Sebagai orangtua, Moms dan Dads mungkin pernah mendengar istilah helicopter parenting. Ini adalah sikap orangtua yang mendorong anaknya untuk berprestasi di luar bidang akademik. Si Kecil akan dituntut dengan berbagai les seperti les piano, balet, gitar, dimasukkan ke sanggar, dan lainnya.
Kini, ketika orang-orang yang dididik dengan helicopter parenting ini menjadi orangtua, mereka cenderung memiliki gaya asuh lainnya. Maka sekarang, istilah drone parenting yang lebih dikenal para Moms dan Dads, khususnya para generasi milenial.
Mengasuh Dengan Demokratis
Lalu, apa artinya drone parenting? Drone sendiri adalah pesawat kecil tanpa awak yang berbentuk mirip helikopter. Drone bebas bergerak sendiri di angkasa, namun tetap dikontrol oleh pengemudi menggunakan sebuah remote.
Situs Huffington Post mencatat bahwa drone parenting memberikan kebebasan bagi anak-anaknya untuk memilih kegiatan yang mereka sukai. Si Kecil juga dibolehkan mengatur jadwal dan memberi kebebasan yang lebih untuk melakukannya.
Bukan Mengekang, Tapi Mengawasi
Mereka tidak memaksa Si Kecil untuk mengikuti les ini-itu, namun semua disesuaikan dengan kehendak dan kreativitasnya. Demokratis adalah ciri dari para drone parents, yang ternyata mereka justru lebih protektif pada kegiatan sang anak.
Melalui teknologi, Anda dapat mengontrol Si Kecil ke mana pun ia pergi. Anda dapat memantau kegiatan-kegiatannya melalui gadget yang dihubungkan dengan GPS tracker. Kini, ada banyak pilihan aplikasi dan alat yang dapat dipilih untuk ‘mengawasi’ Si Kecil.
Sebagai orangtua masa kini, memberi kebebasan bagi anak adalah wajib hukumnya. Biarkan ia mengeksplorasi kemampuannya dan menemukan ide-ide baru. Namun, tetaplah ada di sampingnya dan siap sedia untuk membimbing. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)