sendiri. Percayalah! Kecuali menyusui, pasangan Anda pasti bisa mengurus Si Kecil dengan baik, sama seperti yang Anda lakukan. Anda dapat jalan-jalan sejenak untuk menghirup udara segar atau bertemu dengan teman baik di kafe dekat rumah Anda, sementara pasangan melakukan bondingdengan Si Kecil. Kegiatan ini pasti akan memberikan dampak baik bagi Anda berdua. (M&B/SW/Dok. Freepik)